Taurat

Absurditas Kontradiksi Taurat Dan Injil


Absurditas Kontradiksi Taurat dan Injil,

Pendahuluan.

Injil dan hukum sering kali dianggap sesuatu yang berkontradiktif. Paling tidak ada dua pandangan mengenai injil dan hukum yang saling bersifat demikian. Pertama, menerima injil diartikan berada dalam keadaan bebas dari hukum, sehingga seorang yang menerima Kristus, mengalami pembaharuan Allah, merasa tidak perlu mentaati hukum, ia merasa sudah berkenan kepada Allah dan tidak perlu mentaati hukum, karena anugerah Kristus membatalkan semua ketaatan pada hukum. Pandangan ini mengakibatkan moralitas Kristen tidak mempunyai dasar yang kuat. Manusia yang menganggap dirinya tidak perlu mentaati hukum, sama saja dengan menjadikan dirinya hukum, lebih jauh lagi ia sebenarnya sedang menyatakan dirinya adalah Allah. Karena tidak ada manusia yang berada di atas hukum atau sama dengan hukum, hanya Allah saja yang berada di atas hukum, namun Allah tidak bertentangan dengan hukum, karena hukum itu sendiri adalah dirinya Allah. Menempatkan diri di atas hukum atau sama dengan hukum tidak berbeda dengan mengangkat diri sama dengan Allah, dan hal itu adalah perbuatan yang melawan Allah, sama saja dengan anti hukum, seperti penganut Anti-Nomisme atau Libertinianisme.[1]  ... selengkapnya »

Syndicate content