Seruan yang sangat terkenal pada saat terakhir dari kehidupan Yesus di atas bumi. Apakah maksud dari seruan tersebut?
Pertanyaan ini tidak mudah untuk dijawab, sebab kita memaknai kata “Eli” tersebut sebagai “ALLAHKU” maka doktrin bahwa Yesus adalah Allah akan goyah (baca Yohanes 1:1). Mana mungkin Allah kehilangan Allah? Untuk itu marilah kita melihat dibawah terang Kristus agar kita memiliki marifat (pengetahuan) ilahi untuk mengerti arti dari kata-kata tersebut diatas. Bukankah Yesus adalah Firman Allah yang bersama-sama dengan Allah (in Union) artinya di Dalam Firman itu berisi Allah (sebagai RohNya) sehingga Dia pun disebut Allah (Azas Tritunggal). Lagipula ada tertulis di dalam Firman Allah yakni Mazmur 37:25: “….tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan…”. Jadi pasti ada pengertian lain dari ayat tersebut diatas yang tidak akan saling kontradiktif. Matius 27:45-49 berbunyi sebagai berikut: “Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: Eli, Eli Lama Sabakhtani? Artinya Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu beberapa orang yang berdiri di situ berkata, “Ia memanggil Elia”. Dan segera datang seorang dari mereka. Ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. Tetapi orang-orang lain berkata “Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia”. Dalam Injil Markus tertulis hal yang sama seperti yang dicatat oleh Matius (Markus 15:33-37). Para saksi mata yang melihat peristiwa itu adalah orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani dan Ibrani, mereka inipun bisa salah paham dengan ucapan Yesus tersebut, bahkan mereka kira Yesus sedang memanggil Elia. Namun kata-kata tersebut itu serius dan bukan kata-kata melantur dari seseorang yang hampir meninggal. Dan karena Firman itu dicatat di dalam Alkitab, maka kita tahu bahwa pastilah ada suatu rahasia besar yang ada di balik itu. Rahasia yang harus dibuka dan diketahui oleh seluruh orang percaya. Bahkan ternyata rahasia ini merupakan hal terpenting dari pengetahuan keselamatan umat manusia. Marilah kita mulai membahasnya, dari pendapat seorang pakar psikologi yang bernama Abram Maslow. Beliau mengemukakan sebuah teori tentang kebutuhan dan keinginan dari manusia secara hirarki. Teorinya ini mendapatkan pengakuan dari para psikolog lainnya, bahkan pada akhirnya dipakai sebagai pedoman dalam ilmu manajeman dan marketing. Ia menyusun hirarki dari keinginan maunsia itu sebagai berikut: Basic Human Need – Kebutuhan dasar hidup manusia meliputi makanan, pakaian, rumah dan keperluan-keperluan sehari-hari untuk sarana penunjang hidup. Hal-hal tersebut apabila sudah terpenuhi (tecukupi) maka keinginan tadi akan ditingkatkan menjadi Security – Rasa Aman, dia akan mencari jalan untuk mengamankan apa-apa yang sudah menjadi miliknya tadi, termasuk penghasilan, perusahaaan, dsb Socialization – hidup bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya adalah tahap selanjutnya. Ia menjabat sebagai Ketua RT, RW, Lurah, Camat, dll, bahkan mungkin berkeinginan yang lebih tinggi Self Esteem – kemewahan hidup menjadi dorongan untuk penampilan harus sesuai dengan kedudukan yang dijabatnya. Mobil haruslah yang keren, demikian juga dengan pakaian, aksesori, dll yang dibutuhkan agar kelihatan kelasnya. Self Actualization – pernyataan diri merupakan keinginan tertinggi dari manusia. Sebagai contoh: keinginan menjadi Presiden, Gubernur, dsb. Di dalam diri manusia bahkan tertanam keinginan untuk menjadi seperti Allah. Yakni menjadi yang disembah oleh manusia-manusia yang lain. Apakah yang dikatakan Alkitab tentang keinginan manusia tadi. Apakah sesuai teori Abram Maslow? Marilah kita teliti di dalam kisah Adam dan Hawa sebagai contoh dari figure umat manusia.
Kejadian 3: 1-7 Adam dan Hawa diciptakan oleh Allah dan ditaruh di sebuah taman yang lengkap dengan semua kebutuhan mereka untuk hidup (Pohon-pohon yang mengeluarkan biji-bijian dan buah untuk hidup sehari-hari). Secara singkat Tuhan menaruh juga Hukum-Nya di tengah-tengah taman itu, yakni Pohon Pengetahuan tentang hal yang baik dan yang jahat. Ketika pencobaan datang maka goncanglah hati mereka terhadap Hukum yang diberikan Tuhan kepada mereka. Hal itu dapat kita baca dalam Kejadian 3:3-6: Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan jahat”. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya. Lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian…. Dari ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Hawa tertarik untuk memaan buah pohon yang dilarang itu karena: 1. Buah itu sedap kelihatannya 2. Buah pohon itu baik untuk dimakan 3. Memberi pengetahuan seperti Allah Jikalau kita persingkat maka istilah yang akan kita pakai adalah: 1. Keinginan daging 2. Keinginan mata 3. Keangkuhan hidup 1 Yohanes 2:16 inilah yang menjadi musuh kita dan yang menghambat untuk menjadi anak Allah. Selanjutnya marilah kita baca didalam kisah orang-orang Majus dari Timur yang datang mengunjungi bayi Yesus yang baru lahir (Matius 2:1-1). Dalam kisah itu disebutkan bahwa orang-orang Majus itu mempersembahkan kepada bayi Yesus berupa: emas, kemenyan, dan mur. Ketiga persembahan orang Majus ini sebenarnya adalah beban-beban dari dosa umat manusia yang dipersembahkan kepada Yesus untuk dipikul di atas pundakNya dan kelak pada saat kematianNya, hal tersebut akan dibayar sampai lunas yakni: 1. Keinginan daging (mur) 2. Keinginan mata (kemenyan) 3. Keangkuhan hidup (mas)
Hal berikutnya adalah pencobaan Yesus di padang gurun (Matius 4:1-11; Markus 1:12-13; Lukas 4: 1-13). Tuhan Yesus dicobai iblis di padang gurun sesudah Dia berpuasa 40 hari 40 malam. Pencoban ini dibagi menjadi 3 bagian: 1. Batu diubah menjadi roti. Ini adalah pencobaan mengenai keinginan daging yang kemudian dijawab oleh Yesus dengan jawaban sesuai dengan Firman Allah. 2. Menjatuhkan diri dari bubungan atap Bait Suci. Arti pencobaan ini adalah : Rasa Takut. Rasa Takut yang ada di dalam diri manusia adalah suatu perasaan yang sukar untuk dikalahkan. 3. Memperlihatkan seluruh keindahan, kekuasaan dari dunia menjadi meiliknya. Inilah keangkuhan hidup yang ingin dikobarkan oleh pencoba-pencoba itu (ingat Self Esteem dan Self Actualization). Ketika pencobaan itu telah dikalahkan secara kontekstual atau adu konsep antara Yesus dengan Iblis-iblis tersebut maka tibalah saatnya menjelang kematianNya di kayu salib untuk mengalahkan kuasa dosa, maka sekali lagi Yesus melakukan 3 hal (sebagai manifestasi dari penebusan yang harus diteladani oleh pengikut-pengikutNya). Pertama: Di bukit Getsemani, Yesus telah mengalahkan RASA TAKUT (keinginan mata) dengan mengucurkan keringat seperti darah. Kedua: Penderitaan yang dipikul oleh Yesus dalam perjalanan ke bukit Golgota mengalahkan KEDAGINGAN (keinginan daging) Ketiga: Melepaskan KEANGKUHAN HIDUP manusia tentang terlepasnya allah-allah yang mengikat umat manusia menjadi makhluk yang egois sertaharga diri yang sangat tinggi. Itu semua adalah perkara-perkara yang dihancurkan oleh Yesus dengan sorak kemenangan: Eli Eli Lama Sabakhtani…. Amin.
|