Metamorfosa: Dinamika Perubahan

"Berubahlah oleh pembaharuan akal budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana yang baik, yang berguna dan yang sempurna...".
Metamorfosis dari asal kata methamorphoo (artinya: "saya berubah") adalah akar dari kata 'change' atau 'perubahan' atau 'pembaharuan'. Pengertian awal 'methamorphoo' merujuk pada perubahan sikap dan mental seseorang sesuai dengan kesinambungan perkembangannya secara fisik maupun intelek ke arah pembaharuan hidup setiap hari guna mencapai eksistensi yang sempurna menurut naturnya sebagai manusia. Pada prinsipnya, perubahan sikap dan mental seseorang berbanding lurus dengan waktu dan pengalaman inteleknya.

Dalam Biologi, istilah ini di gunakan untuk menjelaskan perkembangan pada kupu-kupu dengan siklusnya yang unik, yakni dari telur -> larva -> ulat -> kepompong -> kupu-kupu dewasa. Dalam kasus ini, pengertian metamorfosis secara sederhana adalah perubahan dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang kompleks dan sempurna.

Metamorfosis, atau perubahan merujuk kepada banyak aspek, baik realitas maupun abstrak. Perubahan itu dinamis; ia adalah historis, presentatif dan futuristik. Karakteristiknya adalah misterius, ada 'change maker(s)nya', berkesinambungan, dibenci, terdiri atas sisi keras dan sisi lembut, memerlukan pengorbanan, banyak mitos yang mewarnainya, menimbulkan ekspektasi tetapi juga ketakutan dan kepanikan.

Kehidupan yang dinamis selalu mengusung perubahan. Perubahan dekat dengan adaptasi. Beradaptasi berarti menunjukkan eksistensi dalam realitas. Berubah berarti beradaptasi tanpa kehilangan identitas. Bukan yang kuat yang bertahan, tetapi yang adaptif. Perubahan adalah bukti kehidupan. Manusia yang hidup akan selalu berubah; perubahan memberikan harapan. Kelangsungan hidup mustahil tanpa perubahan, dan mereka yang tidak dapat mengubah pikiran mereka tidak dapat mengubah sesuatu; perubahan biasanya membawa pembaharuan. Segala sesuatu harus berubah untuk sesuatu yang baru, untuk sesuatu yang menantang.

Perbedaan gaya berpikir sangat mempengaruhi sikap seseorang terhadap perubahan. Umumnya ada dua sikap yang akan muncul, yaitu reaktif dan kreatif. Sikap yang reaktif cenderung menolak perubahan, tersinggung, curiga, berpikir sempit, iri, dengki, cemburu dan sebab-akibat. Sedangkan sikap yang kreatif cenderung mendorong perubahan, obyektif, berpikir positif, wawasan luas, penuh ide cemerlang, idealis, motivasi tinggi, energetik, intelektual dan berorientasi "saya dapat".

Tidak seperti kupu-kupu, manusia enggan untuk berubah. Keengganan untuk berubah menurut John Maxwell, karena: Perubahan bukan datang dari diri orang tersebut, mengganggu rutinitas, takut sesuatu yang baru, tujuan yang tidak jelas, takut gagal, menunut pengorbanan yang besar, sudah puas dengan kondisi sekarang, pikiran-pikiran negatif, pemimpin yang tidak berintegritas, kecemasan seorang atasan, perubahan berarti kehilangan, perubahan menuntut tambahan komitmen, berpikir sempit dan terperangkap dalam tradisi.

Jika tidak berubah, maka akan diubah. Perubahan itu hukum universal dan berubah itu pasti! Enam strategi dalam berubah:

  1. Tata kembali "belief" tentang komitmen.
  2. Buatlah "value" yang jelas mengenai dunia.
  3. Jangan mengabaikan strategi.
  4. Bereksplorasi.
  5. Bermimpi besar.
  6. Sadarlah bahwa setiap awal pasti sulit.
  7. Berorientasi pada bisnis, dengan karakteristik: konsisten, kredibel, komunikasi, pelatihan, kompetisi, bersihkan, dan bonus.


Jika perubahan adalah dinamisasi kehidupan, kemanakah arah perubahan itu? Sebelum menjadi korban perubahan, sebaiknya fokuskan arah perubahan itu ke dalam tiga orientasi berikut:

  1. Ke arah yang benar.
  2. Ke arah yang berguna.
  3. Ke arah yang sempurna.


Tiga fokus ini hanya dapat dilakukan dengan disiplin; tiga pilar pembentuknya, yaitu:

  1. Manusia yang diseleksi.
  2. Strategi yang diimplementasikan dengan benar.
  3. Budaya disiplin.


Jadi bagaimana? Berubah untuk beradaptasi atau punah?


Demikian

Keywords Artikel: Change

Topic Artikel: Renungan dan Artikel