Kenangan dari Pak Julianto

Minggu lalu mengikuti tiga sesi Seminar Pak Julianto Simanjuntak yang berjudul: "Relational & Emotional Healing", "Tidak Ada Anak yang sulit: Mendidik Anak dengan Cinta dan Sukacita Melimpah", serta "Memenangkan Suami/Istri Tanpa Perkataan."

Banyak yang kupelajari selama seminar ini, tetapi tidak akan mungkin kusebutkan satu persatu.

Satu hal yang sangat membekas dari sesi pertama yang berjudul "Relational & Emotional Healing", terutama karena kulihat serta kualami sendiri adalah pentingnya memperbaiki relasi yang rusak. Dalam hal ini pembicara memberi contoh bahwa seorang bisa saja aktif pelayanan di gereja serta menjadi seorang aktivis yang luar biasa, padahal tanpa disadarinya itu hanyalah sebuah pelarian dari masalah yang ada di dalam keluarga. Menggunakan gereja sebagai pelarian ketika di rumah merasa tertolak atau merasa tidak nyaman merupakan hal yang bisa terjadi dalam keluarga dengan adanya 'hubungan' yang rusak.

Sesi kedua berbicara tentang "Tidak Ada Anak yang Sulit:
Mendidik Anak dengan Cinta dan Sukacita Melimpah". Jadi teringat kadang-kadang anak menjadi sulit karena orang tua tidak tahu bagaimana memahami seorang anak. Tetapi hal yang paling kusukai dari sesi ini adalah pernyataan bahwa masa anak berumur sampai 6 tahun adalah masa 'golden age', masa dimana anak-anak mengalami pertumbuhan luar biasa dan sangat memerlukan bimbingan orang tua. Pada masa umur inilah seharusnya anak selalu bersama dengan orang tua. Dan apa jadinya si anak setelah dewasa tergantung dari perlakuan yang ia terima di masa masa 'golden-age' ini.

Sesi terakhir, sebuah Sesi berjudul "Memenangkan Suami/Istri Tanpa Perkataan." Jadinya teringat khotbah seorang pendeta, jika seorang suami mendengar khotbah bagaimana seorang istri harus bertingkah, si suami akan berkata dalam hati, "Sayang istriku tidak datang, ayat ini berbicara kepadanya."

Tetapi itu tidak terlalu menarik bagiku, karena di hari terakhir ini suasana begitu ceria, banyak gelak tawa, apalagi beberapa pasangan diminta maju ke depan, lalu ditanya tentang bahasa cinta yang disukainya.

Bahasa cinta di sini ada lima, sesuatu yang disukai oleh seorang jika dilakukan oleh pasangannya. Bahasa cinta itu adalah: Pujian/afirmasi, Sentuhan fisik, Waktu berkualitas, Pelayanan, dan Pemberian.

Suasana dipenuhi gelak tawa. Ruangan dipenuhi gelak tawa ketika beberapa pasangan diminta maju ke depan dan menyebutkan bahasa cintanya. Dan tawa itu makin keras ketika seorang ibu dengan polos berkata hal yang paling disukainya adalah ngobrol bersama suami sambil dielus-elus.

Itulah seminarnya, berharap apa yang kudengar bukan hanya sekedar pengetahuan, tetapi sesuatu yang bisa kuterapkan dalam hidup.

Kategori: Konseling Kristen

Topic Blog: Tokoh Alkitab

Keywords Blog: anak, Julianto, konseling, seminar

Comments

Mau tanya

Mau tanya, ngomong-ngomong yuppi dateng ke seminar bersama istrinya atau tidak?

dianpra's picture

wuakaka, lucu .....

wuaakaka....seru keliatannya seminar yang topiknya memenangkan suami/istri tanpa perkataan, seperti apa yang kubayangin.
Aku sebenarnya mau ikut yang topik itu juga, tapi karena ada halangan jadi ga jadi deh.
eiits.... tapi aku belum nikah loh .... (Pembaca: sapa juga yang peduli, ga tanya koq, wuakakaaka). tapi emang bener, untuk ikut itu kan ngga harus kita yang udah nikah aja, yang jomblo pun ngga ada salahnya ikut, untuk bekal besok waktu kawinTongue out