Pengabdian Tanpa Pamrih

nicorius's picture

Pengabdian berasal dari kata dasar “abdi”. Kamus bhs ind mengartikan abdi= hamba/pelayan/budak tebusan/ orang bawahan.
Jadi, jika anda saat ini bersedia mengabdi pelayanan artinya anda adalah seorang abdi = pelayan/budak/hamba/ bawahan.
Pertanyaan saya : apakah sdr benar2 siap menempatkan diri anda sebagai abdi/bawahan/hamba/budak?
Resiko seorang bawahan adalah disuruh melayani tuannya, entah itu enak atau tidak enak seorang abdi harus "sendiko dalem"/ harus mau. Apakah anda siap?
Ada cerita; seorang majikan sangat kesal dg pembantunya krntidak mau lagi mengangkat telp. Lalu pembantunya mengatakan “ini pekerjaan yg sia2 ndoro, semua telp yg masuk dan saya angkat bukan untuk saya, lalu untuk apa saya mengangkat telp tsb”.
Banyak orang yang mengaku abdi tapi tidak benar2 mengabdi. Orang senang mengklaim dirinya sebagai pelayan tapi maunya dilayani. Mengaku hamba tapi berperilaku seperti majikan. ini sangat2 bertolak belakang (kontradiksi).
kalau yang terjadi adalah sikap yang kontradiksi tadi, apakah masih layak disebut pelayan/ hamba/abdi?
Banyak orang mengklaim sebagai abdi masyarakat, tapi ternyata ingin dilayani karena merasa ia pejabat. Katanya ingin melayani rakyat, tapi ketika masyarakat urus ini dan itu, kudu ada imbalan jasa. Hal semacam ini sangat jauh dari konsep seorang pelayan/abdi sperti ditawarkan ol Paulus.
banyak orang kampanye ; ingin melayani tapi ternyata motivasinya agar dirinya terpandang. Ada orang yang ingin jadi abdi namun sebenarnya ia ingin memimpin. Ini adalah konsep yg terbalik.
Berbeda dengan pengabdian yang diteladankan oleh Paulus. Paulus mengatakan “bahwa aku boleh memberitakan injil tanpa upah” itu saja sudah senang “aku menjadikan diriku hamba dari semua orang supaya aku bisa memenangkan banyak orang”. Tujuan Paulus cuma satu bekerja untuk Tuhan.

Kategori: Bahan Renungan Alkitab

Topic Blog: Kesaksian

Keywords Blog: totalitas pelayanan