Kesukaran orang percaya

Bjohansyah's picture

Kesukaran orang percaya

II Timotius 3: 1-9.
Alkitab dalam II Timotius 3:1 ini mengatakan bahwa pada akhir jaman akan datang masa-masa yang sukar, dan meskipun YESUS dalam Matius 24 mengatakan tentang penderitaan sebelum kedatangan TUHAN. Tetapi pembacaan kita dalam perikop ini tidak berbicara tentang konteks ini melainkan tentang kesukaran kita dalam mempertahankan dan memelihara intregitas atau jati diri kita sebagai anak-anak TUHAN di bumi ini. Globalisasi dan kemajuan tekhnologi bukan hanya sekedar menawarkan kenyamanan dan kemudahan dalam hidup tetapi juga mengungkapkan fakta bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini dan apa yang kita miliki akan menentukan status dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat dewasa ini yang menuntut orang untuk bukan hanya bekerja keras tetapi juga membawa dampak pada gengsi dan persaingan yang tidak sehat untuk dapat mempertahankan kehormatan yang dikatakan oleh Firman TUHAN sebagai mencintai diri sendiri dan menjadi hamba uang. Manusia semakin mementingkan diri dan kasih menjadi semakin tawar, sehingga anak-anakpun tidak lagi dapat menghormati orang tua dan orang tidak lagi menghargai hka orang lain.
Firman TUHAN mengatakan bahwa penghakiman akan dimulai dari rumah TUHAN dan YESUS sendiri pernah mengatakan bahwa: "Kalau AKU datang, adakah kudapati iman di bumi ini". Dan "kalau waktu itu tidak disingkatkan maka orang benarpun tidak diselamatkan". Ini menunjukkan kepada kita tentang kesukaran yang sangat serius yang akan kita hadapi dalam masa akhir jaman ini, Dihambat tapi merambat, ini judul buku karangan dari bapak Pdt. K.A.M Yusuf Rony yang menunjukkan bahwa keKristenan justru berkembang di bawah tekanan dan aniaya, tetapi kita melihat dari sejarah bahwa seperti ada pepatah yang mengatakan, " seperti ayam mati di lumbung padi". Demikian kebebasan dan kenyamanan membuat kekristenan justru menjadi kering di negara-negara Eropa.
Di Indonesia pada era reformasi ini meskipun mengalami hambatan pembangunan gereja di beberapa tempat tapi juga harus kita akui bahwagereja mengalami ledakan pertumbuhan jumlah gereja (organisasi/demonisasi) yang signifikan. Namun sayangnya kalau kita melihat fakta di lapangan, pertumbuhan gereja ini hanya sekedar pertambahan gedung/ organisasi gereja saja di kota-kota atau daerah yang terbuka sehingga disadari atau tidak telah menimbulkan banyak permasalahan dan gesekan2 antar gereja (perpindahan jemaat, perpecahan gereja) dan juga pergeseran budaya pada beberapa gereja tua (contoh: di HKBP dan gereja Toraja, sudah diijinkan pemakaian alat band untuk ibadah KKR dan Pemuda) untuk mengantipasi exodusnya pemuda/ remaja ke gereja lain.
Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan tumbuhnya rasa curiga dan perselisihan antar hamba TUHAN karena pertambahan jumlah jemaat hanya diharapkan melalui kelahiran, pernikahan dan perpindahan keanggotaan (yang sering disebabkan oleh sakit hati), sekedar meningkatkan jumlah jemaat ini yang menyebabkan "gereja" membuat program2 ibadah dan kotbah yang sekedar menyenangkan orang dan ini menyebabkan menurunnya kwalitas rohani pendeta karena kemudahan yang diberikan "gereja" dan tidak adanya standar yang excellent untuk seseorang dapat menjadi pendeta/gembala jemaat sehingga ini menimbulkan gelombang kegerakan baru: pensiunan dan para profesional (pengusaha dan pegawai aktif) jadi pendeta, malah banyak pendeta jadi PNS (Pegawai Negeri Sipil).
Turunnya standar moral dan kwalitas pengajaran dalam gereja adalah awal dari kesukaran yang sedang kita hadapi dalam masa akhir jaman ini. Kasih tidak lagi memotivasi pelayanan, Kebenaran hanya menjadi pemanis bibir pengkotbah dan kekudusan hanya ada dalam lagu pujian, gereja bukan lagi sumber hikmat dan pengajaran tetapi sudah menjadi sarang penyamun.
Seringkali orang mengaburkan misi dengan pelayanan ke tempat-tempat terpencil dan negara-negara lain dan merupakan pelayan yang diperuntukkan bagi penginjil dan misionaris saja sehingga tugas jemaat hanya sekedar mendoakan, beramal dan duduk manis di gereja saja. Ini kesalahan terbesar gereja karena sebenarnya hidup baru yang TUHAN berikan sebenarnya adalah misi. Hidup kita adalah misi untuk menghadirkan Kerajaan ALLAH di muka bumi ini. Kita adalah mitra kerja ALLAH dan Dunia ini ladang ALLAH artinya dimanapun TUHAN menempatkan kita; dalam rumah tangga, usaha, pekerjaan, sekolah dan di tengah-tengah masyarakat bahkan gereja , itulah ladang misi dimana kita menghadirkan Kerajaan ALLAH dalam bentuk pelayanan, Kasih, Kebenaran dan Kekudusan yang didasari oleh Kebenaran FIRMAN ALLAH yang hidup di dalam kita. (Galatia 2: 20). Tidak ada yang sempurna di antara kita tetapi itu tidak boleh menghalangi kita untuk dapat berkata: " ikutlah teladanku seperti aku mengikuti teladan YESUS". TUHAN memberkati.

Kategori: Misi

Topic Blog: Penginjilan

Keywords Blog: BUDAYA, gereja, pertumbuhan