PENGALAMAN: KALAU SALAH MENDIDIK ANAK

evie's picture

Oleh: Ny. Monica Indrawan 

Kalau kita membuat kue bolu, dalam
waktu satu jam lebih kita sudah tahu kue bolu kita berhasil atau gagal.
Kalau rasanya pahit atau kuenya tidak naik, kita tahu bahwa kita sudah
mengalami kegagalan. Bagaimana dalam pendidikan anak? Apa kriteria berhasil?
Apa kriteria gagal?

Dalam membicarakan masalah remaja, kita mengenal istilah ‘peer-group’
dan ‘peer-presure’. Suatu tekanan yang tidak kelihatan, tetapi nyata.
‘Peer presure’ merupakan tekanan yang memaksa seseorang untuk berbuat
sesuai dengan teman-teman sebaya dan lingkungan sekelilingnya. Tekanan
ini bisa dalam hal prestasi di sekolah, gelar yang sama tingginya, penghasilan
yang sama banyaknya, hidup yang sama majunya, pakaian yang sama mutunya,
pengetahuan yang sama dalamnya. Kadang-kadang hal ini bisa positip mendorong
untuk bertindak yang baik, tetapi seringkali lebih banyak nilai negatipnya.

Orang tua Kristen juga mengalami ‘peer pressure’ ini, sama seperti remaja.
Tekanan tersebut adalah: "mempunyai anak Kristen yang sempurna." Suatu
pandangan yang diterima secara luas bahwa kalau anda tidak dapat mendidik
anak menjadi anak yang sehat secara emosi, penuh semangat pelayanan, tahu
menghargai nilai seni yang tinggi, maka anda telah gagal sebagai orang
tua Kristen.

Karena itu orang tua bersedia mengorbankan segalanya, bahkan hubungan
dengan pasangan dan pertumbuhan rohani diri sendiri untuk pendidikan anak-anaknya.
Dalam Efesus 5 dan 6 kita melihat orang Kristen harus hidup beribadah
kepada Tuhan, harus makin menjadi serupa dengan Kristus, harus dewasa
dalam karakter Kristiani, harus setia dalam kehidupan dan kesaksian, dan
akhirnya harus melaksanakan kehidupan keluarga dan mendidik anak dalam
ajaran serta nasehat Tuhan.

Kita mengasihi anak-anak kita dan mau memberikan yang terbaik bagi mereka
baik dalam pembentukan kepribadian maupun kerohanian mereka. Tetapi kalau
kita menempatkan mereka sebagai nomor satu, begaimanapun mulianya motivasi
kita, kita kurang menghargai Tuhan dan menimbulkan persoalan bagi kita
dan bagi anak-anak.

Karena itu, "membuat anak Kristen yang sempurna" atau menciptakan orang
suci kecil, bukanlah tujuan kita. Kedewasaan Kristen membutuhkan pergumulan
dan pertumbuhan. Akan ada masa-masa di mana anak-anak bersikap seperti
orang yang belum pernah diajar. Kadang-kadang mereka begitu sulit, menyebalkan
dan menyusahkan. Itu adalah bagian dari pertumbuhan. Mengharapkan kesempurnaan
hanya menimbulkan ketakutan dan rasa bersalah pada orang tua. Anak-anakpun
akan mengalami ketakutan serta tekanan/stress yang tidak perlu.

Mungkinkah kita berusaha mendidik anak kita menjadi anak Kristen yang
sempurna bukan untuk kepentingan anak itu sendiri tetapi untuk kebanggaan
orang tua? Mungkinkah kita mendidik mereka baik-baik untuk mendapat balasan
kasih dari mereka? Mungkinkah kita curahkan seluruh perhatian kita karena
kita lebih haus akan cinta kasih mereka daripada cinta kasih Allah? Dikasihi
anak-anak adalah sukacita yang paling dalam di kehidupan ini. Semua orang
tua menginginkannya. Tetapi menempatkannya di atas kasih Allah adalah
kesalahan prioritas.

Marilah kita mengasihi anak-anak kita dengan sepenuh hati kita. Itu adalah
hak mereka. Mereka tak perlu mencapai standard tertentu untuk kita kasihi.

Kita harus terus mengingat untuk tidak menuntut mereka berlebihan. Jangan
menenkan mereka untuk menjadi "anak Kristen yang sempurna ". Seperti juga
kita, mereka adalah manusia yang berdoa. Biarlah kasih kita kepada anak-anak
dicurahkan dengan penuh disiplin, menyeluruh dan bebas. Berilah anak-anak
anda dasar yang kuat untuk kehidupan Kristen yang utuh, dampingi dalam
jatuh bangun dan pergumulannya sebagai realitas kehidupan. Biarlah mereka
ikut mengalami pergumulan jatuh bangun kehidupan rohani orang tuanya sebagai
hal yang nyata sehingga mereka bisa bertumbuh dalam kedewasaan iman pribadi
yang kokoh. Dan Biarlah mereka mengalami kebahagiaan dan kedamaian yang
juga dialami oleh orang tua yang senantiasa berusaha hidup dalam Tuhan.


Sumber: "Why Christian Kids Have Their Faith", Tim Bissed

Dapan dilihat di INDO LEAD < http://lead.sabda.org/?title=mendidik_anak >

 

Keywords Artikel: anak, Orang Tua, pendidikan anak

Topic Artikel: Anak