Menulis sebagai Pelayanan

Siapa yang setuju dengan kalimat di atas? Mungkin akan muncul pertanyaan lainnya, pelayanan seperti apa dan siapa yang akan mengerjakannya? Menjadi pendeta, majelis, GSM, singer, pemain musik, kolektan, saya kira bentuk melayani yang lebih jelas. Lagi pula menulis itu susah, menulis itu hanya untuk orang-orang berbakat. Karenanya, jenis pelayanan ini kurang begitu diminati. Saya hanya berusaha mewakili pendapat orang lain soal kalimat di atas, bisa jadi pendapat saya salah.

Saya sendiri setuju dengan kalimat itu. Menulis memang salah satu bentuk pelayanan. Di gereja contohnya, Anda dapat menjadi penulis untuk buletin gereja, warta jemaat, bahkan majalah gereja. Tulisan-tulisan di media gereja tersebut tentu akan sangat memberkati jemaat lainnya. Saya sendiri sangat suka membaca warta gereja. Meski saya kadang hanya mendapat informasi seputar ibadah dan kegiatan di gereja serta satu artikel saja. Dan menurut saya ide dari artikel "Memanfaatkan Warta Jemaat sebagai Media Komunikasi dan Pembinaan" sangat baik untuk diterapkan. Atau kalau ingin membuat majalah gereja, artikel "Mengupayakan Majalah Gereja, Kenapa Tidak? akan sangat menolong.

Di luar gereja juga sangat luas pelayanan yang dapat dilakukan dengan menulis ini. Sampaikan pemikiran Anda kepada semua orang. Ubahlah orang lain dengan tulisan-tulisan Anda. Sampaikan kabar kesukaan dalam setiap tulisan Anda. Tidak harus dengan menyebutkan ayat Alkitab atau jargon-jargon Kristen. Sisipkan saja prinsip Kristen dalam rangkaian kata Anda. Biarkan kekuatan pena menembus wilayah-wilayah yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh Anda.

Jika Tuhan sudah memberikan visi itu kepada Anda, menjadi penulis-Nya, melangkahlah dan wujudkan bersama-Nya.

Dan jadikan menulis sebagai pelayanan!

 

Kategori: Literatur Kristen

Topic Blog: Misi

Keywords Blog: literatur, menulis, Pelayanan