TAK SANGGUP KELUAR DARI CARA PIKIR ISLAM

Sword of Spirit's picture

 

Pada tahun 70-an kita kenal Bapak Amran Amri, Bapak Yusuf Roni, dan kemudian muncul banyak nama lagi seperti Bapak Suradi dan lain-lain. Mereka tadinya adalah penganut Islam yang taat. Mereka tentu sudah terbiasa dengan istilah-istilah Arab seperti salam malaikum, insyah Allah, dan lain-lain. Kemudian mereka menjadi Kristen melalui berbagai pengalaman. Sayangnya, kebanyakan mereka tidak mendapatkan pendidikan Kristen yang alkitabiah sehingga secara hati mungkin mereka tulus, namun secara doktrinal sangat kacau.

Cara Berpikir Islam

Sudah jelas ada kesamaan antara Islam dengan Yudaisme, terutama dalam hal ibadah simbolik. Juga ada perbedaan, antara lain; yang satu berfokus pada Ishak dan yang lain berfokus ke Ismael.

Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa maka manusia tidak bisa ke Sorga yang mahasuci. Dosa harus diselesaikan, dan penyelesaian dosa hanya satu yaitu penghukuman. Itulah sebabnya Allah berjanji akan mengirim Juruselamat yang akan dihukumkan menggantikan manusia.

Demi menggambarkan Sang Juruselamat maka diperintahkanlah ibadah simbolik, yaitu menyembelih binatang korban di atas mezbah. Manusia yang mau dosanya dihitung AKAN tertanggung pada Juruselamat yang akan datang harus bertobat dan percaya. Dan agar manusia tetap ingat akan janji Allah dan bisa tetap percaya, maka ayah bertanggung jawab memberitahukan kepada anaknya. Ayah berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Sejak di gunung Sinai bangsa Yahudi ditetapkan sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran menggantikan posisi ayah. Sejak saat itulah Yudaisme didirikan. Ibadah simbolik diperintahkan dan dilaksanakan hingga yang disimbolkan tiba, yaitu Sang Juruselamat.

Seluruh kebudayaan Yahudi ada dalam rangkaian ibadah Simbolik Yudaisme. Tidak mungkin memisahkan antara Yudaisme dengan keyahudian, karena kebudayaan dan ibadah menyatu.

Muhammad mendirikan Islam dengan pattern (pola) Yudaisme. Kalau menganut Yudaisme itu sama dengan menjadi Yahudi, maka menjadi Islam itu sama dengan menjadi Arab. Ini juga mustahil dipisahkan. Bahasa, pakaian, kiblat, sapa-menyapa, pokoknya semakin Arab akan dilihat semakin Islam demikian sebaliknya.

Cara Berpikir Kristen

Kekristenan sangat berbeda dengan Yudaisme maupun Islam. Karena kita memahami sejak Yohanes Pembaptis muncul maka selesailah tugas Yudaisme dan dimulai masa ibadah hakekat yang rohaniah (Yoh.4:23). Nah, sayangnya teman-teman kita yang berlatar belakang Muslim belum sempat mempelajari tentang perubahan sistem ibadah dari simbolik ke hakekat dengan segala konsep dan cara berpkir yang menyertainya. Bahkan banyak pengkhotbah serta pemimpin gereja pun masih bingung tentang perbedaan antara ibadah simbolik dan hakekat.

Di dalam ibadah hakekat, yang kita sembah itu bukan simbol lagi melainkan hekekat, yaitu Sang Juruselamat. Oleh sebab itu simbol nama, simbol hari, dan simbol binatang korban, semua itu sudah berlalu. Kesucian yang ditekankan dalam ibadah hakekat ialah kesucian hati bukan jasmani. Ibadah hakekat tidak terikat waktu, tempat maupun postur tubuh karena sifatnya yang rohaniah.

Tidak ada arah kiblat yang dibutuhkan dalam ibadah hakekat karena cukup hati yang dikiblatkan ke Tuhan. Dan tidak ada satu lokasi yang suci, atau sebuah bangsa yang ditetapkan sebagai penjaga ibadah seperti pada zaman Perjanjian Lama. Dengan demikian tidak ada kebudayaan bangsa manapun yang menjadi rujukan, baik bahasanya maupun cara berpakaiannya.

Tak Sanggup Tinggalkan Konsep Ibadah Simbolik
Teman-teman kita yang dari Muslim menjadi Kristen dan tidak sempat dididik dengan benar itu, kelihatannya tidak mengerti tentang makna ibadah hakekat yang rohaniah. Ditambah lagi gereja atau denominasi gereja yang menjadi tempat rujukan mereka bukan hanya tidak mengajar mereka bahkan juga tidak mengerti pernyataan Tuhan Yesus dalam Yohanes 4:23. Bahkan ada yang salah mengerti sehingga mengajarkan bahasa lidah karena menyangka ibadah di dalam roh dan kebenaran itu artinya mengucapkan kata-kata yang tidak dimengerti orang lain. Padahal maksud Tuhan Yesus ialah ibadah rohaniah, bukan yang jasmaniah, dan dengan kebenaran itu artinya dengan pengertian, bukan asal bunyi dan ikut-ikutan.

Setelah mengganti identitas dari Muslim menjadi Kristen namun tidak mendapat didikan yang benar, tidak heran kalau terjadi penggabungan konsep Islam yang mereka tahu dengan konsep Kristen yang mereka pungut sambil mereka ditenteng bersaksi ke sana ke mari.

Karena dulu mereka sering menyebut dengan bahasa Arab Salam Malaikum, kini kalau tidak ada bahasa asing untuk menyapa rasanya kurang afdol, maka mereka ganti dengan kata shalom. Padahal dalam ibadah hakekat kita tidak perlu meng-yahudikan diri kita. Mengapa tidak menyapa dengan selamat pagi, atau malam?

Lebih parah lagi setelah tidak cukup dengan shalom mereka sekarang tidak mau menyebut Yesus Kristus, melainkan Yeshua ha Masiah. Karena ketika masih Muslim mereka sudah berjuta kali menyebut Alllah, kini jadi Kristen timbul rasa tidak enak untuk tetap menyebut kata itu. Tanpa peduli pada keterangan baik Enclyclopedia, maupun Kamus Webster bahwa Allah itu berasal dari gabungan kata al-ilah yang artinya ilah itu (the god) atau sesembahan itu, mereka tolak dan promosikan kata Yahweh, padahal yang benar bukan Yahweh melainkan Jehovah. Bahkan mereka tidak mau mengerti bahwa di kitab PB satu kali pun tidak dipakai kata Yahweh, melainkan memakai kata Theos, yang artinya God, sebagaimana dipakai juga oleh orang Yunani kepada dewa-dewa mereka.

Lebih dahsyat lagi karena tidak bisa menangkis bukti tidak dipakainya kata Jehovah satu kalipun dalam PB, mereka mala menciptakan teori baru bahwa kitab PB ditulis dalam bahasa Ibrani. Berarti Textus Receptus yang kita agung-agungkan sebagai Alkitab PB bahasa asli yang paling tinggi otoritasnya terjungkirbalikkan? Kalau begitu benarkah pendapat Muslim bahwa Alkitab bahasa asli kita sudah tidak ada? Kalau begitu benarkah pendapat Muslim bahwa Alkitab kita tinggal yang terjemahan dan banyak salahnya?

Pembaca, tadinya saya tidak melihat mereka sebagai kelompok yang berbahaya. Tetapi kini saya dapat melihat bahwa mereka dipakai oleh iblis untuk menghancurkan fondasi kekristenan. Betulkah mereka bertobat menjadi Kristen? Atau sesungguhnya adalah suatu penyusupan? Betulkah mereka telah lahir baru?

Waspadalah, dan berpikirlah dengan cerdas. Siapapun dari umat agama lain, sekalipun yang sangat terkenal, kalau mau menjadi Kristen, seharusnya kita didik dengan benar, agar kekristenan tidak keislam-islaman, kebudha-budhaan, kemistik-mistikan apalagi akhirnya menjadi mirip perdukunan.***

 

Pedang Roh Edisi 61, Okt-Des 2009

Kategori: Teologi

Comments

Ketakutan Yg Tdk Beralasan

Karena dulu mereka sering menyebut dengan bahasa Arab Salam Malaikum, kini kalau tidak ada bahasa asing untuk menyapa rasanya kurang afdol, maka mereka ganti dengan kata shalom. Padahal dalam ibadah hakekat kita tidak perlu meng-yahudikan diri kita. Mengapa tidak menyapa dengan selamat pagi, atau malam? Anda terlalu extrim menanggapi suatu masalah! Hanya masalah perkataan shalom saja anda spt kebakaran jenggot. Saya merasakan adanya KESOMBONGAN ROHANI dlm diri anda. Pembaca, tadinya saya tidak melihat mereka sebagai kelompok yang berbahaya. Tetapi kini saya dapat melihat bahwa mereka dipakai oleh iblis untuk menghancurkan fondasi kekristenan. Betulkah mereka bertobat menjadi Kristen? Atau sesungguhnya adalah suatu penyusupan? Betulkah mereka telah lahir baru? Waspadalah, dan berpikirlah dengan cerdas. Siapapun dari umat agama lain, sekalipun yang sangat terkenal, kalau mau menjadi Kristen, seharusnya kita didik dengan benar, agar kekristenan tidak keislam-islaman, kebudha-budhaan, kemistik-mistikan apalagi akhirnya menjadi mirip perdukunan.*** Pernyataan anda tsb sgt tdk sopan dan dpt menimbulkan masalah dgn pihak lain. Anda tdk mencerminkan karakter Kristus (Kristen Sejati). Model Pelayan Tuhan macam begini inilah yg menyebabkan kekacauan dan perpecahan umat beragama. Seandainya dr agama lain bersikap sama thdp anda, apa anda tdk tersinggung? Munafik Sekali kalau anda tdk tersinggung. Saya jadi curiga, jangan-2 anda sendiri yg dipakai oleh Iblis u/ memecah belah persatuan dan kesatuan. Pernyataan anda justru semakin membuat org membenci Jesus Kristus dan Kekristenan Yg Murni. Jgn-2 Anda sendirilah yg menyusup dan berkedok Hamba Tuhan u/ menghancurkan Kekristenan dgn membuat pernyataan yg provokatif dan menjelekkan Kristen dan para umatnya di mata dunia terutama di Indonesia. Andalah yg perlu dididik dan dibimbing bgm memiliki Etika Kristen yg benar dan Menjadi Kristen Sejati sesuai Pengajaran Tuhan Jesus Kristus. Anda perlu belajar banyak tentang Kasih Kristus. Pelajari Alkitab dgn benar dan jangan cuma pakai Logika / Teologi yg Amburadul Nasehat saya : Jangan Sok Rohani dan Merasa Paling Benar dan Paling Tahu Kebenaran padahal ..... Tidak Tahu Apa-2 !! Bertobatlah dari Kesombongan dan Arogansi Anda! Tuhan benci orang sombong! (Cari sendiri ayatnya) Saya malu jadi org Kristen apabila ditanya umat beragama lain mengenai model Hamba-2 Tuhan Macam Beginian Salam Reformasi Cool

IBADAH HAKEKAT APA REKAYASA

Saya jadi heran membaca artikel mengenai penyembhan terhadap Yesus. Cara ibadah kepada Yesus yg diklaim sebgai Ibadah hakekat, sebetulnya sudah ada dan suda dipraktekan oleh penyembh Dewa2 dan berhala. Cara penyembhan mereka itu kemudian dikenal dalam Kristen dgn penyembhan hakekat ato apalah namanya. Yang jelas mereka menjiplak dari agama yg senada dengan Kristen dalam menciptakan Tuhannya dengan bentk2 yang lucu.
Sebetlnya pihak Kristen tidak usah merekayasa cara menyembh kepada Yesus, cukup melihat bagaimana murida2 dan keluarga Yesus dalam menyembah, apa ada di antra mereka yang menyembah Yesus?
Perlu di ketahui, bahwa orang yg paling tahu siapa Yesus sebenarnya adalah Ibu kandung Yesus sendiri.
Nah sekarang, apa ada buktinya kalau Maria, ibu Yesus, pernah berdoa / menyembah pada anaknya?
Kalau ibu Yesus pernah melakukan itu, maka tidak perlu dihawatirkn lagi mengenai ke-Tuhanan anaknya. Tapi, kalau anda tidak menemukan fakta itu maka imana anda hanyalah omong kosong.