Tidak Ada Anak yang Sulit

Itulah tema seminar Intensive Counseling Workshop (21 April 2008) yang saya ikuti. Tema yang menarik minat saya karena saat ini sedang mempersiapkan diri menjadi orang tua. Selama ini saya saya juga menganggap anak-anak itu sulit. Saya selalu merinding melihat anak kecil yang kemauannya tidak bisa dicegah. Sampai orang tuanya kewalahan menghadapinya. Saya pernah melihat di sebuah toko. Ada anak kecil minta mainan karena tidak dibeliin dia berguling-guling di lantai toko. Serem lihatnya. Karena tidak ingin mengalami hal yang sama, makanya saya tidak sia-siakan kesempatan ini. Selain ingin juga membuktikan apa benar tidak ada anak yang sulit. Jika tidak ada anak yang sulit, terus masalahnya apa?

Sebelumnya saya berpikir pasti karena lingkungan (sekolah, masyarakat), dan tidak sepenuhnya benar. Ternyata jika ada anak yang bermasalah, orang tua perlu introspeksi diri. Kemungkinan besar masalah timbul akibat perilaku orang tuanya. Dari seminar itu saya belajar untuk mengubah cara pandang terhadap anak. Anak-anak itu anugerah Tuhan, mereka itu ajaib. Tinggal bagaimana orang tua memperlakukan, mendidiknya, serta menanamkan nilai-nilai yang seturut dengan kebenaran firman Tuhan.

Cara berkomunikasi dengan anak juga perlu diperhatikan. Jangan pakai kalimat yang ujung-ujungnya hanya akan menimbulkan perbantahan. Istilahnya pakailah komunikasi yang asertif dan bukan provokatif. Intinya jangan memerintah atau menghakimi, tapi mintalah kepada anak. Gunakan juga kata-kata yang positif, jangan negatif. Kalau mau menyadari, orang tua sering kali mengucapkan kata-kata negatif pada anak-anaknya. "Sukanya ngeyel!", "Cengeng kamu!", "Rasain tuh!", "Bodoh kamu!". Itulah contoh kata-kata negatif. Kalau anak dibilang bodoh, apalagi orang tuanya!

Selain itu, sebagai orang tua juga harus kompak dalam mendidik anak. Kenali juga bahasa cinta anak untuk bisa meraih hati anak. Wah, pokoknya beneran terberkati ikut seminar ICW ini. Jadi orang tua itu harus pinter, padahal tidak ada sekolah menjadi orang tua. Kalau status saja sih, otomatis. Begitu menikah dan dikaruniai anak, langsung jadi orang tua. Tapi, bersikap yang benar sebagai orang tua, itulah yang harus kita usahakan dan kita pelajari. Saya rasa seminar seperti ini dan membaca buku-buku yang mendukung, seperti yang disarankan Pdt. Julianto Simanjuntak (pembicara), wajib dilakukan oleh orang tua sebagai bekal dalam menjalankan peran sebagai orang tua, untuk merawat dan mendidik anugerah yang sudah Tuhan percayakan kepada kita, para orang tua.

Maukah Anda para orang tua?

"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:13-16)

Topic Blog: Tokoh Alkitab

Keywords Blog: anak, konseling, mendidik, parenting

Comments

BathiQoY's picture

Nation Srong from Home

Yhellow puji,nice blog banyak orangtua menganggap anak adalah subyek yang terikat, selama mindset ini tidak diubah, maka akan sulit untuk mengubah masa depan bangsa ini. Saat anak bebas menjadi dirinya sendiri dengan pengarahan yang positif dan almiah. Itulah moment of truth antara anak dan orangtua. Nation Strong From Home

                                              -###- 

* James 2:26 >For as the body without the spirit is dead, so faith without works is dead also.

Bless in JC ;o)

Setuju

Thanks BathiQoY
Ya, memang benar, semuanya berawal dari rumah :) Coba banyak orang tua yang mindsetnya diubah ya, wah masa depan bangsa akan cerah.
Oya, satu lagi mau nambahin dari seminar itu. Biasanya ortu mengganggap anak itu berhutang pada orang tua. Jadi, anak-anak diibaratkan sebuah investasi untuk menjamin mereka di masa tua. Tapi, sebenarnya, orang tualah yang berhutang pada anak-anak. Bener-bener paradigma orang tua memang harus berubah yah ....
"kita berbeda dalam semua kecuali dalam cinta."

Setuju banget

Pagi ini aku diberkati dengan membacaca artikelnya Puji. Ga kebetulan my 4 year old son emnang lagi kayak ga punya telinga hehehe..tapi aku selalu coba dengan think postive , do postive and speak posiive dan yang [pasti with prayer....still trying tapi aku percaya ini adalah bagian dari pelayanan & meelayani anak sendiri adalah seperti melihat hasil dari buah kita yang manis. God Bless

orang tua bijaksana

Puji Tuhan jika postingan saya menjadi berkat buat ibu. Mengucap syukur juga ibu bisa bertindak bijaksana dalam menghadapi anak. Kalau ada anak yang sulit dibilangi, banyak orang tua yang langsung mengecap anak itu bandel, nakal. Terus melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakuin. Perlu liat dulu sebab kenapa anak bertindak seperti itu. Yah, mungkin sih bilangnya lebih gampang daripada mempraktikkannya, tapi tidak mustahil juga kalau kita sebagai orang tua mau belajar dan berusaha, dan terpenting lagi minta pertolongan Tuhan agar dimampukan. Oke. God bless u, too
"kita berbeda dalam semua kecuali dalam cinta."