Pembahasan point 2& 21: KEPEMIMPINAN ALKITABIAH dalam Gereja dan Keluarga

KEPEMIMPINAN ALKITABIAH dalam Gereja dan Keluarga 

Alkitab dengan sangat jelas menyatakan bahwa pria adalah pemimpin di dalam rumah tangga dan gereja lokal sedangkan peran wanita adalah tunduk pada kepemimpinan pria. Tetapi sekarang penentangan terhadap prinsip Allah ini sudah begitu meluas dengan banyaknya wanita yang ditahbiskan dalam posisi kepemimpinan di gereja.

Fakta pemutarbalikan prinsip Allah adalah bukti penyesatan di zaman ini. Pria dan wanita menolak kebenaran Alkitab dan menjadi bingung dengan prinsip-prinsip dasar Alkitab. Banyak pria yang mencoba menjadi seperti wanita dalam hal berpakaian dan bertingkah laku dan banyak wanita yang cenderung ingin menjadi pria; berpakaian seperti pria, melakukan pekerjaan pria, melakukan olahraga pria, menjadi tentara, wanita ingin mendapat gaji lebih untuk pekerjaan yang sama dan menjadi pemimpin di gereja , rumah tangga atau negara. Sedihnya gereja selalu dipengaruhi oleh dunia. Kesalahan yang terjadi di dunia diulangi di gereja dan kita mendapati wanita menjadi pemimpin di banyak gereja atau kelompok Kristen.

Alkitab sangat jelas mengenai hal ini dan tidak ada polemik untuk hal ini. Masalahnya adalah gereja terlalu banyak mencari sumber lain di luar Alkitab. Allah mengasihi baik pria maupun wanita. Wanita sangat penting bagi rumah tangga, gereja dan masyarakat. Di dalam Kristus Yesus, wanita mempunyai posisi sama dan menerima berkat yang sama seperti yang dialami pria. Tetapi tidak berarti tidak ada perbedaan peran dan otoritas antara pria dan wanita. Kebenarannya adalah wanita dan pria itu sangat berbeda.

PB menulis bahwa pria adalah pemimpin di rumah tangga dan gereja. Wanita tidak dirancang Allah untuk memerintah lembaga-lembaga ini. Nabi Yesaya memperingatkan Israel ketika ia berkata bahwa wanita memerintah atas mereka (Yesaya 3:12). Menurut Alkitab, di gereja, tidak ada wanita yang boleh menjadi gembala atau diaken atau posisi kepemimpinan lain di atas pria. Siapa yang mengatakan ini? Allah.

"Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa." (I Tim 2:11-14)

"Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat. Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat. Atau adakah firman Allah mulai dari kamu? Atau hanya kepada kamu sajakah firman itu telah datang? Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan" (I Kor 14:34-37)

Bagaimana mungkin wanita boleh menjadi gembala jika ia dilarang untuk mengajar atau memiliki otoritas atas pria? Wanita boleh menjadi gembala hanya jika mereka secara terang-terangan menentang pengajaran Alkitab. Tuhan Yesus sendiri tidak pernah mentahbiskan rasul wanita. Semua rasul Yesus adalah pria. Standar untuk gembala diterapkan dengan ketat pada pria. Hanya pria yang dapat menjadi "suami dari satu istri" dan "memerintah rumah tangganya dengan baik" (I Tim 3:2,4. Titus 1:6)

Apakah Pengajaran Paulus Berlaku Untuk Semua Gereja Di Segala Abad?

Sebagian orang berkata bahwa pengajaran Paulus hanya ditujukan kepada orang Kristen di abad pertama atau hanya kepada situasi khusus di gereja Korintus. Alasan ini tidak benar:

1. Paulus berkata bahwa pengajaran dalam I Korintus 14 adalah perintah Tuhan (ayat 37). Semua orang Kristen dan semua gereja harus taat pada perintah ini.

2. Paulus berkata bahwa pengajaran dalam I Korijtus 14 adalah tes kerohanian. Paulus berkata seharusnya mereka yang sungguh-sungguh rohani harus mengakui bahwa pengajaran ini adalah penritah Tuhan. "If any man think himself to be a prophet, or spiritual, let him acknowledge that the things that I write unto you are the commandments of the Lord" (1 Cor. 14:37). Mereka yang menolak pengajaran I Korintus 14 mengenai peran wanita dalam gereja membuktikan diri mereka belum rohani

3. Dalam I Timotius, Paulus memberikan petunjuk yang sama mengenai wanita dan dalam surat ini dikatakan, ditulis untuk memberikan aturan yang baik bagi gereja. "Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran." (I Tim 3:15)

4. Dalam memberi peutnjuk mengenai peran wanita dalam gereja, Roh Kudus mengacu pada urutan penciptaan-Adam yang pertama kemudian Hawa.

5. Paulus mengacu pada peristiwa kejatuhan manusia (I Tim 2:14)

6. Paulus mengacu pada sifat alami manusia (I Tim 2:14). Wanita dirancang untuk peran yang berbeda dengan pria dalam kehidupan yaitu sebagai ibu dan istri. Emosi, aspek psikolgis dan rasio begitu dekat dengan wanita tetapi wanita tidak dirancang untuk menjadi pemimpin. Di taman Eden Setan menipu wanita. Tetapi tidak dengan Adam. Adam berdosa tetapi dia tidak tertipu. Hawa mengijinkan dirinya dalam posisi membuat keputusan yang seharusnya tidak ia lakukan.

7. Paulus mengatakan bahwa prinsip ini harus dipelihara sampai kedatangan Kristus yang kedua kali.

8.Surat Paulus kepada jemaat Korintus yang berbicara mengenai wanita harus tunduk dibawah otoritas pria ditujukan untuk semua orang Kristen. (1 Cor. 1:2).

BUKANKAH ALLAH MEMAKAI WANITA UNTUK MEMIMPIN PRIA DALAM PL?

Mengapa Allah memakai Debora sebagai Hakim di Israel (Hakim4:4-5) Jawabannya mudah. Kehendak Allah yang sempurna adalah pria sebagai pemimpin. Hal sangat jelas. Tidak boleh disalahtafsirkan. Tetapi ketika pria tidak mengambil tanggungjawab mereka maka Allah memakai wanita. Pria-pria di zaman Deborah begitu lemah dan pengecut. Faktanya adalah Barak, panglima perang Israel menolak pergi berperang kecuali Deborah pergi bersamanya (Hak 4:8)

Deborah secara jelas menyatakan bahwa ini tidak benar atau tidak lumrah dan ia memberitahu Barak bahwa Barak tidak akan mendapat kehormatan (Hakim 4:9). Dalam masa itu Allah tidak mendapati seorang pria yang melakukan kehendakNya maka Ia memakai wanita seperti Deborah yang bersedia maju ketika para pria menjadi lemah. Ini sering terjadi baik dalam sejarah gereja maupun di dunia sekuler.

Bagaimana dengan anak dara Filipus? Mereka dikenal sebagai prophetesses (Kis 21:8-9). Bukankah ini juga contoh wanita dapat berkhotbah kepada pria dalam usaha untuk melepaskan karunia bernubuat? Fakta bahwa Allah memberikan karunia bernubuat kepada wanita tidak berarti mereka bebas untuk mengambil otoritas atas pria di dalam gereja. Anak dara Filipus bernubuat kepada para wanita. Ketika Allah ingin berbicara kepada Paulus, Allah memakai pria untuk melakukannya (Kis 21:8-11). Allah memberikan karuniaNya dengan melimpah kepada wanita tetapi itu harus dipakai dalam area yang tepat. Tidak tercatat dalam Alkitab mereka bernubuat dalam pertemuan jemaat.

Pelayanan wanita difokuskan pada wanita dan anak-anak ( I Tim 2:15; II Tim 1:5; 3:15; Titus 2:3-5). Oleh karena tidak ada rasul wanita maka standard ilahi juga menetapkan gembala hanya ditetapkan untuk pria (I Tim 3:2-4; Titus 1:5-9)

1 Timotius 3:1-7

Syarat-syarat bagi Penilik Jemaat/Penatua/Gembala/Pendeta/Pastor

3:1 Benarlah perkataan ini: "Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah."

3:2 Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang,

3:3 bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang,

3:4 seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.

3:5 Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?

3:6 Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis.

3:7 Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.

Alkitab KJV

3:1 This is a true saying, If a man desire the office of a bishop, he desireth a good work.

3:2 A bishop then must be blameless, the husband of one wife, vigilant, sober, of good behaviour, given to hospitality, apt to teach;

3:3 Not given to wine, no striker, not greedy of filthy lucre; but patient, not a brawler, not covetous;

3:4 One that ruleth well his own house, having his children in subjection with all gravity;

3:5 (For if a man know not how to rule his own house, how shall he take care of the church of God?)

3:6 Not a novice, lest being lifted up with pride he fall into the condemnation of the devil.

3:7 Moreover he must have a good report of them which are without; lest he fall into reproach and the snare of the devil.

Titus 1:6-9

1:4 Kepada Titus, anakku yang sah menurut iman kita bersama: kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Juruselamat kita, menyertai engkau.

1:5 Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu,

1:6 yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.

1:7 Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah,

1:8 melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri

1:9 dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.

Jelas bahwa jabatan Penilik Jemaat/Penatua/Gembala/Pendeta/Pastor harus Pria yg sudah berkeluarga (sudah menikah), dan sangat tidak boleh wanita. Perhatikan ayat 2, 4, ada syarat SUAMI dari SATU ISTRI, dan KEPALA KELUARGA yg baik. Jadi Pendeta Wanita sangat tidak Alkitabiah. Karena penulis menyamakan kata pendeta=penilik jemaat=gembala=penatua=pastor. Kata "pendeta" dalam bahasa Indonesia diadopsi dan muncul karena Orang Kristen Protestan ingin membedakan dengan PASTOR di Katolik.

1 Timotius 3:8-13

Syarat-syarat bagi Diaken/Majelis

3:8 Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah,

3:9 melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci.

3:10 Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat.

3:11 Demikian pula isteri-isteri [dari para Diaken—ditambahkan Penulis] hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal.

3:12 Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik.

3:13 Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.

3:8 Likewise must the deacons be grave, not doubletongued, not given to much wine, not greedy of filthy lucre;

3:9 Holding the mystery of the faith in a pure conscience.

3:10 And let these also first be proved; then let them use the office of a deacon, being found blameless.

3:11 Even so must their wives be grave, not slanderers, sober, faithful in all things.

3:12 Let the deacons be the husbands of one wife, ruling their children and their own houses well.

3:13 For they that have used the office of a deacon well purchase to themselves a good degree, and great boldness in the faith which is in Christ Jesus.

Ayat 12 sangat menekankan DIAKEN HARUSLAH SUAMI DARI SATU ISTRI, dan perhatikan ayat 11 di KJV kata "THEIR WIVES" yaitu istri-istri dari para Diaken. Jadi kiranya SANGAT JELAS, dalam Alkitab hanya PRIA yg sudah Beristri/berkeluarga/yg sudah menikah yg boleh menjabat Diaken/Majelis dari suatu Jemaat/Gereja. Wanita tidak diperkenankan.

Jadi Para Suami (Pria yg sudah menikah), jika sampai digerejamu ada Pendeta Wanita dan Diaken Wanita, satu hal yg SANGAT PERLU DISERUKAN "dimana Engkau Para Pria berada?" seperti kata Allah dalam Kejadian 3:9, "Dimanakah engkau (ADAM-Pria)?"

Para wanita tidak perlu berkecil hati dan merasa tidak adil, ini PERINTAH ALLAH dan Berlaku sepanjang Masa disepanjang Abad. Kita perlu ketaatan dalam hal ini. Wanita ada porsinya sendiri dalam pelayanan di Gereja dan Keluarga. Ingat Alkitab sangat ketat mengatur peran Pria dan wanita dalam Keluarga dan Gereja.

Sedangkan peran Wanita di luar gereja dan Keluarga, Alkitab memberi kebebasan dan persamaan bagi Para Wanita untuk jadi Pemimpin/Bos/Manager/Direktur di Perusahaan, Parlemen/DPR/MPR, Negara, Kepresidenan, Kerja, dll.

Ini SANGAT ALKITABIAH. Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.

1 Timotius 2:12 Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.

Wanita Sangat Tidak boleh Berkhotbah di Pertemuan Jemaat (Dewasa)/Ibadah Raya/Kebaktian Umum, atau apapun nama/istilahnya di gereja anda.

Suatu revolusi yg total sedang terjadi dalam denominasi-denominasi dan gereja-gereja di seluruh masyarakat Barat. Sebagai bagian yg lebih besar dari pergolakan sosial itu yg ditimbulkan oleh gerakan pejuang hak-hak wanita, revolusi tersebut menyebabkan tidak berlakunya pembagian peranan antara pria-wanita yg tradisional di dalam rumah tangga maupun gereja. Revolusi itu telah berhasil dalam menumbangkan kepemimpinan yg dikuasai oleh kaum pria di ribuan gereja. Revolusi itu telah berhasil dalam menumbangkan kepemimpinan yg dikuasai oleh kaum pria di ribuan gereja. Revolusi tersebut telah menimbulkan banyaknya bahan bacaan baru dan membangkitkan perdebatan yg amat sengit. Revolusi ini bahkan telah menimbulkan terjemahan Alkitab yg baru dan tidak membedakan jenis kelamin.

Sebagai akibatnya, pengajaran kristen yg tradisional mengenai kepemimpinan pria dan penundukan (subordinasi) wanita mengahadapi tantangan terbesar semenjak kekristenan muncul 2000 tahun yg lalu. A. Duane Litfin mengungkapkan pandangannya tentang arti revolusi ini sebagai berikut:

Fase atau era gerakan pejuang hak-hak wanita yg muncul baru-baru ini, yg munculnya biasnaya dinggap sama dengan karya Betty Friedan berjudul The Feminine Mystique pada tahun 1964, merupakan gelombang pasang yg terjadi sekarang. Gerakan ini telah melampaui batas kekuasaan kaum pria yg sudah ada selama lebih dari 2 abad. Namun, gelombang yg terjadi sekarang itu lebih luas dan lebih kuat pengaruhnya daripada pelopornya yg mana saja. Dan gelombang itu tampaknya menjadi bagian dari kecenderungan diseluruh dunia yg mungkin kini tak dapat ditawar-tawar lagi.

Pandangan Egalitarian membuktikan bahwa tak ada alasan yg Alkitabiah bagi kaum wanita untuk tidak sama-sama mengambil bagian dalam tugas kepemimpinan di gereja, atau tidak berperan serta dalam suatu hubungan pernikahan yg didasarkan atas prinsip saling menundukkan diri dan saling mengasihi. Penekanan pandangan Egalitarian adalah saling menundukkan diri—bukan penundukan diri dari satu pihak kepada pihak yg lain, melainkan masing-masing pihak menundukkan diri satu sama lain—baik dalam gereja maupun dalam rumah tangga.

Sebaliknya, pandangan tradisional tentang hubungan peranan pria-wanita tetap berpendapat bahwa ada alasan yg kuat, memaksakan, dan Alkitabiah untuk menguatkan kekepalaan/kepemimpinan pria dan penundukan kaum wanita di dalam gereja maupun dalam rumah tangga. Meskipun pandangan ini mengakui penundukan diri satu sama lain sebagai suatu prinsip yg Alkitabiah, namun penundukan diri satu sama lain tidak mengesampingkan tatanan tentang otoritas dan penundukan diri yg terdapat di bagian-bagian lainnya. Tidak sama dengan pandangan egalitarian, pandangan tradisional tidak membuat berlawanan bagian-bagian yg membicarakan mengenai persamaan hak maupun penundukan kaum wanita.

KALAU BEGITU APAKAH WANITA TIDAK BOLEH MELAYANI?

Melarang wanita masuk dalam pelayanan sama artinya mengatakan bahwa wanita tidak berharga dalam pelayanan Yesus Kristus. Paulus mempunyai rekan sekerja wanita (Fil 4:3). Febe adalah contoh (Roma 16:1-2). Priskila disebutkan bersama suaminya Akwila (Roma 16:3). Mereka adalah penanam gereja (Roma 16:5).

Luk 2:36 Mengapa Hana disebut nabi, tidak ada yang tahu. Alasan yang mungkin adalah Hana adalah istri seorang nabi atau alasan lain karena ia menjadi pemuji di bait Allah ( I Taw 25:1,2,4; I Sam 10:5) atau karena ia sendiri menubuatkan kejadian masa depan .

Kata nabiah dalam PB hanya ada di sini dan Wahyu 2:20. Dalam bahasa Yunani kuno kata ini berarti wanita yang menafsirkan tulisan firman Tuhan.

Hai Para pengajar Alkitab, padamu dituntut tanggung jawab yg sangat besar karena engkau mengajarkan Firman kepada Jemaat. Jika salah mengajar dan bahkan menyesatkan jemaat, upahmu kecil di Surga meski engkau masuk surga.

Saran&ajakan bagi Gereja yg melanggar prinsip Kepemimpinan Alkitabiah ini, segeralah beritahukan gembala/pendeta anda. Dan berubahlah. Jangan sampai berkat Tuhan bagi jemaat terhalang karena pelanggaran-pelanggaran aturan Jabatan dalam Gereja.

Sangat tidak mudah merubah kesalahan-kesalahan praktek bergereja, namun perlu dimulai dari hal-hal kecil dan mendasar (terutama yg menyangkut pengajaran/doktrinal).

Perhatikan 1 Timotius 4 sambungan dari pasal 2 dan 3, Nasehat Paulus kepada Pemuda Timotius

Tugas Timotius dalam menghadapi pengajar sesat

4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan

4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

4:3 Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.

4:4 Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur,

4:5 sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.

4:6 Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.

4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.

4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

4:9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.

4:10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

4:11 Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.

4:12 Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

4:13 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.

4:14 Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.

4:15 Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.

4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

sumber:

Artikel Wanda Dumais, Bolehkah Wanita berkhotbah,

Alkitab KJV, TB LAI

Kepenatuaan atau Kependetaan, Alexander Strauch, Andi Ofset.

 

43 KRITIK TERHADAP GEREJA DAN GEMBALA

1. Baptis Bayi/Anak adalah Tidak Alkitabiah
2. Pendeta/Penatua/Penilik Jemaat/Gembala Wanita dan Diaken/Majelis Wanita adalah Tidak Alkitabiah
3. Sistem Kepausan adalah Tidak Alkitabiah
4. Transubtansiasi dan Konsubstansiasi adalah Tidak Alkitabiah
5. Membaptis secara Percik atau dengan Bendera adalah Tidak Alkitabiah
6. Manusia diselamatkan hanya karena IMAN bukan karena Baptisan, Iman+Perbuatan, Iman+Baptisan, Iman+ ++ lainnya. Baptisan Tidak Menyelamatkan.
7. Arianisme (Kristen Tauhid dengan Gereja Jemaat Allah Global Indonesia=Gereja JAGI) dan Saksi Jehova (Saksi-Saksi Yehuwa) yang menolak Keilahian Yesus dan Tritunggal adalah Tidak Alkitabiah
8. GSPdI (Gereja Serikat Pantekosta di Indonesia) dengan mode Sabelian (Allah 1 Pribadi dalam 3 wujud) adalah Tidak Alkitabiah
9. Sistem Gereja Universal/Katolik/Am adalah Tidak Alkitabiah. Sistem Gereja Lokal adalah ALKITABIAH
10. Sistem Eskatologi Amilenialisme dan Postmilenialisme adalah Tidak Alkitabiah
11. Menafsirkan 6 hari Penciptaan sebagai bukan 6 hari biasa adalah Tidak Alkitabiah
12. Calvinisme dengan 5 Point TULIP-nya TIDAK ALKITABIAH
13. Predestinasi John Calvin adalah Tidak Alkitabiah
14. Gerakan Ekumene adalah Tidak Alkitabiah, Kesatuan yg Alkitabiah adalah Tidak Mengkompromikan KEBENARAN/DOKTRIN/PENGAJARAN
15. Verbal Plenary Inspiration (VPI) dan Verbal Plenary Preservation (VPP) dalam doktrin Alkitab adalah ALKITABIAH
16. Bayi yg mati PASTI MASUK SURGA karena sudah ditebus oleh Darah Yesus
17. Sekali Selamat Tetap Selamat adalah Tidak Alkitabiah. Beriman sampai Mati/Akhir PASTI MASUK SURGA. Jaminan Keselamatan Bersifat Kondisional/Bersyarat.
18. Kerajaan 1000 tahun, Surga dan Neraka adalah benar-benar Nyata.
19. Hanya ada dua Upacara/Ordinansi yang diperintahkan Tuhan yaitu Baptisan dan Perjamuan Tuhan 
20. Pewahyuan dan Nubuat dan semua karunia yg berhubungan dengan Pewahyuan (Bahasa Roh/berbahasa Lidah, Bernubuat, dan Pengetahuan, 1 Kor 13:8-10) sudah Tidak ada sejak Wahyu 22:21 selesai ditulis. Tidak ada Firman Allah lagi di luar Alkitab yang telah Kanon (Tidak ada ekstra biblical)
21. Wanita berkhotbah di Kebaktian Umum/Ibadah Raya/Ibadah apapun/Pertemuan Jemaat yang dihadiri Jemaat Dewasa (keluarga/yang sudah menikah) adalah Tidak Alkitabiah
22. Perjanjian Baru mengajarkan bahwa orang percaya hari ini tidak terikat pada hukum Sabat, karena itu Gereja Advent yg mempertahankan hari Sabat, makanan dan minuman tertentu, Hukum Sunat adalah Tidak Alkitabiah. Pengajaran Advent mengenai hari Sabat tidak sesuai dengan pengajaran Alkitab dan merupakan bagian dari kesalahan total mereka yg tidak dapat melihat perubahan dari sistem penyembahan simbolik di PL menjadi sistem penyembahan dalam Roh dan Kebenaran dalam PB atau Ibadah Hakikat.
23. Manusia adalah suatu Pribadi ciptaan Allah yang diberi kemampuan berpikir, kesadaran diri, kehendak bebas, dan ketika jatuh dalam dosa, hanya kehilangan Kemuliaan Allah dan hubungan/komunikasi dengan pencipta. Manusia tetap mempunyai kehendak bebas.
24. Manusia yang belum diselamatkan mampu merespon terhadap berita Injil, sehingga Aktivitas penginjilan adalah KEHARUSAN. Mati secara rohani bukanlah mati seperti mayat yg tidak bisa merespon berita Injil.
25. Gereja Lokal adalah Tiang penopang dan Dasar Kebenaran (TPDK)
26. Tuhan telah menghentikan jabatan IMAM dan praktek keimamatan (pemberkatan oleh “pendeta“ pada akhir kebaktian, pemberkatan nikah, dll) untuk Jemaat perjanjian Baru.
27. Konsep Familiy Altar adalah Salah karena kita tidak lagi hidup dalam masa Keimamatan Ayah (zaman antara Adam sampai Taurat diturunkan)
28. Istilah yg benar adalah Peneguhan Nikah, bukan pemberkatan nikah. Istilah Pemberkatan nikah dipakai Gereja Roma Katolik karena mereka menempatkan pernikahan sebagai salah satu sakramen (upacara kudus) gereja. Gereja Alkitabiah hanya mengenal dua ordinansi (Upacara yg diperintahkan) yaitu Baptisan dan Perjamuan Tuhan. Dalam Gereja Alkitabiah tidak ada jabatan imam yg berwenang memberkati, itulah sebabnya tidak dibenarkan memakai istilah Pemberkatan Nikah. Upacara yg dilakukan gereja alkitabiah dalam hal pernikahan ialah mengukuhkan atau meneguhkan pernikahan 2 anggota jemaatnya di hadapan Tuhan dan di hadapan sidang jemaatNya serta berdoa memohonkan kasih karunia Tuhan untuk kehidupan rumah tangga mereka. Berkat Tuhan bagi mereka selanjutnya tentu bergantung pada sikap hati mereka kepada Tuhan, bukan pada penumpangan tangan dari imam atau pendeta yang melakukan praktek keimamatan.
29. Tidak ditemukan Penumpangan Tangan untuk PEMBERKATAN dalam Perjanjian Baru. Penumpangan Tangan untuk Pengukuhan Jabatan (Gembala, Penginjil, Guru Injil dan Diaken) sebagai bentuk Perestuan/Approve atas nama Jemaat
30. Tidak ada satu orang pun yang BERHAK membaptis seseorang ke dalam Roh Kudus selain YESUS KRISTUS. Pendeta manapun yang mencoba membaptiskan seseorang ke dalam Roh Kudus adalah SESAT dan DURHAKA (merebut wewenang Yesus)
31. Ajaran Katolik tentang API PENYUCIAN adalah TIDAK ALKITABIAH
32. Nama Pribadi TUHAN adalah YHWH (baca: YAHWEH)
33. Pastor dan suster Katolik menikah adalah ALKITABIAH
34. Jabatan Nabi dan Rasul sudah tidak ada/dihentikan karena Pewahyuan sudah berhenti.
35. 2 Kategori ajaran sesat: Keluar dari Alkitab dan Salah Menafsirkan Alkitab
36. Pengajaran MISKIN adalah DOSA, SUNGGUH SESAT, yang Benar: Miskin bisa disebabkan karena dosa (misal: Kemalasan) dan sebaliknya Pengajaran KAYA adalah BERKAT, Sungguh Menyesatkan, karena ada orang Kaya yang mendapatkan kekayaan dengan Cara-cara berdosa, misal: Korupsi, ke dukun/roh2 gunung Kawi, menipu orang lain, dll
37. Tuhan Berdaulat 100% (sepenuhnya) dan Manusia bertanggung Jawab 100% (sepenuhnya) adalah ALKITABIAH
38. Setiap orang yang dilahirkan dari keturunan Adam dan Hawa mewarisi POSISI orang berdosa atau Nature (sifat hati) yang berdosa adalah ALKITABIAH
39. Hanya ada SATU CARA untuk Menyelamatkan manusia dari PENGHUKUMAN, yaitu dengan mengirim JURUSELAMAT untuk dihukumkan sebagai pengganti manusia berdosa adalah ALKITABIAH, tegasnya DOSA hanya dapat diselesaikan melalui PENGHUKUMAN
40. Pengajaran Cyprian (AD 200-258) yang tercatat sebagai orang yang mempromosikan konsep keselamatan oleh Gereja. Ia menasehatkan agar semua gereja menggabungkan diri ke dalam Gereja Universal (KATOLIK) dengan Slogannya yang terkenal DILUAR GEREJA TIDAK ADA KESELAMATAN (EXTRA NULLA SALUS EKKLESIAM). Sejak saai itu dimulai suatu gerakan untuk menggiring semua gereja otonom (independen) ke dalam Gereja Roma Katolik dengan indoktrinasi bahwa TIDAK ADA KESELAMATAN DI LUAR GEREJA ROMA KATOLIK. Tidak cukup dengan itu akhirnya disusunlah Pengakuan Iman Rasuli yang salah satu pointnya Gereja yang Kudus dan Katolik (Am, Universal). Ini Pengajaran yang SUNGGUH MENYESATKAN dan TIDAK ALKITABIAH.
41. Satu Kesalahan Fatal Pengakuan Iman Rasuli adalah adanya pernyataan bahwa GEREJA itu HARUS KATOLIK. 

Tetapi hingga saat konsili di Nicea (tahun 325 AD) belum muncul pengakuan iman tertentu yang berlaku secara universal, yang tepat dengan kata-kata yang sama, dan diperintahkan oleh otoritas universal yang sama.

But until the time of the Council of Nicen there does not appear to have been any one particular creed which prevailed universally, in exactly the same words, and commended by the same universal authority (Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature, John McClintock & James Strong, Grand rapids: Baker book House, 1981, Vol II, p 559)

Kutipan tersebut membuktikan bahwa Pengakuan Iman ”Rasuli” (PIR) yang digembar-gemborkan oleh Gereja Roma Katolik dan dipungut Gereja Protestan, serta di-beo-kan oleh Gereja-gereja Injili sesungguhnya bukanlah Pengakuan Iman yang disampaikan oleh Para Rasul. Jelas sekali bahwa pada zaman Para Rasul belum dikenal istilah THE HOLY CATHOLIC CHURCH atau Gereja Yang Kudus dan Am (KATOLIK), yang terdapat dipengakuan iman tersebut. Bahkan pernyataan gereja Yang Kudus dan Am itu sangat mustahil karena gereja tidak mungkin Kudus jika ia bersifat KATOLIK. Gereja akan Kudus kalau bersifat OTONOM dan LOKAL serta Menerapkan Disiplin Gereja dengan Ketat. 

42. Iman yang Menyelamatkan ialah kita percaya bahwa YESUS KRISTUS telah DISALIBKAN untuk MENANGGUNG semua DOSA kita. Atau seseorang percaya dengan segenap hati bahwa Yesus telah MENGGANTIKANnya disalibkan dan kini ia sedang menggantikanNya hidup, Memahami kondisi diri sebagai orang berdosa yang tidak berdaya, yang akan masuk ke Neraka, serta menyesali dosa-dosanya, dan mengucap syukur atas kasih Yesus kristus yang rela dihukumkan menggantikannya.
43. Kesalahan Terbesar Bapak-Bapak Reformator adalah tidak mereformasi Doktrin Gereja (Ekklesiologi).

SIKAP TIDAK BERANI MENYATAKAN KEBENARAN DAN KETIDAKBENARAN adalah AKIBAT dari KETIDAKJELASAN.

SESEORANG TIDAK MUNGKIN BISA MENJADI ORNG KRISTEN YANG BAIK TANPA MENJADI ANGGOTA JEMAAT YANG BAIK itulah sebabnya setiap orang Kristen yang telah LAHIR BARU HARUS menjadi anggota dari sebuah jemaat yang ALKITABIAH.

AMSAL 23:23 Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.

Tidak ada Gereja yg Sempurna, itu benar. Ada Gereja Yang Lebih Benar, itu Benar.

 

Kategori: Teologi

Topic Blog: Teologi dan Alkitab

Keywords Blog: doktrin, FUNDAMENTAL

Comments

bagus...

terima kasih, saya bisa banyak belajar dari Anda.
saya ingin bisa aktif dalam prganisasi dan sekaligus cari duit dari organisasi, bisa bantu saya ?

linkup manusiawi

Gereja akan Kudus kalau bersifat OTONOM dan LOKAL serta Menerapkan Disiplin Gereja dengan Ketat.

Dari salah 1 teks Anda. Dari dahulu hingga kini, lingkup Anda masih dalam kemanusiawian / keduniawian. Tidak jauh beda dengan manusia duniawi.

Namun... Anda sudah mulai maju perlahan untuk berusaha jujur.

to BreadWine/Petrus HB/uang makan

"saya ingin bisa aktif dalam prganisasi dan sekaligus cari duit dari organisasi, bisa bantu saya?"

jawabku: masuk Partai Politik dan jadi CALEG, saat ini sangat menjanjikan:) GBU

"Dari salah 1 teks Anda. Dari dahulu hingga kini, lingkup Anda masih dalam kemanusiawian / keduniawian. Tidak jauh beda dengan manusia duniawi."

jawabku: ehm statement anda di atas dengan dibawab kok malah menyatakan anda sebaliknya:)

jadi CALEG menjanjikan apa ?

jadi CALEG menjanjikan apa ? saya BUKAN manusia sempurna & pinter seperti DEde Wijaya.

saya tidak terima no 22

saya tidak terima no 22 mengenai hari sabat, keluaran 20 :1-18 bagaimana dong, Tuhan menciptakan/bekerja selam 6 hari, hari yang ke 7 Dia berhenti dan pergi beriobadah pada hari sabat.semuanya Alkitabiah, bukan Advent yang bertahan sesuai dengan Firman Tuhan

Dari Dr. Suhento Liauw

Perempuan Boleh Berkhotbah
Ketetapan Untuk Suami-Istri
Dalam Efesus 5 ayat 22 Paulus berkata bahwa istri harus tunduk kepada suami, dan di ayat 25 ia berkata bahwa suami harus mengasihi istri. Apakah aturan ini boleh dibalik? Jawabannya, tidak boleh! Apakah aturan ini berlaku untuk suami-istri sepanjang masa? Jawabannya, tentu! Bahkan apapun masalah yang timbul dalam hubungan suami-istri, penyebabnya ialah kalau bukan karena istri kurang tunduk kepada suami, omong satu kata dijawab empat-lima kata, adalah karena suami kurang mengasihi istrinya melainkan ada orang lain yang lebih dikasihinya.
Adakah keluarga yang suaminya pendiam dan kurang mampu atau bahkan tidak bisa memimpin sehingga istrinya memimpin dan memutuskan segala sesuatu? Ada, tetapi itu bukan pola yang Tuhan mau. Itu kekecualian karena ketidakmampuan sang suami. Itu bukan keluarga ideal, atau pola yang Tuhan rancang. Tentu kalau pilot sebuah pesawat mendadak sakit para penumpang tidak keberatan kalau pesawat diambil alih oleh copilot. Tetapi jika itu terjadi dalam keadaan normal maka sang pilot bisa dinilai lalai.
Apakah suami hanya mengasihi istri di rumah saja, dan apakah istri tunduk kepada suami di rumah saja? Tentu tidak, melainkan di semua tempat dan di semua waktu. Berarti sesuai dengan aturan Tuhan, suami harus mengasihi istrinya termasuk saat di gereja demikian juga istri harus tunduk kepada suaminya saat di gereja.
Harmonisasi Firman Tuhan
Kini pembaca pasti sudah lebih gampang mengerti firman Tuhan dalam I Tim.2:11-12, "Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri." Ayat Alkitab ini selaras dengan Efesus 5:22-25. Maksud
berdiam diri itu tentu bukan tidak boleh bertanya, atau memberi usul, melainkan MENGAJAR dan MEMERINTAH seperti ditegaskan di dalam ayat itu sendiri.
Pada kitab yang sama, ketika Paulus menuliskan tentang persyaratan seorang penilik jemaat (3:1-8), ia menyatakan bahwa seorang penilik harus suami dari satu istri, dan tidak dibalik menjadi istri dari satu suami. Kemudian ada penekanannya lagi, bahwa yang bersangkutan harus kepala rumah tangga yang baik, yang dihormati oleh anak-anaknya.
Kepada jemaat Korintus yang agak pembangkang, Rasul Paulus menulis, "Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat" (1 Kor. 14:34 ). Bisa jadi di Korintus ada wanita-wanita hebat, yang sangat berbakat dan memiliki sifat kepemimpinan yang lebih dari kaum lelaki. Namun persoalannya bukan seberapa wanita itu bisa bahkan hebat, melainkan Tuhan tidak mau merusak sistemnya.
Kalau gara-gara ada perempuan yang hebat lalu boleh memimpin di gereja, maka itu akan merusak pola Tuhan. Padahal pola Tuhan di rumah tangga itu harus selaras dengan pola Tuhan di gereja demikian sebaliknya. Coba pembaca bayangkan, gereja-gereja yang membolehkan perempuan berkhotbah di kebaktian umum bahkan menjadi gembala, apakah mereka orang yang setia kepada ketetapan Tuhan?
Perempuan Boleh Berkhotbah & Mengajar
Lalu apakah perempuan tidak bisa melayani Tuhan? Tentu bisa. Perempuan boleh berkhotbah di kebaktian Komisi Wanita. Dalam suratnya kepada Titus, Rasul Paulus meminta Titus membimbing wanita tua agar mereka menjadi contoh dan rajin menasihati wanita muda (Tit.2:3-5). Perempuan boleh berkhotbah kepada anak-anak sekalipun anak laki-laki, sama seperti ibu menasihati anak-anaknya, atau kakak menasihati adik-adiknya.
Namun khusus acara berjemaat secara umum (kebaktian umum) dimana banyak laki-laki dewasa di dalamnya, ada suaminya sendiri dan suami orang lain dalam kumpulan jemaat, perempuan harus mentaati firman Tuhan, yaitu tidak memimpin dan mengajar. Ia harus menundukkan diri bukan karena laki-laki tetapi karena Tuhan.
Perempuan juga boleh memberi usulan apalagi bertanya. Yang Rasul Paulus tekankan hanya MENGAJAR dan MEMERINTAH laki-laki dewasa. Mungkin ada yang menyela, "mengapa orang dewasa, tidak ada kata dewasa, kok?" Tanpa perlu menyebutkan pun secara akal sehat dapat ditafsirkan bahwa itu untuk laki-laki dewasa. Sebab kalau seorang ibu tidak boleh mengajar dan menasihati anak-anaknya, dan seorang kakak tidak boleh menegor adik-adiknya yang nakal, maka doktrin kekristenan yang alkitabiah akan jadi ngawur.
Rasul Paulus juga tidak berkata bahwa perempuan tidak boleh mengajar laki-laki memasak, atau mengajar laki-laki memasang kancing bajunya. Terhadap bidang-bidang yang perempuan memang ahlinya, laki-laki yang ingin mempelajari bidang itu harus merendahkan hati untuk diajar perempuan. Mungkin ada perempuan yang jago dalam alat musik tertentu, fasih dalam bahasa tertentu, jika ada laki-laki yang ingin mempelajarinya, tentu harus merendahkan hati untuk diajar oleh perempuan itu. Bahkan jika seorang perempuan diminta memimpin doa atau berkhotbah di antara laki-laki, dia boleh melakukannya setelah ia bertanya, apakah di antara mereka tidak ada yang bisa dan mereka rela dia yang melakukannya. Situasi demikian bisa kita lihat sebagai keadaan rumah tangga yang istrinya lebih hebat dan lebih jago dari suaminya yang inferior. Jelas ini bukan pola yang Tuhan inginkan, melainkan situasi darurat atau abnormal. Laki-laki yang ada di situ harus menyadari bahwa sesungguhnya dialah yang seharusnya memimpin tetapi karena dia tidak mampu maka kini perempuanlah yang memimpin. Dia harus malu di hadapan Tuhan dan manusia.
Berbagai Sanggahan
Ada yang berkata bahwa aturan itu diberikan pada saat wanita belum mengecap pendidikan. Jawabannya adalah, bahwa dalam I Tim.2:13, Pualus merujuk kepada Adam dan Hawa yang jelas sama-sama belum mengecap pendidikan. Adalah kesalahan yang fatal untuk menerima approach bahwa ada ayat Alkitab yang gugur karena manusia mengecap pendidikan.
Ada juga yang berkata bahwa ayat-ayat itu adalah korban patriatisme, dimana laki-laki diistimewakan. Jawabannya adalah, Tuhan tidak merendahkan ataupun berbuat kurang fair terhadap wanita dengan memerintahkan istri tunduk kepada suaminya tanpa memerintahkan suami untuk mengasihi istrinya. Betapa sayangnya Tuhan kepada anda jika Tuhan memerintahkan semua orang untuk mengasihi anda.
Akhirnya, marilah kita mematuhi firman Tuhan, dan jangan mengacaukan sistem dan pola Tuhan. Jika pola Tuhan tentang hubungan pria-wanita ini kacau, maka efek sampingnya pasti dahsyat. Keluarga akan kacau seperti keluarga di Eropa dan Amerika, sebagai hasil orang-orang Kristen Liberal yang menganggap diri mereka lebih pintar dari Tuhan. Takutlah akan Tuhan dan tunduklah kepada-Nya. (Anda bisa membaca uraian lengkapnya di buku Wanita Kristen Yang Memuliakan Allah).
Suhento Liauw, D.R.E., Th.D
dede wijaya