Doa

Dari In-Christ Wiki, Wiki Kristen Indonesia
Langsung ke: navigasi, cari

Doa adalah suatu tindakan menghubungkan diri dengan Tuhan dengan, atau tanpa perkataan; percakapan antara Allah dan manusia diberitakan dalam PL (mis. Abraham, Kej. 15:1-6; Musa, Kel. 3:1-4; 33:11; para nabi. 1Sam. 3:4-9).

Doa dalam PL mencakup permohonan, syafaat, pengakuan, dan pengucapan syukur. Ada ditentukan jam-jam dan hari-hari tertentu untuk doa. Dalam PB diceritakan tentang Yesus yang sering berdoa kepada Bapa-Nya dan mengajarkan Doa Bapa Kami kepada murid-murid-Nya (Mat. 6:9-13; Luk 11:2-4). Surat-surat dalam PB mengajarkan bahwa doa kepada Allah dilakukan melalui Kristus (Rm. 1:8).

Doa dalam PB mencakup pujian (Kis. 2:47), pengucapan syukur (1Kor. 14:16-17), dan permohonan (Flp. 4:6). Doa tidak dipandang sebagai memaksa Allah untuk bertindak, tetapi sebagai memohon agar jadilah kehendak Allah dan datanglah Kerajaan-Nya.

kamus Browning

Daftar isi

Pengantar

Dalam Alkitab doa adalah kebaktian mencakup segala sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah. Orang Kristen berbakti kepada Allah jika ia memuja, mengakui, memuji dan mengajukan permohonan kepada-Nya dalam doa. Doa sebagai perbuatan tertinggi yg dapat dilakukan oleh roh manusia, dapat juga dipandang sebagai persekutuan dengan Allah, selama penekanannya diberikan kepada prakarsa ilahi. Seseorang berdoa karena Allah telah menyentuh rohnya. Dalam Alkitab doa bukanlah suatu 'tanggapan wajar dari manusia', karena 'apa yg dilahirkan dari daging adalah daging' (Yoh 4:24). Sebagai akibatnya, Tuhan tidak 'mengindahkan' setiap doa(Yes 1:15; 29:13). Ajaran Alkitab mengenai doa menekankan sifat Allah, perlunya seseorang berada dalam hubungan penyelamatan atau dalam hubungan perjanjian dengan Dia, lalu secara penuh masuk ke dalam segala hak istimewa dan kewajiban dari hubungan dengan Allah.

Berdoa dengan efektif

Nas : 1Raj 18:42-45

Ayat: "Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu ia berkata kepada bujangnya, 'Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut.' Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata, 'Tidak ada apa-apa.' Kata Elia, 'Pergilah sekali lagi.' Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu, 'Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.' Lalu kata Elia, 'Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.' Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat."

Doa mengacu kepada komunikasi beraneka segi di antara orang percaya dengan Tuhan. Di samping kata "doa" dan "berdoa," kegiatan ini diuraikan sebagai berseru kepada Allah (Mazm 17:6), berseru kepada nama Tuhan (Kej 4:26), berseru dengan nyaring kepada Tuhan (Mazm 3:5), mengangkat jiwa kepada Tuhan (Mazm 25:1), mencari Tuhan (Yes 55:6), menghampiri takhta kasih karunia dengan keberanian (Ibr 4:16), dan mendekati Allah (Ibr 10:22).

ALASAN-ALASAN UNTUK BERDOA

Alkitab memberikan aneka alasan yang jelas mengapa umat Allah harus berdoa.

  1. Pertama dan utama, orang percaya diperintahkan oleh Allah untuk berdoa. Perintah untuk berdoa diucapkan oleh para pemazmur (1Taw 16:11; Mazm 105:4), nabi (Yes 55:6; Am 5:4,6), rasul (Ef 6:17-18; Kol 4:2; 1Tes 5:17), dan Tuhan Yesus sendiri (Mat 26:41; Luk 18:1; Yoh 16:24). Allah ingin bersekutu dengan kita; melalui doa kita memelihara hubungan dengan Allah.
  2. Doa merupakan mata rantai penting untuk menerima berkat dan kuasa Allah, dan penggenapan dari janji-janji-Nya. Banyak nas Alkitab menggambarkan prinsip ini. Yesus, misalnya, berjanji bahwa para pengikut-Nya akan menerima Roh Kudus apabila mereka tekun dalam meminta, mencari, dan mengetuk pintu Bapa sorgawi (Luk 11:5-13). Jadi, setelah kenaikan Yesus, para pengikut-Nya bersatu dalam doa terus-menerus di ruang atas (Kis 1:14) hingga dengan kuasa (bd. Kis 1:8) Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta (Kis 2:1-4). Ketika para rasul berkumpul setelah mereka ditawan dan dibebaskan kembali oleh para pejabat Yahudi, mereka sungguh-sungguh berdoa agar Roh Kudus memberikan keberanian dan pengaruh ketika mengucapkan firman-Nya. "Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan Firman Allah dengan berani" (Kis 4:31). Rasul Paulus sering kali mohon bantuan doa bagi dirinya, karena sadar bahwa pelayanannya tidak akan berhasil terkecuali orang Kristen ikut mendoakan dirinya (mis. Rom 15:30-32; 2Kor 1:11; Ef 6:18-20; Fili 1:19; Kol 4:3-4). Yakobus menyatakan dengan jelas bahwa kesembuhan jasmani dapat dialami seorang percaya sebagai tanggapan atas "doa yang lahir dari iman" (Yak 5:14-15).
  3. Dalam rencana keselamatan bagi umat manusia, Allah telah menetapkan bahwa orang percaya menjadi rekan sekerja dengan-Nya dalam proses penebusan. Dalam arti tertentu Allah telah membatasi diri-Nya pada doa umat-Nya yang kudus, percaya, dan tekun. Ada banyak hal yang tidak tercapai dalam kerajaan Allah tanpa doa syafaat orang percaya. Misalnya, Allah ingin mengirim pekerja-pekerja menuai panen Injil; Kristus mengajarkan bahwa maksud Allah sepenuhnya dalam hal ini hanya akan tercapai dengan doa umat-Nya, "Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (Mat 9:38). Dengan kata lain, kuasa Allah untuk melaksanakan banyak maksud-Nya dibebaskan hanya melalui doa umat-Nya yang sungguh-sungguh demi kemajuan kerajaan-Nya. Apabila kita gagal untuk berdoa, kita mungkin menghalangi tergenapinya maksud penebusan Allah, baik bagi diri kita secara pribadi maupun bagi gereja sebagai tubuh.

SYARAT-SYARAT UNTUK BERDOA DENGAN EFEKTIF

Agar doa kita efektif, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.

  1. Doa kita tidak akan dijawab kecuali kita memiliki iman yang tulus dan sejati. Yesus mengatakan dengan tegas, "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu" (Mr 11:24). Kepada ayah anak yang dirasuk setan Yesus mengatakan, "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya" (Mr 9:23). Penulis Ibrani mendorong kita untuk "menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh" (Ibr 10:22), dan Yakobus menasihatkan kita bila meminta untuk "sama sekali jangan bimbang" (Yak 1:6; bd. Yak 5:15).
  2. Doa juga harus dipanjatkan dalam nama Yesus. Yesus sendiri menyatakan prinsip ini ketika mengatakan, "Apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya" (Yoh 14:13-14). Doa kita hendaknya diselaraskan dengan oknum, sifat, dan kehendak Tuhan kita.
  3. Doa hanya bisa efektif apabila dipanjatkan sesuai dengan kehendak Allah yang sempurna. "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak- Nya" (1Yoh 5:14). Salah satu permohonan dalam pola doa Yesus, Doa Bapa Kami, membenarkan prinsip ini, "Jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga" (Mat 6:10; bd. Luk 11:2; perhatikan doa Yesus sendiri di Taman Getsemani, Mat 26:42). Dalam banyak hal kita mengetahui kehendak Allah karena Ia telah menyatakannya dalam Alkitab. Kita bisa yakin bahwa setiap doa yang sungguh-sungguh dilandaskan pada janji-janji Allah dalam Firman-Nya akan benar-benar efektif. Elia yakin bahwa Allah Israel akan menjawab doanya dengan api dan kemudian dengan hujan karena firman nubuat Tuhan telah sampai kepadanya (1Raj 18:1), dan ia sangat yakin bahwa tidak ada satu pun dewa kafir yang lebih besar atau setingkat kuasanya dengan Tuhan Allah Israel (1Raj 18:21-24). Pada saat lain, kehendak Allah menjadi jelas hanya waktu kita dengan sungguh-sungguh berusaha untuk mencarinya; kemudian ketika kita sudah mengetahui kehendak-Nya mengenai hal tertentu, kita dapat berdoa dengan keyakinan dan iman bahwa Allah akan menjawab.
  4. Kita bukan hanya harus berdoa sesuai dengan kehendak Allah, kita juga harus berada dalam kehendak Allah itu jikalau kita mengharapkan Dia mendengar dan menanggapi kita. Allah akan memberikan hal-hal yang kita minta dari-Nya hanya jika kita mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Rasul Yohanes dengan tegas menyatakan, "Apa saja yang kita minta, kita memperolehnya daripada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya" (1Yoh 3:22). Menaati perintah-perintah Allah, mengasihi, dan menyenangkan-Nya merupakan syarat-syarat mutlak agar menerima jawaban atas doa-doa kita. Ketika Yakobus menulis bahwa doa orang benar sangat besar kuasanya, yang dimaksudkannya ialah baik seorang yang telah dibenarkan karena imannya kepada Kristus maupun yang hidupnya benar, takut, dan taat kepada Allah -- seperti nabi Elia (Yak 5:16-18; bd. Mazm 34:14-15). Bahkan dalam PL telah ditekankan hal yang sama. Allah menjelaskan bahwa doa-doa Musa bagi orang Israel itu efektif karena ketaatannya dalam hubungan dengan Tuhan dan kesetiaan Musa kepada-Nya. Sebaliknya, pemazmur mengatakan bahwa jikalau ada niat jahat dalam hati, Tuhan tidak akan mendengarkan doa kita (Mazm 66:18). sikap semacam inilah yang menjadi alasan utama Tuhan tidak mendengarkan doa orang Israel yang menyembah berhala dan jahat (Yes 1:15). Tetapi apabila umat Allah bertobat dan meninggalkan semua kebiasaan buruk mereka, Tuhan berjanji akan mendengarkan mereka kembali, mengampuni dosa-dosa mereka dan memulihkan negeri mereka (2Taw 7:14; bd. 2Taw 6:36-39; Luk 18:14). Perhatikan bahwa doa imam besar untuk memohon pengampunan bagi dosa-dosa bangsa Israel pada Hari Pendamaian tidak akan didengar sebelum keadaannya yang berdosa disucikan (lih. Kel 26:33).
  5. Akhirnya, agar doa kita efektif kita haruslah tekun. Inilah pokok utama dalam perumpamaan janda yang gigih (lih. Luk 18:1-7). Petunjuk Yesus untuk "meminta ... mencari ... mengetuk" (Mat 7:7-8) mengajarkan ketekunan dalam berdoa. Rasul Paulus juga mendorong kita untuk bertekun dalam doa. Demikian pula, orang kudus PL menyadari prinsip ini. Misalnya, hanya selama Musa bertekun dalam doa dengan mengangkat tangan kepada Allah orang Israel menang dalam peperangan melawan bangsa Amalek. Setelah Elia menerima firman nubuat bahwa akan hujan, ia tetap berdoa hingga hujan itu tiba (1Raj 18:41-45). Dalam suatu peristiwa sebelumnya, nabi yang ternama ini berdoa dengan gigih dan sungguh-sungguh bahwa Allah akan memberikan hidup kembali kepada putra janda di Sarfat yang telah mati hingga Tuhan menjawab doanya (1Raj 17:17-23).

UNSUR-UNSUR DAN METODE-METODE ALKITABIAH UNTUK BERDOA DENGAN EFEKTIF

  1. Unsur-unsur apakah yang terdapat pada doa yang efektif?
    1. Agar berdoa dengan efektif kita harus sungguh-sungguh memuji dan memuja Allah (Mazm 150:1-6; Kis 2:47; Rom 15:11; lih. art. PUJIAN).
    2. Terkait erat dan tidak kalah penting ialah bersyukur kepada Allah (lih. Mazm 100:4; Mat 11:25-26; Fili 4:6).
    3. Pengakuan sungguh-sungguh akan dosa yang diketahui adalah penting untuk doa yang dipanjatkan dalam iman (Yak 5:15-16; bd. Mazm 51:1-19; Luk 18:13; 1Yoh 1:9).
    4. Allah juga menyuruh kita memohon sesuai dengan kebutuhan kita; sebagaimana ditulis Yakobus, kita tidak menerima hal-hal yang diingini karena tidak memohon, atau kita meminta dengan motivasi yang salah (Yak 4:2-3; bd. Mazm 27:7-12; Mat 7:7-11; Fili 4:6).
    5. Kita harus berdoa dengan sangat untuk orang lain (Bil 14:13-19; Mazm 122:6-9; Luk 22:31-32; 23:34; lih. art. DOA SYAFAAT).
  2. Bagaimanakah kita seharusnya berdoa? Yesus menekankan kesungguhan dalam hati kita, karena kita tidak akan didengar karena semua perkataan kosong yang kita ucapkan (Mat 6:7). Kita dapat berdoa dalam hati (1Sam 1:13) atau dengan suara nyaring (Neh 9:4; Yeh 11:13). Kita dapat berdoa dengan memakai kata-kata sendiri atau kata-kata Alkitab. Kita dapat berdoa dengan akal budi atau dengan Roh (yaitu, dalam bahasa Roh, 1Kor 14:14-18). Kita bahkan dapat berdoa dengan mengerang, yaitu tidak menggunakan kata-kata manusiawi (Rom 8:26), dengan mengetahui bahwa Roh akan menyampaikan permohonan itu kepada Tuhan. Cara lainnya lagi ialah dengan menyanyi kepada Tuhan (Mazm 92:2-3; Ef 5:19-20; Kol 3:16). Doa kepada Tuhan yang sungguh-sungguh kadang-kadang disertai dengan puasa (Ezr 8:21; Neh 1:4; Dan 9:3-4; Luk 2:37; Kis 14:23)
  3. Bagaimanakah posisi badan yang terbaik untuk berdoa? Alkitab mencatat ada yang berdoa dengan berdiri (1Raj 8:22; Neh 9:4-5), duduk (1Taw 17:16; Luk 10:13), berlutut (Ezr 9:5; Dan 6:11; Kis 20:36), tidur di pembaringan (Mazm 63:7), tersungkur sampai ke tanah (Kel 34:8; Mazm 95:6), berbaring di tanah (2Sam 12:16; Mat 26:39), dan mengangkat tangan ke sorga (Mazm 28:2; Yes 1:15; 1Tim 2:8).

ANEKA CONTOH BERDOA DENGAN EFEKTIF

Alkitab penuh dengan contoh-contoh doa yang penuh kuasa dan efektif.

  1. Musa memanjatkan banyak doa syafaat yang dikabulkan Allah, bahkan juga ketika sudah mengatakan kepada Musa bahwa Ia akan mengambil tindakan lain (lih. art. DOA SYAFAAT).
  2. Simson yang bertobat berdoa memohon satu kesempatan lagi untuk menunaikan tugas hidupnya mengalahkan bangsa Filistin; Allah menjawab doanya dengan memberinya kekuatan untuk merobohkan kedua tiang penyangga istana di mana mereka sedang merayakan kuasa dewa-dewa mereka (Hak 16:21-30).
  3. Nabi Elia setidak-tidaknya mendapat jawaban atas empat doa penuh kuasa, yang kesemuanya memuliakan Allah (lih. pasal 1Raj 17:1-18:46; bd. Yak 5:17-18).
  4. Raja Hizkia menjadi sakit dan diberi tahu oleh Yesaya bahwa dia akan mati (2Raj 20:1; Yes 38:1). Karena merasa bahwa hidup dan tugasnya belum selesai, Hizkia mengarahkan wajah ke tembok dan berdoa dengan sungguh-sungguh agar Allah memberinya waktu yang lebih panjang; Allah mengutus Yesaya kembali ke Hizkia untuk memastikan bahwa ia akan disembuhkan dan hidup lima belas tahun lagi (2Raj 20:2-6; Yes 38:2-6).
  5. Tidak dapat disangkal bahwa Daniel juga berdoa kepada Tuhan ketika berada di gua singa, memohon pembebasan dari moncong singa-singa itu, dan Tuhan mengabulkan permohonannya (Dan 6:10,16-22).
  6. Orang Kristen mula-mula dengan sungguh-sungguh berdoa agar Petrus dibebaskan dari penjara, dan Allah mengutus malaikat untuk membebaskannya (Kis 12:3-11). Contoh-contoh seperti itu seharusnya memenuhi kita dengan keinginan kudus dan iman untuk berdoa secara efektif sesuai dengan prinsip-prinsip yang diberikan oleh Alkitab.

Dalam PL

Kohler (Old Testament Theology, 1957 hlm 251, catatan 153) mendapati kr 85 doa asli dalam PL. Sebagai tambahan ada kr 60 mazmur lengkap dan 14 bagian mazmur yg dapat disebut 'doa'.

Zaman para Bapak leluhur

Pada zaman Bapak leluhur doa adalah menyeru nama Tuhan (Kej 4:26; 12:8; 21:33), yakni Nama yg kudus itu disebut dalam doa atau permohonan. Karena itu ada hubungan langsung dan keakraban dalam doa (Kej 15:2 dab; 18:23 dab; 24:12-14, 26 dab). Doa juga dihubungkan erat dengan persembahan korban (Kej 13:4; 26:25; 28:20-22) sekalipun penggabungan ini muncul juga pada zaman-zaman yg kemudian. Persembahan doa dalam hubungan korban ini memberi kesan adanya kesatuan antara kehendak manusia dan kehendak Allah, suatu penyerahan dan penaklukan diri manusia kepada Allah. Khususnya hal ini terjadi pada doa Yakub yg dikaitkan dengan janjinya kepada Tuhan. Janji itu, yg pada dirinya adalah suatu doa, menjanjikan pelayanan dan kesetiaan jika berkat yg dicari itu diberikan (Kej 28:20 dab).

Zaman pra pembuangan

1. Pada zaman ini salah satu tekanan utama doa ialah syafaat; memang syafaat juga telah ada pada zaman Bapak leluhur (Kej 18:22 dab). Syafaat khususnya penting dalam doa-doa Musa (Kel 32:11-13, 31 dab; 33:12-16; 34:9; Bil 11:11-15; 14:13-19; 21:7; Ul 9:18-21; 10:10). Ul 30 sebagian besar adalah juga doa syafaat, seperti halnya dengan doa-doa Harun (Bil 6:22-27), Samuel (1 Sam 7:5-13; 12:19, 23), Salomo (1 Raj 8:22-53) dan Hizkia (2 Raj 19:14-19).

Kesimpulannya agaknya demikian, bahwa syafaat itu terbatas pada pribadi-pribadi penting, yg oleh kedudukan yg diberikan Allah kepada mereka apakah sebagai nabi, imam atau raja, memiliki kekuasaan khusus dalam doa sebagai pengantara Allah dan manusia. Tapi Tuhan senantiasa tetap bebas untuk melaksanakan kehendak-Nya; justru ada doa syafaat yg tak berhasil (Kej 18:17 dab; Kel 32:30-35). Dalam Am 7:1-6 'Tuhan menyesal' terhadap perbuatan tertentu sebagai jawaban terhadap syafaat nabi, namun pada ay-ay berikutnya (7:7-8:3) Israel akhirnya diangkut sebagai tawanan. Bahkan Yeremia dilarang mewakili Israel untuk menghadap Allah (Yer 7:16; 11:14; 14:11). Di lain pihak, syafaat Lot (Kej 19:17-23), Abraham (Kej 20:17), Musa (Kel 9:27-33; Bil 12:9 dab) dan Ayub (Ayb 42:8, 10) berhasil. Yg mendasari doa-doa syafaat ini ialah hubungan pribadi yg 'kuat' dengan Allah, yg dimiliki oleh para pengantara itu.

2. Adalah mengherankan bahwa di antara semua peraturan legal dalam Pentateukh tak ada yg menyebut doa kecuali Ul 26:1-15. Juga di sini yg lebih ditekankan ialah rumusan ibadat, bukan doa. Dalam ay 5-11 ada pengucapan syukur, dan dalam ay 13,14 ada suatu pernyataan tentang ketaatan pada masa lalu, tapi hanya dalam ay 15 ada permohonan. Barangkali benar untuk menduga, bahwa korban sering dipersembahkan dengan doa (Mzm 55:14), dan di mana tidak ada doa orang dapat ditegur (Mzm 50:7-15). Di lain pihak sama sekali tidak disebutkan tentang doa di bagian-bagian Pentateukh di mana korban diatur. Hal ini memberi kesan bahwa korban tanpa doa cukup umum.

3. Doa tentu tak dapat diabaikan dalam pelayanan para nabi. Penerimaan penyataan Firman dari Allah sudah melibatkan nabi yg penuh doa ke dalam hubungan dengan Allah. Mungkin sekali bahwa doa bersifat hakiki bagi nabi untuk dapat menerima Firman (Yes 6:5 dab; 37:1-4; Yer 11:20-23; 12:1-6; 42:1 dab). Penglihatan atau wahyu kenabian mendatangi Daniel ketika ia sedang berdoa (Dan 9:20 dab). Kadang-kadang Tuhan membiarkan nabi menunggu untuk waktu yg agak lama dalam doa (Hab 2:1-3). Dari tulisan-tulisan Yeremia kita tahu, bahwa sekalipun doa menjadi syarat hakiki dan realita dalam pengalaman dan pelayanan nabi, namun sering doa mewujudkan suatu latihan roh yg bergejolak (Yer 18:19-23; 20:7-18), dan juga suatu persekutuan yg menyenangkan sekali dengan Allah (1:4 dab; 4:10; 10:23-25; 12:1-4; 14:7-9, 19-22; 15:15-18; 16:19; 17:12 dab).

4. Pada beberapa mazmur ada gabungan dari pola dan spontanitas dalam doa. Disamping doa-doa 'tempat suci' yg formal (ump Mzm 24:7-10; 100; 150) ada doa-doa pribadi untuk mohon: pengampunan (51), bersekutu (63), perlindungan (57), kesembuhan (6), pemulihan nama baik (109), dan doa-doa yg penuh pujian (103). Korban dan doa juga gabung dalam beberapa Mazmur (54:6; 66:13 dab).

Zaman pembuangan

Selama masa pembuangan faktor penting dalam agama bagi orang Yahudi ialah munculnya rumah sembahyang (sinagoge). Bait Suci di Yerusalem telah menjadi puing, dan upacara-upacara di mezbah serta korban-korban tak dapat dilayankan di Babel yg tidak suci itu. Seorang Yahudi kini tidak lagi orang yg telah dilahirkan dalam persekutuan dan menetap di situ, tapi lebih berwujud seseorang yg memilih menjadi Yahudi. Pusat umat beragama adalah rumah sembahyang, dan di antara kewajiban keagamaan yg diterima seperti sunat, berpuasa dan pemeliharaan sabat, maka doa menjadi penting.

Ini tidak dapat dielakkan, karena setiap persekutuan kecil di pembuangan kini tergantung kepada pelayanan sinagoge, di mana Firman dibicarakan dan diterangkan, serta doa-doa dinaikkan. Setelah kembali ke Yerusalem, sama seperti Bait Suci tidak diperbolehkan mengganti sinagoge, atau imam mengganti ahli Taurat, atau korban mengganti Firman yg hidup, demikianlah upacara tidak mengganti doa. Baik di Bait Suci maupun di sinagoge dalam upacara imamat dan pengajaran ahli Taurat, penyembah yg beriman kini mencari wajah Tuhan, mencari kehadiran-Nya secara pribadi (Mzm 100:2; 63:1 dab), dan menerima berkat-Nya dengan ungkapan penyinaran wajah-Nya atasnya (Mzm 80:3,7,19).

Zaman setelah pembuangan

Tidak dapat diragukan bahwa setelah masa pembuangan ada kerangka kebaktian keagamaan, tapi di dalamnya kebebasan bagi perseorangan dijamin. Hal ini nampak dalam diri Ezra dan Nehemia, yg sekalipun mereka menekankan pemujaan dan Taurat, dan upacara serta korban, yaitu segi sosial dari ibadat, namun mereka juga menekankan faktor rohani dalam kesalehan (Ezr 7:27; 8:22 dab; Neh 2:4; 4:4,9), Doa-doa mereka juga mengandung pelajaran (Ezr 9:6-15; Neh 1:5-11; 9:5-38; bnd juga Dan 9:4-19). Di sini boleh dicatat, bahwa mengenai posisi tubuh saat berdoa tidak mempunyai aturan yg tetap (Mzm 28:2; 1 Sam 1:26; 1 Raj 8:54; Ezr 9:5; 1 Raj 18:42; Rat 3:41; Dan 9:3,20). Demikian juga ihwal waktu untuk berdoa; doa bermanfaat pada setiap saat, sama dengan pada jam-jam yg ditetapkan (Mzm 55:17; Dan 6:10). Maka pada zaman setelah pembuangan terdapat campuran dari upacara yg teratur di Bait Suci, kesederhanaan pertemuan di sinagoge, dan spontanitas kebaktian perseorangan.

Jelas adalah sulit untuk membuat sistem doa secara lengkap. Dalam PL memang ada pola-pola bagi doa, tapi tiada aturan yg mengikat yg mengatur baik isinya maupun upacaranya. Doa yg mekanis, doa yg dikurung oleh aturan-aturan yg memaksa, tidak muncul sampai menjelang penutupan zaman antara PL dan PB, seperti dijelaskan oleh Injil-injil. Kemudian, sayangnya, baik melalui korban di Bait Suci di Yerusalem dan melalui pujian, maupun doa dan eksposisi Firman dalam sinagoge di perantauan, dan melalui sunat penyucian sabat, persepuluhan, puasa dan perbuatan-perbuatan yg berlebih-lebihan, orang-orang yg beribadah baik di Bait Suci maupun di sinagoge adalah sama-sama berusaha mendapat imbalan jasa diterima oleh Allah.

Dalam PB

Ada tempat-tempat tertentu dimana ajaran PB tentang doa dikemukakan, tapi sumber pokok dari mana semua ajaran tentang doa mengalir adalah doktrin dan praktik Kristus sendiri.

Injil-injil

1. Ajaran Yesus tentang doa, secara asasi diuraikan dalam perumpamaan-perumpamaan-Nya yg tertentu. Dalam perumpamaan mengenai teman meminjam tiga potong roti tengah malam (Luk 11:5-8), Yesus menekankan keadaan keterdesakan dan kesungguhan dalam doa. Dan dasar yg di atasnya hal ini dibangun ialah kebaikan Allah Bapak (Mat 7:7-11). Perumpamaan tentang hakim yg lalim (Luk 18:1-8) menantang orang untuk terus berdoa, mencakup ketekunan dan kesinambungan. Bahwa Allah tidak serta merta menjawab doa bukanlah karena tak acuh, melainkan karena kasih yg ingin mengembangkan dan memperdalam iman yg pada akhirnya akan dibenarkan.

Dalam perumpamaan tentang pemungut cukai dan Farisi (Luk 18:10-14), Kristus menuntut kerendahan hati dan penyesalan dalam doa, dan mengingatkan bahaya mengagungkan diri. Merendahkan diri dalam doa berarti diterima oleh Allah, meninggikan diri dalam doa berarti menutupi wajah Allah. Kristus mengajarkan kasih dalam doa pada perumpamaan hamba yg tak adil (Mat 18:21-35). Doa yg dijawab Allah ialah doa yg dinaikkan oleh roh yg suka mengampuni. Kesederhanaan dalam doa diajarkan dalam Mat 6:5 dab; 23:14; Mrk 12:38-40; Luk 20:47. Doa harus dibersihkan dari segala kepura-puraan atau kepalsuan. Doa harus lahir dari kesederhanaan hati dan motivasi yg lugu, serta mengungkapkan diri dalam kesederhanaan ucapan dan permohonan.

Tuhan juga menuntut intensitas dalam doa (bnd Mrk 13:33; 14:38; Mat 26:41). Di sini 'berjaga-jaga' dan 'iman' digabungkan dalam kewaspadaan yg celik senantiasa. Tambahan lagi dalam Mat 18:19 dab, kesatuan dalam doa ditekankan. Jika sekelompok orang Kristen yg memiliki pikiran Kristus berdoa dalam Roh Kudus, doa mereka akan dikabulkan. Tapi doa juga harus penuh pengharapan (Mrk 11:24). Doa bersifat percobaan mendapat sedikit; doa berdasarkan iman yg bekerja dalam penyerahan kepada kehendak Allah mendapat banyak (Mrk 9:23).

2. Mengenai sasaran-sasaran doa Yesus tidak banyak berbicara. Ia puas dengan membuat Roh Kudus memimpin murid-murid-Nya dalam doa. Tujuan-tujuan yg Ia harapkan dalam doa dapat ditemukan dalam Mrk 9:28 dab; Mat 5:44; 6:11, 13; 9:36 dab; Luk 11:13.

3. Mengenai cara berdoa Tuhan mengajarkan dua hal penting. Pertama, kini doa harus dinaikkan kepada-Nya, seperti dahulu ketika Ia masih ada di dunia (ump Mat 8:2; 9:18). Seperti dahulu Ia menuntut iman (Mrk 9:23), menguji kesungguhan (Mat 9:27-31), membukakan ketidaktahuan (Mat 20:20-22) dan menganggap diri penuh. dosa (Mat 14:27-31), pada mereka yg meminta kepada-Nya, demikianlah kini Ia berbuat sama dalam pengalaman mereka yg menaikkan doa kepada-Nya.

Kedua, kini doa juga harus dinaikkan dalam nama Kristus (Yoh 14:13; 15:16; 16:23 dab), oleh-Nya kita beroleh jalan masuk kepada Bapak. Berdoa dalam nama Kristus berarti berdoa seperti Kristus sendiri berdoa, dan berdoa kepada Bapak seperti Anak memperkenalkan Dia kepada kita; dan bagi Yesus, pusat yg sebenarnya dalam doa ialah kehendak Bapak. Di sinilah sifat asasi bagi doa Kristiani: suatu jalan masuk yg baru yg menuju kepada Bapak, yg dijamin Kristus bagi orang Kristen, dan doa dalam keselarasan dengan kehendak Bapak karena dinaikkan dalam nama Kristus.

4. Mengenai praktik doa Tuhan Yesus, telah diketahui bahwa Ia berdoa secara tersembunyi (Luk 5:15 dab; 6:12); pada waktu ada pertentangan rohani (Yoh 12:20-28; Luk 22:39-46); dan di kayu salib (Mat 27:46; Luk 23:46). Dalam doa-doaNya Ia mengucapkan syukur (Luk 10:21; Yoh 6:11; 11:41; Mat 26:27), mencari bimbingan (Luk 6:12 dab), mengajukan syafaat (Yoh 17:6-19, 20-26; Luk 22:31-34; Mrk 10:16; Luk 23:34), dan bersekutu dengan Bapak (Luk 9:28 dab). Beban dari doa 'imam besar-Nya' dalam Yoh 17 ialah kesatuan gereja-Nya.

5. 'Doa Bapak Kami' akan dibicarakan lebih lengkap di tempat lain. Di sini cukup ditunjukkan bahwa setelah seruan (Mat 6:9b) menyusullah 6 permohonan (ay 9c-13b). Tiga permohonan pertama dikaitkan dengan nama Allah, kerajaan dan kehendak-Nya, sedang 3 permohonan yg terakhir dikaitkan dengan keperluan makan, pengampunan dan kemenangan. Setelah itu doa ditutup dengan suatu pemuliaan (ay 13c) yg berisi 3 pengumuman mengenai kerajaan Allah, kuasa dan kemuliaan-Nya. Menurut cara inilah kini orang Kristen berdoa.

Kisah para Rasul

Kis menjadi penghubung yg baik sekali antara Injil-injil dan Surat-surat, karena dalam Kis gereja rasuli mempraktikkan ajaran Tuhan tentang doa. Gereja dilahirkan dalam suasana doa (1:4). Sebagai jawaban atas doalah maka Roh Kudus diturunkan atasnya (1:4; 2:4). Doa itu berlangsung menjadi hawa yg dihirup gereja (Kis 2:42; 6:4,6). Dalam pemikiran gereja tetap ada hubungan yg erat antara doa dan kehadiran dan kuasa Roh (Kis 4:31). Pada waktu-waktu krisis terjadi gereja lari kepada doa (Kis 4:23 dab; Kis 12:5,12). Di seluruh Kis para pemimpin gereja muncul sebagai orang-orang yg berdoa (Kis 9:40; 10:9; 16:25; 28:8), yg menuntut supaya orang Kristen berdoa dengan mereka (Kis 20:28, 36; 21:5).

Surat-surat Paulus

Penting sekali bahwa segera setelah Kristus menyatakan diri kepada Paulus di jalan menuju Damsyik, tentang Paulus dikatakan, 'Ia sekarang berdoa' (Kis 9:11). Agaknya inilah pertama kali Paulus menemukan apakah sebenarnya doa itu, sebab begitu dalamnya perubahan hatinya yg diakibatkan oleh pertobatan. Sejak saat itu ia menjadi pendoa. Dalam doa Tuhan berfirman kepadanya (Kis 22:17 dab). Doa ialah ucapan syukur, syafaat, perealisasian kehadiran Allah (bnd 1 Tes 1:2 dab; Ef 1:16 dab). Ia menemukan bahwa Roh Kudus membantunya dalam doa jika ia berusaha untuk mengetahui dan melakukan kehendak Allah (Rm 8:14,26). Dalam pengalamannya ada hubungan yg erat antara doa dan kecerdasan Kristiani (1 Kor 14:14-19).

Doa bersifat hakiki bagi orang Kristen (Rm 12:12). Senjata orang Kristen (Ef 6:13-17) mencakup doa yg diuraikan Paulus sebagai 'segala doa dan permohonan', yg harus dinaikkan 'setiap waktu', dengan 'tiada putusnya' untuk'segala orang kudus' (ay 18). Dan Paulus melaksanakan apa yg ditulisnya (Rm 1:9; Ef 1:16; 1 Tes 1:2); karena itu ia memberi penekanan pada doa jika ia menulis kepada orang-orang yg seiman dengan dia (Flp 4:6; Kol 4:2).

Dalam Surat-suratnya Paulus senantiasa dirasuki doa. Baiklah kita mengamati beberapa dari doanya bertalian dengan isi doa-doa itu.

1. Dalam Rm 1:8-12 ia mencurahkan hatinya kepada Allah sebagai ucapan syukur (ay 8), menekankan pelayanan bagi Kristus dengan rohnya (ay 9a), mendoakan teman-temannya yg di Roma (ay 9b), mengungkapkan keinginannya untuk membagikan kepada mereka suatu karunia rohani (ay 10 dab), dan berkata bahwa dia juga tergantung kepada mereka bagi pembangkitan rohani (ay 12).

2. Dalam Ef 1:15-19 Paulus mengucapkan syukur kepada Allah untuk orang yg bertobat (ay 15 dab), dan berdoa agar mereka boleh menerima Roh, yg oleh-Nya diperoleh pengenalan Allah dan penerangan hati (ay 17,18a), supaya mereka boleh mengetahui harapan panggilan Allah, kekayaan warisan Allah, dan kebesaran kuasa Allah, yg telah diungkapnyatakan dalam kebangkitan Kristus (ay 18b, 19).

3. Dalam Ef 3:14-18 Paulus memohon dengan sangat kepada Bapak (ay 14 dab) bagi sesamanya Kristen, supaya mereka boleh makin bertambah-tambah sadar akan kuasa Allah (ay 16), hingga akhirnya Kristus dapat berdiam di dalam mereka, dan supaya mereka boleh berakar dalam kasih (ay 17), bahwa masing-masing bersama-sama boleh disempurnakan dan dipenuhi dengan kepenuhan Allah (ay 18 dab). Kedua doa 'Efesus' ini dengan cara yg indah dirangkum dalam keinginan Paulus yg tiga macam, yakni kiranya orang Kristen beroleh pengetahuan dan kuasa untuk menerapkan kasih Kristus, yg olehnya mereka sebagai perseorangan dan sebagai kelompok menerima penyempurnaan.

4. Dalam Kol 1:9 dab Paulus berdoa lagi supaya orang percaya mengetahui kehendak Allah melalui hikmat dan pengertian rohani (ay 9), supaya praktik hidup dapat sesuai dengan kepercayaan (ay 10), supaya mereka diberi kuasa bagi praktik hidup mereka (ay 11), dan penuh ucapan syukur terhadap hak-hak dan kedudukan mereka yg istimewa di dalam Tuhan Yesus (ay 12 dab).

Tapi barangkali sumbangan Paulus yg terbesar bagi pengertian doa Kristiani, ialah bahwa ia meneguhkan hubungan doa itu dengan Roh Kudus. Doa sebenarnya adalah suatu karunia pemberian Roh (1 Kor 14:14-16). Orang percaya berdoa 'dalam Roh' (Ef 6:18; Yud 20); karena itu doa adalah kerja sama antara Allah dan orang percaya dalam hal doa diajukan kepada Bapak, dalam nama Anak, oleh dorongan Roh Kudus yg diam di dalam dia.

Surat Ibr, Yak dan 1 Yoh

Surat Ibr memberi sumbangan penting pada pengertian tentang doa Kristiani. Ibr 4:14-16 menunjukkan bagaimana doa bisa mungkin; doa adalah mungkin karena kita mempunyai seorang Imam Besar Agung yg bersifat sekaligus insani dan ilahi, karena kini Ia berada di sorga dan karena apa yg kini sedang Ia lakukan di sana. Jika kita berdoa, maksudnya ialah supaya kita menerima belas kasihan dan kasih karunia. Penunjukkan kepada hidup doa Tuhan Yesus dalam 5:7-10 benar-benar mengajarkan apa doa itu: 'doa-doa' Kristus dan 'permohonan-permohonan'-Nya 'dipersembahkan' kepada Allah, dan dalam pelayanan rohani ini Ia 'belajar taat' dan oleh karenanya 'didengar'. Dalam 10:19-25 tekanan diletakkan pada doa bersama dan tuntutan-tuntutan serta dorongan-dorongan yg terkandung di dalamnya. Tempat doa diuraikan dalam 6:19.

Kitab Yak mempunyai tiga bagian penting tentang doa. Doa pada saat kebimbangan dibicarakan dalam Yak 1:5-8; dorongan-dorongan yg benar dalam doa digarisbawahi dalam 4:1-3; dan pentingnya doa pada waktu sakit dijelaskan dalam Yak 5:13-18.

Dalam Suratnya yg pertama Yohanes menunjukkan cara supaya berani dan berhasil dalam doa (1 Yoh 3:21 dab), sedang dalam 1 Yoh 5:14-16 ia menjelaskan hubungan antara doa dan kehendak Allah, dan menunjukkan bahwa keberhasilan dalam doa khususnya cocok bagi doa syafaat, tapi bahwa keadaan-keadaan memang dapat timbul dimana doa menjadi tak berdaya.

Kesimpulan

Inti ajaran Alkitab tentang doa diungkapkan dengan balk oleh BY Westcott, 'Doa yg benar -- doa yg harus dijawab -- ialah pengakuan dan penerimaan pribadi terhadap kehendak ilahi' (Yoh 14:7; bnd Mrk 11:24). Justru terkabulnya doa yg mengajarkan ketaatan, bukan pertama-tama terletak pada pengajuan permohonan khusus itu, yg dianggap oleh orang yg berdoa sebagai jalan menuju kepada tujuan yg diinginkan, tapi jaminan bahwa apa yg Allah berikan itulah yg paling efektif menuju kepada tujuan tersebut. Demikianlah kita diajar betapa Kristus telah belajar bahwa tiap perincian hidup dan penderitaan-Nya membantu pemenuhan pekerjaan yg untuknya Ia telah datang supaya memenuhinya, sehingga dengan cara demikian Ia 'telah didengar' dengan cara yg paling sempurna. Dalam arti inilah Ia 'didengar bagi ketakutan-Nya kepada Allah'.

KEPUSTAKAAN. H Trevor Hughes, Prophetic Prayer, 1947; F Hailer, Prayer, 1932; J. G. S. S Thomson, The Praying Christ, 1959; Ludwig Kohler, Old Testament Theology, 1957; Th. C Vriezen, An Outline of Old Testament Theology, 1958; H Schonweiss, C Brown, G. T. D Angel, NIDNTT 2, hlm 855-886; H Greeven dll, TDNT 2, hlm 40-41, 685-687; 775-808; 3, hlm 296-297; 5, hlm 773-799; 6, hlm 758-766; 8, hlm 244-245. JGSST/HH

Pertanyaan

Mengapa terdapat versi-versi berbeda tentang Doa Bapa Kami?
Tidak ada bukti mutlak bahwa doa ini diajarkan hanya pada satu peristiwa saja. Matius mencatatnya sewaktu doa ini diajarkan dalam Khotbah di atas Bukit, dan Lukas (yang tidak termasuk dalam kedua belas rasul) menempatkan penyampaiannya ini setelah penutupan penginjilan dalam pelayanan di Galilea, tetapi tidak menyebut tentang waktu atau tempat. Banyak sarjana terbaik menganggap posisi doa dalam Injil Matius tidak historis dan lebih condong kepada Lukas, meskipun sama sekali tidak berarti bahwa Lukas memberikan bentuk aslinya. Kalau diberikan pada lebih dari satu peristiwa, doa ini mungkin memiliki satu bentuk untuk satu kelompok kecil murid, dan bentuk lainnya untuk seluruh kumpulan pengikut Yesus. Dan hal ini mungkin dapat menjelaskan adanya klausa dalam satu versi yang tidak ada dalam versi lainnya. Kata "pelanggaran" bisa secara sederhana dianggap sebagai varian. Lagipula, ada dugaan bahwa Lukas membuat beberapa perubahan dalam ungkapan-ungkapan doa, untuk memperjelas maknanya bagi para pendengar bukan Yahudi. Cyrilus, Uskup Yerusalem, adalah penulis pertama yang dengan sengaja menyebutkan pemakaian Doa Tuhan dalam penyembahan keagamaan, tetapi doa ini biasanya tidak dipakai di gereja-gereja Kristen di masa lampau. Tidak ada bukti kalau doa ini dipakai oleh para rasul. Lukas mengabaikan kidung pujian penutup, dan meski doa ini muncul dalam Injil Matius seperti yang sekarang kita miliki, doa ini tidak terdapat dalam naskah-naskah awal, dan barangkali ini merupakan sebuah penyisipan yang diakibatkan karena digunakan dalam liturgi.
Apakah Allah menjawab doa?
Pastilah Dia menjawab doa, tetapi cara-Nya tidak sama dengan cara kita. Yang terbaik kita hanyalah anak-anak dalam hal-hal rohani. Akan tetapi tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang begitu jelas dan begitu dibuktikan kebenarannya oleh bukti Kristen, bahwa kalau kita berdoa dengan hati yang percaya dan dengan roh yang benar, Dia akan mendengarkan kita dan berbuat apa yang terbaik bagi kita. Tidak ada doa seperti itu yang tidak terjawab. Jawabannya barangkali tidak seperti yang kita harapkan, akan tetapi pasti demi kebaikan dan sesuai dengan tujuan. Profesor Denney berkata: "Ketika kita berdoa dalam nama Yesus, tidak ada yang tak boleh kita minta. Apa pun batasannya, mereka terselubung dalam nama Yesus sendiri. Kita seharusnya tidak meminta di luar nama itu, dan yang tidak tercakup dalam janji di dalamnya. Kita seharusnya tidak meminta kehidupan yang bebas dari kegiatan bekerja, dari penyangkalan diri, dari kesalahpahaman, dari Salib; bagaimana bisa meminta hal-hal seperti itu dalam Nama-Nya? Tetapi dengan mengabaikan batasan-batasan yang terbukti dengan sendirinya, Yesus dengan tegas, sungguh-sungguh dan berulang-ulang menghilangkan setiap batasan lainnya. Tidak ada sesuatu pun yang Yesus letakkan di dalam hati kita yang dengan yakin dapat kita doakan". Di dalam nama-Nya, kita bisa meminta dengan pasti pengampunan dari Allah; kita bisa minta dikuatkan dalam pencobaan dan dijaga supaya tidak jatuh, dan dipulihkan bila dalam kelemahan manusia kita jatuh, kita mendapatkan kepastian bahwa Dia tidak akan membiarkan kita sama sekali putus asa; kita bisa memintanya karya pengudusan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Kita bisa meminta kebutuhan-kebutuhan materi sebagaimana kebutuhan rohani yang secara penuh disediakan. Tetapi dalam hal meminta, kita harus memiliki iman untuk bertahan, dan sewaktu kita berdoa disertai iman seperti ini, kita tidak akan pernah keliru.
Perlukah kita bertekun dalam doa, walaupun tampaknya Allah tidak menjawab doa kita?
Kita perlu selalu menjaga diri agar doa-doa kita tidak mementingkan diri sendiri. Tentu saja, Allah ingin agar kita menyampaikan keinginan kita kepada-Nya dengan cara sederhana, seperti anak kecil menyampaikan keinginannya kepada orang tuanya. Tetapi, yang penting bahwa kehendak Allahlah yang terjadi, bukan kehendak kita. Jika kita benar-benar mengasihi Dia maka kita akan menghadap Dia dengan kerinduan untuk menyenangkan-Nya, bukan menyenangkan diri kita sendiri. Secara khusus kita perlu memiliki keinginan kuat untuk lebih mengenal Dia, mengetahui kehendak-Nya, dan dengan iman berusaha keras agar rencana-Nya terjadi di bumi. Tetapi, jika anugerah yang kita rindukan itu adalah baik, suci serta layak pasti kita tidak tahan merindukannya bagi diri kita, dan kita boleh terus berdoa meminta hal itu, baik sampai kita menerimanya atau sampai kita yakin bahwa Tuhan tidak menghendaki kita menerimanya. Bersamaan itu kita harus ingat Allah Mahatahu, Mahabijaksana. Dia melihat masa depan, sedangkan kita tidak dapat melihatnya. Jalan-jalan-Nya tak terselidiki, rencana-Nya bagi kita sering kali di luar harapan-harapan kita. Tetapi, Dia sendiri mengetahui waktu dan kondisi, di mana pertolongan-Nya dan jawaban atas doa-doa kita tepat memenuhi kebutuhan kita. Dia adalah Bapa kita yang Mahakuasa, Penasihat dan Sahabat kita yang baik hati. Apa lagi yang dapat kita minta? Kita harus sepenuhnya mempercayai Dia, jangan sekali-kali sekejap pun meragukan kasih-Nya kepada kita, Dia rindu memberikan semua yang akan membuat kita benar-benar bahagia. Barangkali Dia ingin supaya Anda mempercayai Dia dengan cara lebih positif, bahwa Dia rindu mengaruniakan ini untuk Anda, dan Dia akan benar-benar mengaruniakannya. "Jadilah kepadamu menurut imanmu" (Mat. 9:29). "Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Rm. 8:32). Kita berhak mengharapkan kepada Bapa kita untuk menyediakan semua kebutuhan jasmani dan rohani kita - bukan mengaruniakan kemewahan atau hal-hal yang sangat dinilai tinggi oleh dunia, melainkan apa yang benar-benar kita butuhkan. Bagaimanapun, ada satu permohonan tertinggi yang harus kita sampaikan kepada Tuhan, bahkan harus minta dengan sangat sampai kita mendapatkannya, yaitu: hati yang suci, roh pertobatan, jiwa yang diperdamaikan dengan Allah melalui kasih Anak-Nya yang terkasih, yang mati bagi kita. Jika kita memintakan hal-hal ini dengan segenap iman serta ketulusan, Dia pasti akan mengampuni kita. Tidaklah perlu untuk terus-menerus mendesak meminta pengampunan untuk dosa-dosa yang lama - kehidupan yang lama; permohonan ampun yang terus-menerus menunjukkan kekurangan iman. Percayalah Firman Allah dan sesudah membangun hubungan baru ini dan setelah memulai kehidupan kerajaan itu, kita memiliki janji sang Guru bahwa "semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Mat. 6:33). Bapa kita mengerti kebutuhan kita. Dia mengetahui ketika kita sakit, betapa kita mengharapkan kesembuhan, dan ketika kita merasa sakit, betapa kita merindukan rasa sakit itu dikurangi. Demikian juga, kita boleh meminta Dia memberkati cara-cara yang dipakai untuk memulihkan fisik kita. Kita tidak boleh lupa bahwa Dia sekarang seperti pada zaman dulu masih mampu "mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu" (Mzm. 103:3). Dia masih menjadi Tabib yang Agung, yang menyembuhkan baik jiwa maupun tubuh bila kita benar-benar beriman kepada-Nya. Dialah yang memberi kita kekuatan untuk menanggung penderitaan, dan mengubah tungku pencobaan menjadi tempat berkat.

Sumber

Lihat pula

Daftar ayat dengan topik
Keluarga kata
berdoa berdoalah didoakan doa doa-Ku doa-Nya doa-doa doakan doakanlah doaku doamu doanya kaudoakan mendoakan mendoakannya

Pranala luar

Definisi
Penggunaan dalam Alkitab
  • bahasa Yunani/Ibrani untuk kata "Doa"
  • Yunani: deesis; enteuxis; euche; logos; proseuche; proseuchomai
  • Ibrani: dabar; tiphlah; tefillah
  • Ekspositori kata "Doa" dalam Alkitab
  • Ilustrasi khotbah yang berhubungan dengan "doa"
    • Pengaruh Doa
    • Kurir
    • Siapakah Yabes?
    • Doa Tidak Efektif
    • Dia Tak Pernah Kesal
    • Bebas dari Rutinitas
    • Berdoa dengan Berani
    • Pencemas atau Pejuang?
    • Yesus Memahami Anda
    • Dari Hati ke Hati
    • Ayah yang Berdoa
    • Kemurungan Persekutuan Doa
    • Penyelesaian Darurat
    • Batu atau Roti?
    • Ketika Sulit Berdoa
    • Cara Jalan Merpati
    • Rekan Sekerja Allah
    • Terbuang?
    • Menunggu Jawaban
    • Bapa yang Mencari
    • Doa Tak Terjawab
    • Inikah Saat untuk Berdoa?
    • Di Pagi Hari
    • Doa yang Peduli
    • Pengaruh yang Nyata
    • Keluar dan Masuk
    • Menekan Allah
    • Terus Memohon
    • Mukjizat Terus Berlangsung
    • Gunung Dapat Berpindah!
    • Berdoa dan Menunggu
    • Pagi, Siang, Malam
    • Doa Gratis
    • Surat kepada Allah
    • Lutut
    • Doa Kepanikan
    • "kasihanilah Saya"
    • Karya Kristus Belum Usai
    • Lebih dari Berharap
    • Melakukan Bagian Kita
    • Doa Lima Jari
    • Begitulah Cara Kerjanya
    • Satu-satunya
    • “lowongan Kerja”
    • Hadiah yang Tak Dibuka
    • Satu Keajaiban Lagi
    • Jalan Masuk yang Sama
    • Pemikiran yang Penuh Doa
    • Datang dengan Berani
    • Tempat Asing
    • Persekutuan
    • "sobat Baik"
    • Cacing dan Buah
    • Berdoa Sambil Berbagi
    • Berdoalah
    • Saat Orang Berdoa
    • Jawaban Mengejutkan
    • Masalah Sudut Pandang
    • Akses Cepat dan Mudah
    • Pencipta Gunung-gunung
    • Domba yang Berdoa
    • Tetap Berdoa
    • Doa Kereta Kuda
    • Allah, Jawablah Aku!
    • Uang Receh di Saku
    • Pantang Menyerah
    • Doa Rfem
    • Doa-doa yang Hilang
    • Doa Lelaki Tua
    • Jawaban yang Mengherankan
    • Hadir Dekat
    • Praktik Ketidakadilan
    • Kenali yang Benar
    • Bukan Pemerintahanmu
    • Menikah untuk Bahagia?
    • Kebahagiaan Sejati
    • Memberi Hingga Sakit
    • Coba Periksa!

Doa@YLSA

Peralatan pribadi