Help Search Login Register  
  Show Posts
Pages: [1]
1  Pelayanan / Konseling / Re: Need some advice on: October 28, 2010, 09:20:41 PM
Anda salah besar, ketika berkata seorang suami begitu kejam membawa istrinya masuk kerumah orang tua si laki laki.
Itu konsekwensi jadi istri orang, kalau belum siap jangan jadi istri orang.
Konsekuensi adalah sesuatu yang siap ditanggung seseorang dan telah diketahuinya sebelum mengambil suatu keputusan
bukan berdasarkan definisi seseorang Smiley


Kalau memperhatikan jawaban kamu, sepertinya kamu ini wanita yang ketus (jangan pakai kata "jangan menghakimi", ini bukan menghakimi, tapi memberitahu anda supaya merubah sifat terlebih dahulu).
Yang namanya minta advice, advice orang tidak boleh dibantah, cukup didengar atau dibaca, mau turut atau tidak terserah;
ya..mungkin kesan yang david tangkap atas saya seperti itu, karena memang segala sesuatu yang dibicarkan melalui tulisan kadang bisa disalahartikan Smiley
maaf ya kalao david tersinggung , saya tidak bermaksud Smiley

Kalau hanya ingin mendengar advice yang mendukung keinginan hati, itu namanya tidak ingin mendengar advice orang.
Smiley saya sama sekali tidak ingin mendengar sesuatu yang sesuai dengan keinginan hati saya..malah saya bersyukur ada david yang bisa mengingatkan saya untuk lebih mengasihi mertua saya..dan akan saya lakukan..sungguh .. Smiley
tetapi untuk hal yang menurut saya perlu ditanggapi, ya saya tanggapi..sekali lagi..saya minta maaf ya kalau itu menyinggung Smiley


Sekali lagi saya kasih tahu, kita semua adalah calon mempelai PRIA (Yesus), kita akan dibawa masuk kerumah calon mertua yang pasti akan kita sebut Bapa (baca lagi dong alkitab kalau memang belum paham), Sorga itu rumahnya Calon mertua kita, yang dari sekarang sudah kita sebut Bapa.
heheh..kan saya sudah bilang.. saya memang bukan orang yg terlalu rohani,, jarang baca alkitab
tetapi siapapun tahu,,dialkitab tidak pernah disebutkan bahwa Bapa di surga adalah mertua..Smiley
Allah tritunggal itu jangan diartikan secara harafiah lho.. Yesus itu Bapa, Yesus itu Anak, Yesus juga Roh Kudus
bukan berarti ada 3 Allah yang berbeda..Smiley
dan lebih jauh lagi,,apabila Bapa disurga itu betul mertua kita,,perlu diingat juga,, Bapa yang disurga itu sempurna,
Dia adalah Tuhan yang Maha adil, jadi sungguh tidak pantas kita membandingkan mertua didunia yang jelas hanya seorang manusia biasa dengan mertua yang disurga Smiley


Sebuah mahligai rumah tangga yang benar, tidak bisa dilihat dari sudah punya rumah atau belum, sudah punya mobil atau belum dlsbnya; tapi apakah kita sudah siap menerima dia atau belum.

Jangan pernah menganggap rumah mertua adalah neraka, kalau memang seperti itu cara berpikirnya, maka dimanapun anda tinggal, maka tempat itu akan jadi neraka.

Apa karena ibu anda yang suruh pindah dari situ dengan alasan supaya dapat sering berkunjung?
maaf , kata kata david ini agak menyinggung, apakah david terbiasa menjudge dan membuat kesimpulan atas oarng lain sendiri ya ?
apakah ini juga yang anda katakan pada istri anda?
saran saya ,, hormatilah terlebih dahulu ibu orang lain sebelum anda meminta oranng lain (dalam hal ini istri anda) untuk menghormati ibu anda
Kalau kamu cinta sama istri kamu, kamu harus cinta pada keluarga istri , terlebih ibunya tidak ada alasan untuk tidak mencintai mereka, sampai bisa keluar pikiran sesinis itu Smiley


Ya sudah lah..
saya masuk ke forum ini tidak ingin mencari perdebatan tetapi mencari kedamaian Smiley
saya mohon maaf kalau ada kata kata saya yang kurang berkenan di hati david dan teman teman lainnya Smiley
saya percaya didalam masukan yang David berikan, walaupun ada yang menyinggung , tetapi pasti baik ada nya untuk kami semua Smiley

GBU too Smiley
2  Pelayanan / Konseling / Re: Need some advice on: October 28, 2010, 04:35:49 AM
sudah beberapa waktu saya tidak membuka web ini

Terimakasih semuanya bagi teman2 yang memberikan dukungan, masukan dan doa untuk saya dan suami. Smiley

@tattik : actually mereka semua already in Christ..mereka bukan orang jahat ..
hanya saja mungkin pikiran manusia memang tidak sempurna, Jadi itu yang menjadi celah perpecahan diantara kami.
terimakasih banget ya untuk doa dan dukungannya.. GBU Smiley

@Eston : kami belum punya mezbah doa seperti itu..sejujurnya , saya bukan manusia yang terlalu rohani
begitupun suami. Tetapi kami akui, sejak menikah, begitu banyak masalah dan kepahitan, hal ini membuat kami lebih dekat kepada Tuhan.
seperti yg eston katakan ..
karena kami merasa tidak sanggup menanggungnya sendiri  Smiley
mungkin ini salah satu dari rencana Tuhan ya..
thankyou buat saran dan masukannya..Smiley

@keyofdavid (boleh saya panggil David aja? Smiley : saya bisa mengerti pikiran David karena david pernah m engalami hal yang tidak menyenangkan akibat keputusan yang dibuat
tapi sadarkah David, bahwa ketika 2 orang menikah, seperti firman Tuhan, maka laki laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya
saya paham sepenuhnya meninggalkan disini bukan berarti berpisah dan tidak peduli dengan orang tua
itu salah 100%
tapi ketika 2 orang menikah, artinya mereka berkomitmen untuk membangun bahtera rumah tangga yang mandiri, dibawah manajemen mereka sendiri..?
sadarkah david , istri david jg meninggalkan ayah dan ibunya?
kejamkah seorang suami yang memaksa istri untuk meninggalkan orang tuanya ?
lebih jauh lagi.. keluar dari rumah orang tua bukan berarti keluarga tsb putus hubngan dengan orang tua kan?
bukan berarti orang tua tidak diurus lagi bukan ?
daripada tinggal under one roof, tetapi tidak harmonis, bukankah itu leibh bisa menimbulkan pahit hati dan berdampak buruk di kemudian hari ?
jawaban bahwa sang menantu harus selalu mengalah bagi saya terdengar sangat egois dan tidak bijaksana
seorang wanita juga manusia yang memiliki perasaan dan berhak untuk hidup bahagia
menurut saya, seseorang yang belum siap berkomitmen penuh atas sebuah pernikahan, sebaiknya jangan menikah
daripada membawa kesusahan bagi orang lain (istri atau suaminya)
seorang anak berhak dan wajib melakukan apapun yang dia pikir baikuntuk orang tuanya ketika belum menikah
Tetapi ketika dia sudah menikah apalagi memiliki anak,ada orang lain yang juga harus dipikirkan dan dipertimbangkan
itu tanggung jawab seorang suami Smiley

saya tidak berpendapat semua orang yang menikah harus meninggalkan orang tua nya dan memiliki rumah sendiri
apabila suami dan istri bisa sepakat untuk tinggal di rumah salah satu orang tua,, alangkah baiknya
tetapi tinggal dibawah satu atap dengan orang tua,bukan selalu merupakah jalan terbaik.

menanggapi beberapa pertanyaan david
1. Kalau kamu cinta sama suami kamu, kamu harus cinta pada keluarga suami, tidak ada alasan untuk tidak mencintai mereka.
Really ? do you love your parents in law equally as you love your parents ?
saya rasa pernyataan David baik adanya..tapi sulit diaplikasikan dalam kehidupan nyata
Karena sekali lagi, seorang istri juga manusia, yang bisa marah ketika ditekan, bisa kecewa ketika diperlakukan tidak adil, bisa sedih ketika merasa tidak dihargai.

2. Kalau kamu tidak suka dengan mereka, itu pasti karena kamu sudah kesal dari sejak menikah, sehingga walaupun mereka berhati baik, selalu saja ada kurangnya dimata kamu.
don't judge people if you don't even know them Smiley

3. Jangan hasut suami anda untuk mengikuti kehendak kamu, itu salah besar.
saya tidak menghasut suami saya untuk mengikuti kehendak saya
seorang suami yang baik tidak perlu dihasut untuk bisa bersikap adil Smiley

4. Tahukah kamu, bahwa Yesus juga akan membawa kita kerumah BapaNya (Bapa di Sorga itu calon mertua kita); Yesus hanya menyediakan kamar/ruangan untuk kita dan bukan rumah lain untuk kita.
actually.. Bapa di Sorga itu Bapa kita..ayah kita..bukan mertua Smiley
ingat doa BAPA KAMI ?

5. Yang harus kamu lakukan adalah sayangi mereka melebih dari mereka sayang sama kamu.
I will.. and I will try harder to do this Smiley
thankyou ..hehehe..Smiley

menurut saya, jangan jadikah kesedihan atas sesuatu yang tidak bisa di putar kembali menjadi perusak hubungan David dan istri Smiley
kadang hal yang kita anggap buruk, penyesalan,kesedihan,,bukan merupakan kesalahan
tetapi itu semua merupakan jalan terbaik yang kita tidak pernah tahu Smiley
syukuri saja apa yang sudah terjadi Smiley

sejujurnya sampai saat ini saya masih terus berdoa, apakah keluar adalah jalan yang terbaik bagi kami
karena biar bagaimanapun saya tidak ingin membuat orang tua suami sedih dan sakit hati
3  Pelayanan / Konseling / Re: Need some advice on: October 21, 2010, 01:53:31 AM
Amin Smiley

God holds my hands, therefore I will be strong in Him

 Smiley
4  Pelayanan / Konseling / Re: Need some advice on: October 20, 2010, 03:54:20 AM
Terimakasih setya dan tama buat sharing dan masukannya

Sungguh saya berharap bisa sempurna dibentuk oleh Tuhan
tidak ada kepahitan, dendam, irihati, dengki maupun kesedihan dalam hati saya
Tapi ternyata cukup sulit..heheheeh Smiley
semoga kesedihan dan kekecewaan saya tidak menjadi kepahitan seperti kata tama Smiley

mohon doa nya supaya saya bisa lebih bijak dan berlapang dalam menghadapi keluarga baru saya Smiley

Puji Tuhan saya menemukan forum ini Smiley
5  Pelayanan / Konseling / Re: Need some advice on: October 18, 2010, 06:01:41 AM
thankyou ya setya buat masukannya  Smiley

Semoga saya sebagai seorang menantu dan anak Tuhan juga bisa bersikap sebaik mungkin terhadap mereka
biar Tuhan yang berencana dan menentukan segalanya dalam hidup keluarga kecil saya kedepannya

amin Smiley
6  Pelayanan / Konseling / Need some advice on: October 15, 2010, 12:52:16 AM
Kami menikah akhir November 2009. Saat menikah , kami tinggal dirumah orang tua suami yang saat itu ditempati oleh kedua orang tua, cici dan koko dari suami (cici dan koko belum menikah, dan 3 ekor anjing milik cici suami
Kami sejak sebelum ada rencana menikah pernah membicarakan mengenai masalah tempat tinggal ketika menikah nanti, saya (istri) tidak mau tinggal dirumah mertua, dan suami saya saat itu juga setuju.
Menurutnya tidak mungkin kami tinggal dirumah orang tua nya kelak.
Ketika persiapan pernikahan, papa suami meminta kami untuk tinggal dirumah mereka untuk sementara waktu, sampai kami memiliki rumah. Sedangkan mama terus terang bilang kalau kami harus tinggal dirumah mereka untuk menemani mereka di hari tua, karena koko dari suami tidak mau tinggal dirumah tersebut dan akan tinggal diapartemen yang sudah dibelikan oleh orang tua suami
Saya terkejut dan menolak. Sempat terjadi ketegangan antara saya dan mama dari calon suami saat itu.
Hal tersebut diluar dugaan saya..dan suami saya mungkin
Perlu diketahui , rumah orang tua suami diatas namakan koko dari suami saya. Hal ini terus terang yang menjadi keberatan dan kepahitan di hati saya. Dan mungkin juga yang menjadi awal pemikiran suami saya bahwa tidak mungkin kami tinggal dirumah orang tuanya  saat menikah ketika kami berpacaran dulu.
Suami saya saat itu meyakinkan saya untuk bersabar, suatu hari kami akan keluar dari rumah orang tuanya. Tinggal disana hanya sementara waktu sampai kami sanggup membeli rumah sendiri
Akhirnya saya setuju untuk tinggal dirumah tersebut.
Seiring berjalannya waktu pernikahan kami yang baru 1 tahun ini, saya banyak mengalami masa masa sulit dirumah tersebut yang berhubungan dengan anggota keluarga suami satu persatu.
Papa suami walaupun berhati baik, tetapi sangat keras dan galak (luarbiasa), sifat keras dan galaknya ini membuat saya tidak bisa hidup tenteram dirumah tersebut karena sewaktu waktu bisa meledak entah sama saya atau sama anggota keluarga yang lain. Saya takut sekali sama papa mertua, karena papa saya sendiri sangat sabar sebagai seorang ayah. Sangat bertolak belakang dengan papa mertua. Jadi saya merasa hidup saya sekarang penuh ketegangan, takut salah,,dan tidak merasa tinggal di “rumah”
Mama suami juga orang yang baik pada dasarnya. Tetapi kalau berbicara sering tidak memikirkan perasaan orang lain. Dan yang terutama menjadi kepahitan dalam hati saya adalah saya merasa diperlakukan beda dengan calon istri dari koko suami yang akan menikah bulan ini.  Mulai dari persiapan pernikahan sampai perlakuan terhadap kami. Mama suami selalu beranggapan calon istri dari koko suami adalah anak orang kaya, dan (mungkin) menurutnya keluarga saya tidak sekaya keluarga mereka. Dan yang terutama, calon istri dari koko suami dijodohkan oleh adik dari mama mertua saya tersebut (ie ie). Saya merasa mama mertua berat sebelah terhadap kami, padahal mama menuntut saya lah yang  tinggal bersama nya dirumah mereka. Dan calon istri koko suami sejak awal menolak untuk tinggal bersama mereka, tetapi tidak pernah dipermasalahkan oleh mama mertua. Why?
Koko suami juga mungkin terlihat paling baik diantara seluruh anggota keluarga suami lainnya pada awal perkenalan. Tetapi seiring berjalannya waktu, saya menyadari koko suami adalah orang yang sangat egois dan bossy. Saya pernah bertengkar dengan koko saat suami sedang diluar kota karena hal yang menurut saya sangat keterlaluan. Pertengkaran tsb kebetulan di ketahui secara keseluruhan oleh mama mertua dan cici suami dan saat itu mereka mengakui sifat koko memang jelek. Tetapi .. sayalah yang disuruh mengalah dan menerima, bahkan mama mengatakan “kalo lo kawin sama anjing ya jadi anjing..kalo lo kawin sama kucing ya harus jadi kucing..sifat koko memang seperti itu..itu jeleknya dia..untung aja dia bukan bojo lo (Suami)..lo uda kawin sama aan ya harus ngertiin sifat koko”. sempat membuat saya speechless, betul betul bingung harus jawab apa, akhirnya saya hanya bilang “ saya ga tau ma harus ngomong apa lagi, tapi saya bukan orang yang suka berpura pura, kalau saya bisa terima, saya akan terima. Tapi hari ini saya betul2 ga bisa terima diperlakukan seperti ini,dan saat ini saya bilang sama mama, saya ga bisa terima perlakuan koko kesaya seperti ini. Saya ga mau buat ribut dirumah aan, karena besok kita mao jalan2 saya juga ga mao panjang2in masalah, tapi mama harus tau, bukan berarti saya terima perlakuan seperti ini..”. masalah sudah clear, saya juga ga ungkit2 lagi, tetapi saya sekarang jadi jauh lebih berhati hati dengan koko dari suami
Cici suami orang yang paling mirip papa mertua. Galak dan keras, tetapi hatinya baik. Kadang saya bisa memahami cici, tetapi kadang tidak bisa. Tetapi karena saya tidak takut sama cici seperti saya takut sama papa mertua, jadi mungkin tidak begitu menjadi kepahitan dihati saya
Suami saya sendiri orang yang sangat baik. Menurut pandangan saya dia adalah orang yg selalu mengalah di keluarganya. Saya akui karena sifat baiknya itu juga, dia bisa bersabar menghadapi saya. Tetapi terkadang saya habis kesabaran ketika melihat semua hal yang tidak enak selalu di tumpahkan kesuami dan kami. Hal ini juga yang menjadi permasalahan kami selama ini.
Saya sendiri orang yang cukup egois dan temperamental..mungkin bisa dibilang lumayan mirip papa mertua saya, tapi tidak segalak dan semenakutkan papa mertua. Dan saya sangat sensitive mengenai perlakuan yang saya rasa tidak adil. saya memiliki banyak sifat baik dan buruk juga.
Masalah pertama adalah ketika keponakan saya ulangtahun (anak cici saya), saya dan suami datang menghadiri acara makan2nya. Papa mertua yang saat itu baru kembali dari luar kota menelpon suami. Dan menjadi kesal ketika mengetahui kami sedang pergi makan bersama orang tua dan keluarga saya. menurut cici ipar saya, papa cemburu Karena  dia ga pernah diajak makan oleh kami. Akhirnya bsk kami mengajak dia keluar,tapi ditolak. Saya kesal sekali dengan kelakuan papa mertua saya. saya hanya pulang kerumah orang tua saya 1 minggu 1 kali, dan hanya 2-3 jam setelah tutup toko,sama sekali tidak mengganggu jam toko, tapi mengapa itu menjadi masalah buat papa mertua? Sementara setiap hari saya tinggal di rumah mereka dan ikut mengurus rumah tangga mereka. Setiap hari papa mertua menuntut suami dan saya untuk makan dirumah. Menemani dia makan. Untuk keluar nonton pun sulit Karena dia tidak suka kami keluar rumah kalau bukan untuk ketoko. Sedangkan koko dan cici nya bebas untuk pergi keluar malam. Saya sudah cukup menelan kekecewaan bahwa hidup saya terkekang dengan tinggal disana, tetapi masih juga dipersulit untuk menjadi anak yang berbakti kepada orang tua saya. dan suami tidak bisa bersikap tegas untuk hal ini. Ketika saya kesal karena keegoisan mertua saya itu, suami justru sibuk merayu papa mertua supaya ga marah lagi. Saya merasa perasaan marah dan kesal saya tidak dipedulikan suami. Lho bukannya yang seharusnya marah itu kami ya ?
Masalah kedua, ketika saya sedang ngobrol sama mama mertua, mama mengeluarkan kalimat yang secara singkat bisa disimpulkan bahwa,setelah koko dan istrinya kelak dikaruniai anak, mereka akan tingggal dirumah tinggal bukan apartemen (Seperti yang selama ini diminta oleh calon istri koko suami). Saya lagi lagi merasa mama mertua tidak adil terhadap kami. Kami belum memiliki rumah, bahkan rumah mertua yang kami tempati pun atas nama koko suami. Bahkan mertua saya sudah membelikan koko suami apartemen yang akan ditempati ketika koko menikah. Tetapi dengan kondisi tidak adil spt ini,mama mertua sudah memikirkan untuk membelikan koko rumah lagi? Bagaimana dengan kami? Terus terang saya bingung apakah saya pantas kesal? saat ini orang tua suami menyerahkan kepada kami pengelolaan sebuah bengkel mobil yang belum terlalu lama berjalan, jadi kondisi keuangan masih tertatih tatih. Sedangkan koko suami di berikan toko lama milik mertua saya, yang sudah sehat berjalan selama puluhan tahun dan sudah sangat menghasilkan. Sejujurnya saya khawatir, kami belum bisa membeli rumah sendiri untuk 3 tahun kedepan, dan saya sangat kecewa dengan keadaan ini.
Masalah ketiga. Sebelum menikah, saya tidak suka binatang. Tetapi karena dirumah tersebut memelihara banyak anjing, jadi saya berusaha belajar get along dengan anjing2 cici ipar saya tsb. Semua berjalan baik baik saja pada awalnya walaupun saya sangat jijik ketika anjing tersebut (maaf) eek dan pipis sembarangan. Karena ada pembantu yang membersihkan
Sehabis lebaran 2010 kami tidak memiliki pembantu. Setiap pagi mama mertua selalu bangun pagi dan masak untuk kami dan anjing dan saya membantu mama mertua didapur juga. Tetapi karena mama selalu sibuk didapur, jadi yang memberi makan dan merawat anjing2 tersebut adalah saya. Cici yang memelihara anjing tidak pernah ikut membantu mengurus anjing2 tersebut. Mungkin karena kami memelihara banyak anjing dan juga mungkin mama mertua juga bukan orang yang cincai, kami sulit sekali mendapat pembantu. Jadi setiap hari saya yg repot mengurus anjing2 cici ipar saya tersebut. Saya kesal dan saya pernah mengutarakan hal tsb tapi dengan nada bercanda ke cici. Tapi dia tidak berubah.
Hingga saat ini kami belum dikaruniai keturunan, dan orang tua saya mulai khawatir. Bbrp minggu yg lalu mama saya bilang bahwa anjing bisa membawa virus toxo yang berbahaya bagi wanita yang sedang berencana hamil. Dan mungkin hal tersebut yang membuat saya belum dikaruniai keturunan. Saya mengkonfirmasi hal ini ke sahabat saya yang sedang hamil dan banyak memelihara anjing sebelum menikah. Ternyata sahabat saya mengatakan hal yang sama. Saya mulai panic, dan ketika saya mau menelpon suami saya, cici suami menelpon saya yang pada akhirnya diakhiri dengan saya bercerita mengenai kepanikan saya ke cici (no hurt feeling dan saya betul2 hanya bermaksud cerita seperti saya cerita ke cici kandung saya). Tetapi jawabannya sangat careless dan insist bahwa anjing tidak membawa virus toxo. Saya kesal sekali saat itu, dan saya jadi semakin nantang bahwa saya ga mau memelihara anjing lagi. Telpon diakhiri dengan cici berkata dia ga keberatan anjing anjing tsb dibuang,tapi saya disuru ngomong langsung ke suami saya. Sepertinya cici berfikir suami saya ga akan setuju anjing anjing tsb dibuang, krn suami saya sayang anjing2 tersebut.
Ternyata akhirnya suami memutuskan memindahkan anjing2 tersebut ke tempat lain termasuk anjing  tua kesayangan cici. Hal ini sempat menimbulkan ketegangan antara cici dan saya bbrp hari ini
Akhirnya anjing tua tersebut mati di tempat pengungsian tersebut hari ini. Dia menangis. Saya merasa bersalah dan takut disalahkan.
Terus terang saya bingung,,apakah saya keterlaluan selama ini?
Pantaskah saya kesal selama ini ?
Bagaimana menjadi menantu yang baik yang menyenangkan hati Tuhan tanpa menjadi sibodoh ?
Apa yang harus kami lakukan sekarang?
Durhakakah seorang anak dan menantu yang ingin memiliki rumah sendiri?
Pages: [1]
Powered by MySQL Powered by PHP Powered by SMF 1.1.8 | SMF © 2006-2008, Simple Machines LLC Valid XHTML 1.0! Valid CSS!
Page created in 0.075 seconds with 18 queries.