KEPUASAN HIDUP BANG MUL si PREMAN SAYUR

BathiQoY's picture

Sering dalam perjalanan hidup kita terdengar suara-suara yang meyatakan jangan cepat merasa puas. Bahkan jangan pernah puas sama sekali. Rasa puas hanya menjadi sebuah batu sandungan kehidupan. Bagaimanapun juga raihlah kemajuan dan perkembangan tanpa batas, sampai kapan ?, aku lelah (kata Mul) 

Temanku.. sebut saja namanya Mul, ia adalah seorang anak yang berprestasi dalam bidang akademik, masa-masa sekolahnya dijalani dengan nilai yang baik. Sayangnya kehidupan sosialnya "tumpul" hasrat untuk menjalin cinta dengan seorang wanita di masa-masa SMA pupus menajdi suatu kekecewaan kepada diri sendiri. Masalahnya karena pendekatan yang terlalu vulgar dan blak-blakan, bukan satu kali, melainkan dua kali ia mengalami penolakan atas cara pendekatan yang sama.

Waktu kuliah ia mengambil jurusan IT di sebuah Kampus di bilangan Salemba namun berhenti di semester ke-empat dengan alasan ekonomi. Ia menjadi pengangguran sapai akhirnya ia menjadi seorang kasir di sebuah Kafe Jepang. Mul memiliki masalah, sekalipun ia adalah seorang yang telah teruji secara akdemik, tetapi Mul bukan orang yang sigap dan cekatan. Mul takut menyebrangi jalan besar, bahkan Mul juga lemah dalam olahraga. Mul bukan orang gemuk yang kelebihan bobot. Mul itu langsing, bahkan bisa dibilang langsing ringkih dan cepat kehabisan nafas karena tidak doyan makan alias selalu pilih-pilih.

Hanya sekitar enam bulan sebelum akhirnya ia berhenti dari pekerjaannya sebagai kasir dan kembali menjadi sosok pengangguran yang sama sekali non "PENGACARA". Beruntung ada kerabatnya, seorang Tionghoa yang cukup mapan di daerah Kota. Mul diajak join bekerja menjadi wasit billiard. Pada tahap ini Mul banyak bercerita bagaimana beratnya ia menjadi seorang wasit plus-plus. Gaya otak yang diubah menjadi gaya otot, dan naluri ala preman kota untuk bertahan hidup memang tidak cocok bagi anak mami seperti Mul.

Meskipun begitu Mul tetap bertahan, alasannya adalah uang, uang harian yang ia terima menjadi salah satu obat penwara rasa sedih dan penolakan akan jalur kehidupannya saat ini. Sekalipun kadang harga diri diinjak-injak karena tidak mempu memberikan kontribusi maksimal secara subjektif, tetapi Mul tetap gembira denga uang hariannya itu. Stress yang dialami Mul akhirnya terxpresikan menjadi sindrom shoping_maniac. Hutang sana-hutang sini itulah yang terjadi dalam kehidupannya,mungkin sampai saat ini.

Mul adalah orang Kristen, walaupun ia lahir di keluarga non Kristen. Sebagai orang Kristen Mul sangat mengharapkan banyak mujizat terjadi dalam kehidupannya terutama mujizat kesembuhan. Alasannya jelas karena Mul adalah orang yang gampang sakit-sakitan. Setiap begadang menginap di rumahku Mul selalu muntah-muntah masuk angin. Karena ini menjadi kebiasaannya selalu, ia mengidentikan kelegaan penyakitnya ini dalam expresi muntah. Tujuan yang ia cari adalah muntah, baru ia lega. Ia sendiri tidak pernah mencari tahu apa penyebab sakitnya. Cukup Ironis

Sejak menjadi wasit billiard ia juga mulai berkenalan dengan rokok. Kebal-kebul di area billiar menjadi kebiasaan barunya. Tak dinyana akhirnya paru-parunya sempat dinyatakan bolong oleh dokter, bahkan berpotensi kanker bila ia meneruskan kebiasaan merokok. Uang banyak hasbi untuk berobat. Ayah yang seorang supir antar-jemput sekolah, dan Ibu yang sudah tiada membuat Mul, hanya bisa pasrah merenungi jalan hidupnya saat ini. Sebenarnya Mul punya seorang kakak, tetapi sang kakak sudah "kabur" ke negeri kangguru dan baru pulang sebentar saat melayat melihat Ibunya yang dipanggil Tuhan. Terkesan acuh-tak acuh kepada adiknya, Kakak Mul sebut saja Ted, kembali ke OZ dan meneruskan studinya, kalau tidak salah sampai gelar Doktor.

Papi dari Mul juga tidak percaya dengan Mul dalam banyak hal, yang ia percayakan kepada Mul hanyalah urusan mencuci baju. Pernah aku memberi usul, agar Mul belajar menyetir untuk menggantikan tugas Ayahnya, yang usianya sudah cukup jauh berada di usia produktif. O.. ya sebelum bekerja di billiard ia juga pernah menajdi agen marketing produk heather air di Pinangsia. Tetapi ia bercerita kalau pekerjaan menjadi penjual ini jauh menekan karakter dirinya, "Saya bukan penjual" mungkin kalau ia boleh berteriak lantang mengangkasa kata-kata itulah yang dilontarkannya. sekalipun selalu ada jadwal training, tetap saja pada prakteknya Mul selalu kikuk dalam melakukan atraksi penjualan. Memang selalu memaksa saya untuk tertawa kalau ia bercerita bagaimana para pelanggan mengeluh dengan gaya menjualnya.

Mul disulap dari seorang anak alim menjadi anak gaul ala kota, supervisornya sua mencekoki Mul dengan pletokan dan mengakanya berdiskotik ria, aku tahu karena selalu ada bkti otenti rekaman video Mul lewat HP yang menjadi saksi bisu kenakalan-kenakalan dan kokonyolan Mul di kota. Waktu berlalu, terjadi refrormasi pegawai di billiard tempat Mul bernaung. Sekarang ia menjadi sosok senior, para peneror hidupnya sudah hilang. Karena ia sudah menjadi kakak besar, peran sebagai kakak besar yang mudah dirayu malah menjadikannya sosok yang semakin kacau. Karena melalui Mul para juniornya itu bisa melobi dengan sukses untuk menyaksikan video-video porno di tempat billiardnya yang memang cukup lux yakni dengan memiliki fasilitas TV, full ac dan, full karpet.

Suatu ketika aku mencarikan pekerjaan buat Mul, tetapi ditolaknya dengan santai dengan alasan "Nanti gak bisa main billiard sepuasnya lagi donk" Kekanak-kanakan pikirku. Tapi setelah itu aku berubah pikiran, ya.. biarkan sajalah mungkin main billiard dengan puas bisa membuatnya lupa akan detik-detik nyata kehidupan yang membutnya murung nelongso.

Mul belajar menjadi puas, bahkan Mul telah melekat dengan kebiasaan hidupnya. Mul benar-benar takut untuk melepaskan zona nyaman yang ia alami saat ini. Ia memandang sepi semua atribut akademiknya. Ia sudah menyepi, katanya ia ingin menjadi seorang Sufi Kristen. Entah guyonan apalagi ini, aku hanya ngakak saat mendegarnya. Yang pasti ia tidak menolak untuk bekerja asalkan hal itu memberikannya rasa puas seperi di billiard, yakni ada sesuatu yang membuatnya lupa sakitnya menjalani hidup ini.

Cukup banyak konsep firman yang sudah aku nyatakan kepadanya agar ia menjadi pribadi yang lebih baik, lucu aku mengingatnya karena jawabannya hanya "Betuuul...tapi; bla bla bla"

Ahh.. Bang Mul kalau Lae sudah puas dengan kehidupan anda sekarang nikmatilah, jangan setengah-setengah. Tapi saranku, jangan jauh-jauh dari "Airport" ya.

*Filipi
4:11 Saya mengemukakan ini bukan karena saya berkekurangan, sebab saya sudah belajar merasa puas dengan apa yang ada.
4:12 Saya sudah mengalami hidup serba kekurangan, dan juga hidup dengan berkelebihan. Saya sudah mengenal rahasianya untuk menghadapi keadaan yang bagaimanapun juga; baik keadaan makmur maupun keadaan miskin, baik keadaan mewah maupun keadaan berkekurangan.
4:13 Dengan kuasa yang diberikan Kristus kepada saya, saya mempunyai kekuatan untuk menghadapi segala rupa keadaan.

Kategori: Konseling Kristen

Topic Blog: Misi

Keywords Blog: anak Mami, Jalan Hidup, Kisah hidup, Mul, Preman, Puas