GEREJA PANTEKOSTA di INDONESIA (GPdI)- Bagian 2-end

Saat ini GPdI memiliki lebih dari 30 Sekolah Alkitab (termasuk beberapa STT) yang ada di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri. Dari sekolah-sekolah ini, setiap tahun ribuan pekerja baru diterjunkan dalam ladang Tuhan. Sekolah-sekolah Alkitab GPdI tersebut (disebutkan dari ujung paling barat Indonesia) antara lain: SA Purbasari, SA Nias, SA Tanjung Pinang, SA Pekan Baru, SA Palembang, SA/STT Lampung, STTP Jakarta, SA/STT Cianjur, SA/STA Salatiga, SA Beji-Batu, STA Jember, SA Kupang, SA Pontianak, SA Palangkaraya, SA Balikpapan, SA Malino, SA Tanatoraja, SA Kendari, SA Tentena, SA Langowan, SA Airmadidi, STT El-Shadday Manado, SA Sahu-Ternate, SA Ambon, SA Biak, SA Merauke, SA Manokwari, SA Wamena, SA dan luar negeri: STT El-Shadday di New Jersey serta STT Harvest-Hati Elok di Seoul, Kor-Sel untuk menjangkau ladang-ladang setempat.

Luar Negeri

Kalau 85 tahun yang lalu gerakan Pantekosta hadir di Indonesia atas benih yang datang dari Amerika, maka kini hamba-hamba Tuhan dari GPdI telah banyak menaburkan benih-benih Firman Tuhan di Amerika dan beberapa negara yang lain. Mereka antara lain: Pdt. Yohanis Ticoalu (Washington DC), Pdt. Polke Koyongian (New Jersey), Pdt Timotius Suwiji (New York), Pdt. Emmanuel Tendean (Philadelphia), Pdt. Seivi Mawuntu (New Hampshire), Pdt Albert Awuy (Springfield-Newark), Pdt. Jacob Siwi (Atlanta), Pdt. Hanny Tilaar (Philadelphia), dan pada belasan kota lainnya di East-Coast Amerika.

Kemudian: Pdt. Moody Ratu (Pamona, LA), Pdt. Raymond Lamandy (Hollywood, CA), Pdt. Ventje Singkoh (Market Street, San Fransicsco), Pdt. Johanis Suwuh (Seattle), Pdt. Otto Hutapea (Denver-Colorado), Pdt.Ny.Simanungkalit (Las Vegas) dan dibelasan kota lain East-Coast Amerika. Pdt. Max Meiruntu (Ermington-Sydney-Australia), Pdt. Jerry Sanger (Gold-Coast, Queensland), Pdt. Yani Luntungan (Perth), Pdt. Ruth Lumangkun (Fulham Gardens-South Australia), Pdt. Bastian Kastanya (Brisbane), dan lain-lain.

Perwakilan di Belanda: Pdt. Christian Lettalay (Nijmegen), perwakilan di Korea: Pdt. Johanes Pratowarso (Seoul), perwakilan Singapore (Pdt. Paul Runkat), Timor Leste Pdt. Laurens Kambey (Dili). GPdI juga memiliki beberapa misionaris di beberapa negara ASEAN seperti: Thailand, Kamboja, dll.

Interdenominasi

Dalam mewujudkan kebersamaan antar gereja-gereja aras nasional maka GPdI menyalurkan aspirasinya melalui lembaga PGPI (Persekutuan Gereja-gereja Pantekosta Indonesia). Bahkan GPdI dapat dikatakan sebagai motor atau ikon dari lembaga ini, karena sejak terbentuknya tahun 1979, Ketua Umum PGPI yang dahulu bernama DPI (Dewan Pantekosta Indonesia), selalu dipegang oleh tokoh-tokoh GPdI seperti Pdt. A. H. Mandey dan Pdt. M.D. Wakkary. Tahun 2003 dalam Mubes PGPI di Wisma Kinasih, Bogor, GPdI melepaskan kepemimpinannya untuk memberi kesempatan kepada yang lain dan waktu itu terpilih Pdt. Suhandoko Wirhaspati (Ketua Umum GBI saat itu) sebagai Ketua Umum PGPI (2003-2008).

Pada tatanan regional: GPdI menjalin hubungan dengan berbagai lembaga dan gerakan Pantekosta di negara-negara Asia Pasifik. Satu diantaranya adalah PAM (Pentacostal Asia Mission) yang melakukan pertemuannya 2 tahun sekali. Dalam konferensi di Bangkok tahun 2004, Pdt. A.H. Mandey (Ketua Umum GPdI) terpilih sebagai Presiden dari PAM. Itu sebabnya GPdI menjadi tuan rumah atas PAM Conference 2006 yang diadakan di Manado tanggal 11-14 September 2006.

Pada level global, GPdI bermitra dengan Foursquere Gospel Church di Amerika yang memiliki hubungan kerja sama luas dengan berbagai gereja Pantekosta di seluruh dunia. GPdI tercatat sebagai anggota yang ke-145 dari Foursquere International Churches (FIC). Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 2006, Foursquere Church mengadakan Konferensi Internasional di Hotel Hilton, Washington DC, USA. Rombongan dari GPdI mendapat aplaus khusus dalam pertemuan ini. Tahun 2007, Konferensi yang sama, rencananya akan diadakan di kota Yerusalem.

Permulaan GPdI di beberapa daerah

Sulawesi Utara

Sulawesi Utara adalah daerah Kristen karena mayoritas penduduknya beragama Kristen. Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) adalah gereja yang terbesar di seluruh pelosok Minahasa. Namun Injil sepenuh melalui Pinkster Kerk (sekarang GPdI) menembus daerah ini. Dengan menumpang kapal motor ”Van der Hagen” dua orang pemuda utusan Injil bernama A. Tambuan dan J. Repi tanggal 13 Maret 1929 mendarat di pelabuhan Manado. Kedatangan mereka telah diketahui terlebih dahulu oleh beberapa anak Tuhan, karena Tuhan telah memberitahukan kedatangan mereka melalui nubuat yang diucapkan saudara D. Kalangi. Tanggal 14 Maret 1929 mereka tiba di Langowan dan diterima dengan sukacita oleh keluarga W. Saerang.

Langowan, sebuah kota Kecamatan, mendapat kehormatan Injil sepenuh melalui pemberitaan Pinkster Kerk. Kebaktian perdana dihadiri oleh 40 orang. Tuhan bekerja dengan heran. Saudara W. Saerang mendapat kepercayaan Tuhan karena Injil Pantekosta diberitakan di rumahnya. Pada kesempatan itu, sdr. Alexius Tambuan pulang ke kampung halamannya di Tambelang, dan sdr. Julianus Repi ke Ranomea, maka di masing-masing tempat tersebut mereka juga memberitakan Injil sepenuh. Pada tanggal 1 Desember 1929 diadakan baptisan air perdana bagi mereka yang telah percaya Kristus sebagai Juruselamat pribadinya. Baptisan air diikuti oleh 42 orang yang terdiri dari 14 orang dari Langowan dan 28 orang dari Ranomea Amurang.

Pada tanggal 8 November 1929 Keluarga J. Lumentak tiba dari Surabaya dan mendarat di pelabuhan Amurang, dan pada bulan yang sama tiba pula sdr. E. Lesnussa dan pada awal tahun 1930 datang pula hamba Tuhan Keluarga Albert Jocom. Barisan utusan-utusan Allah untuk pemberitaaan Injil di Sulawesi Utara menjadi makin kuat. Mereka menyebar ke berbagai pelosok Minahasa dan memberitakan Injil dalam kuasa dan uarapan Roh Kudus. Tahun 1933 datang pula Pdt. Runtuwailan dan sdr. L.A. Pendelaki ke Sulawesi Utara untuk memperkuat barisan hamba-hamba Allah. Untuk strategi perkembangan selanjutnya, sdr. Julianus Repi mengadakan kursus Latihan Pengerja di Winebetan Langowan, kursus ini dimulai pada tahun 1947 dan telah menghasilkan banyak pengerja. Hampir 250 orang pernah berada di bawah didikannya. Pdt. J. Repi seorang pendidik yang keras dan disiplin, namun pelayanannya sangat diberkati Tuhan. Salah seorang anak asuh yang sampai saat ini masih bertahan adalah Pdt. A.S. Kaawoan yang menjadi Pemimpin Sekolah Tinggi Alkitab (STA) Langowan. Atas jasa-jasa Ibu Etik Pendeki maka di Sulawesi Utara didirikan ”Panti Asuhan” yang pertama dengan lokasi Airmadidi.

Kepulauan Sangir Talaud

Adapun perintis kabar Pantekosta di kepulauan Sangir Talaud adalah Ibu Pdt. Saripada. Ia memulai pekerjaan di Manganitu, sebuah desa di Sangir Besar. Kemudian disusul dengan kedatangan kel. PIANG TJOEN HONG yang meneruskan pekerjaan yang pernah dirintis oleh Ibu Saripada. Pdt. Piang TH kemudian membuka pekabaran Injil di Tahuna (Ibukota Kabupaten Sangir Talaud). Kel. Piang TH sangat menderita dalam hidupnya. Piring makannya dari seng dan kaleng menjadi tempat minumnya. Ia sangat menderita karena Injil, sampai ia mati. Kemudian datang keluarga Pdt. D. L. Masie melanjutkan perjuangan Pdt. Piang TH.

Sedang pada bulan September 1948 datang ke Manganitu Tahuna serombongan para pendeta dari Manado yaitu: Pdt. S.J. Sito, Pdt. C.M. Elias, Pdt.C.A. Lahinda dan eks angkatan 1 Sekolah Alkitab Langowan sdr. S. Sriyoto dengan accordionnya. Lawatan ini dilanjutkan ke P. Siau dan ditempat ini mereka mengadakan kebaktian perdana, kemudian mereka pulang ke Manado. Rupanya Roh Tuhan menggerakkan hati sdr. S. Sriyoto pada tanggal 8 Desember mendarat di Hulu Siau. Maka pada tanggal 11 Desember 1948 sdr. Stefanus Sriyoto dengan resmi memulai pelayanan di Hulu Siau. Kebaktian dimulai dengan dengan Kebaktian Sekolah Minggu dan ia memainkan accordionnya supaya banyak membantu mengerahkan massa di Siau. Maka segera dimulai kebaktian orang dewasa juga. Hingga pada bulan Januari 1949 sudah terdapat 50 anak dan orang dewasa yang mengikuti kebaktiannya. Dan sesudah 3 bulan diadakan baptisan air bagi 13 jiwa. Puji Tuhan. Tahun berikut dibuka kebaktian di Pehe, dan tahun berikutnya lagi dibuka kebaktian di Ondong.

Sulawesi Tenggara

Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Alkitab di Langowan tahun 1956, sdr. Thomas Wlinggi kembali dan berpraktek dibawah asuhan Pdt. E. Lesnussa di Ujungpandang. Kemudian ia mengadakan pelayanan di kota Pinarang (dekat Pare-pare) pada tahun 1958 lalu ke Polwali, Bone, Waka, Benteng, dan Perkasanda (daerah Bugis). Namun ia terpanggil membuka Pelayanan di Sulawesi Tenggara. Karena itu dari Bone ia menerobos ke desa Pamelah Dewa Dewi. Perintisan di tempat ini dimulai dengan bercocok tanam ubi kayu. Di tempat ini Allah menunjukkan mujizat-Nya. Sebuah gubuk kecil 3 x 4 m dibangun untuk dipergunakan sebagai tempat ibadah dan sebagian untuk tempat berteduh dengan 3 anaknya. Mujizat terjadi pula di tempat ini, orang mati didoakan bangkit kembali dan 13 dibaptis air. Gereja direnovasi dengan dinding bambu, kemudian direnovasi lagi hingga ukuran gereja 8 x 19 m, semi permanen. Dari tempat ini ia mengembangkan sayap dan membuka pelayanan di Langori, Towua 11, Hukohuko, Tinondo, Taoree Sp 111, Toare Sp 11, Welulu, Transad, Wolo. Sekarang di Sulawesi Tenggara sudah ada lebih dari 60 sidang jemaat.

Daerah Istimewa Yogyakarta

Daerah ini adalah daerah istimewa yang diperintah oleh Sri Sultan. Kota ini juga dijuluki ”kota gudek” dan ”kota mahasiswa/pelajar.” GPdI Yogyakarta mulai diperkenalkan ketika Pdt. S.I.P. Lumoindong membuka kebaktian pertama tahun 1928 di jalan Ngupasan. Kemudian antara tahun 1928-1930 tempat kebaktian dipindahkan ke Jalan Gondomanan dan Jalan Yudonegaran, dipimpin Pdt. Abkaude dibantu Pdt. Johan Van der Lip dan adiknya Pdt. Piet Van der Lip.

Pada tahun 1931 dengan memakai nama De Pinkster Gemeente pindah lagi ke Ngadiwinatan dan empat tahun kemudian pindah ke Poncowinatan dilayani Pdt. Theunis Andriesse. Ternyata di tempat baru itu hanya bertahan beberapa bulan dan kemudian dipindah lagi ke Ronodigdayan menempati rumah kecil yang sangat sederhana.

Melihat keadaan yang menyedihkan itu, seorang ibu anggota gereja bernama Ny. Smith yang suaminya bekerja sebagai pegawai tinggi pada Perusahaan kereta Api telah membuka sendiri Kebaktian De Pinkster Gemeente di jalan Sindunegaran pada tanggal 20 Agustus 1935 seorang tokoh pengusaha bis Go Djoen Bok mengusahakan rumah yang lebih strategis di Jl. Tugu Kulon (sekarang Jl. P. Diponegoro) no 28 hingga sekarang. Sedang tempat kebaktian di Ronodigdayan kerana keuangan gereja yang lemah dibanding dengan gereja di Tugu Kulon kemudian dipindahkan ke Bausasran Kidul di bawah pimpinan Pdt. Christ Van Thiel. Antara tahun 1935-1936 dibuka lagi dua gereja masing-masing oleh Pdt. Johan Van der Lip dengan nama Pinkstervreugd di Jl. Ngupasan dan Pdt. Piet Van der Lip dengan nama Pinksterzending di Sosrowijayan. GPdI Sosrowijayan sekarang digembalakan oleh Pdt. Samuel Suwondo yang melanjutkan kepemimpinan ayahnya, Pdt. Petrus Suwondo.

De Pinkster Gemeente di Bausasran semakin berkembang sehingga pada tahun 1937 tempat kebaktian tidak bisa menampung jemaah dan dipindahkan ke Jl. Lempuyangan-Wangi 15 (sekarang Jl. Hayam Wuruk). Pembantu pendeta pada waktu itu ada 5 orang, salah seorang diantaranya adalah The Kiem Koei (R. Gideon Sutrisno). Pada waktu Perang Dunia II dan masa Revolusi tahun 1943-1946 keempat gereja yang ada yaitu De Pinkstervreugd, Pinksterzending, De Pinkster Kerk (Gereja Pantekosta di Tugu Kulon) dan Gereja Pantekosta di Jl. Lempuyangan-Wangi bergabung menjadi satu dibawah pimpinan Pdt. R. Gideon Sutrisno. Sejak saat itu hanya ada 2 gereja yakni di Lempuyangan dan Tugu Kulon, keduanya dipimpin Pdt. Joe Tjien Gwan dari Solo yang diajak bekerja sama oleh Pdt. R.Gideon Sutrisno. Dan pada tahun 1946 didirikan Majelis Gereja Pantekosta Yogyakarta.

Pada masa pendudukan Belanda tahun 1948-1949 Pdt. The Kiem Koei pergi ke Jakarta untuk mengikuti Musyawarah Besar GPdI. Karena Yogyakarta sebagai ibukota RI waktu itu dinyatakan tertutup, Pdt. The Kiem Koei tinggal di Jakarta dan Semarang selama 6 bulan. Ia baru dapat masuk kembali ke Yogyakarta pada tanggal 27 November 1949, namun sebagian besar anggota jemaat sudah banyak yang mengungsi. Anggota jemaat gereja mulai berkembang pesat antara tahun 1955-1958 sehingga tempat kebaktian yang ada dirasakan tidak mampu lagi menampung anggota dan mulailah dibentuk panitia pembangunan gedung gereja dan berhasil membeli rumah / tanah di Jl. Hayam Wuruk 20 (GPdI Hayam Wuruk). Setelah peletakan batu pertama tanggal 19April 1959 oleh kemurahan Tuhan hanya dalam waktu 8 bulan gedung gereja itu selesai dibangun dan ditahbiskan pada tanggal 13 Desember 1959 oleh pengurus Pusat Pdt. E. Lesnussa.

Gereja baru itu ternyata terus berkembang semakin pesat dan sekarang setiap minggu diadakan Kebaktian 3 kali. Itupun belum mampu menampung semua anggota jemaat sehingga muncul pikiran dan harapan baru untuk mencari tanah yang lebih luas dan membangun gedung gereja yang lebih besar. Berkembangnya GPdI di Yogyakarta ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah cabang-cabang yang ada di DIY dan sekitarnya. Mengutip Mazmur 127:1 ”Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, niscaya sia-sialah orang membangunnya.” Alm. Pdt. R. Gideon Sutrisno optimis berkat pimpinan Roh Kudus akan selalu menyertai gerejanya.

Sumatera

Pulau ini lebih dikenal dengan istilah ”Pulau Perca” dan Injil Pantekosta juga menerobos pulau ini, pada tahun 1936 seorang bekas pelaut kapal Belanda de Twaief de provinsi bernama Purba setelah bertobat di Surabaya, membawa Injil Pantekosta ke Tanah Karo. Melalui beliau lahir pimpinan-pimpinan seperti D.M. Sinukaban dan Sinuhadji.

Sedangkan Paul Counstan Simanjuntak pada tahun 1938 datang dari Palembang memberitakan Injil ke Tanah Tapanuli. Kebaktian dimulai di kota Balige. Kemudian muncul sdr.Lukas Sibuarian, Renautus Siburian, W.F. Siahaan dan lain-lain.

Di Medan pada tahun 1939 didirikan Sekolah Alkitab oleh Ray Jakson dari USA kemudian datang sdr. A.E. Siwi menginjil Tebing Tinggi dan buah-buah yang nyata adalah sdr. Lubis yang kemudian memberitakan Injil ke Lubuk Linggau.

Untuk lebih mempercepat penginjilan di Sumatera pada tahun 1958 didirikan Sekolah Alkitab di Pematang Siantar. Namun oleh karena sesuatu hal, maka Sekolah Alkitab Pematang Siantar ditinggalkan di Purbasari dan diresmikan oleh Pdt. A.H. Mandey. Dari Sekolah Alkitab ini telah keluar hamba-hamba Tuhan yang bekerja di seluruh Sumatera. Pdt. A. E. Siwi memunyai jasa besar untuk Injil Pantekosta di Sumatera Utara, Selatan, Padang, Palembang, dan sekitarnya juga Sumatera Barat.

Lampung

Tahun 1933 Tuhan mengutus Pdt. A.E. Siwi (ayah dari J.K. Siwi) untuk membawa injil sepenuh ke Sumatera Selatan dan Lampung. Pekerjaan Tuhan telah ditekuni dengan gigih. Tahun 1934 sdr. F.L.Tobing, Pdt. Lahinda, Pdt. W.K.Simanjuntak dan Pdt. Tampubolon datang untuk membantu pekerjaan Tuhan di Lampung. Untuk mengatur strategi perkembangan, Pdt. A.E.Siwi memusatkan pelayanan di Palembang sedangkan pekerjaan Tuhan di Teluk Betung sejak 1937 diserahkan kepada Pdt. Hutagalung.

Pdt. Hutagalung pada tahun 1941 berangkat ke Nederland dan pekerjaan di Teluk Betung digembalakan oleh Pdt. Kana Sukono. Beliau seorang hamba Tuhan yang berdedikasi doa puasa untuk mempertahankan pekerjaan Tuhan sampai akhir hayat pada 11 Februari 1988. Kevakuman ini telah diisi oleh Majelis Pusat dengan penempatan Pdt.D.A. Supit sebagai gembala sidang Bandar Lampung. Rupanya angin segar menimpa jemaat di Bandar Lampung dengan gembala baru bangkitlah semangat jemaat untuk membangun gereja yang cukup besar dan megah menghiasi kota Bandar Lampung. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh sdr. D.A. Supit, seperti pepatah berkata, ”Tempalah besi selagi panas.” Maka D.A. Supit yang memang pernah merintis Sekolah Alkitab Ternate langsung mendorong jemaat untuk membangun Sekolah Alkitab Bandar Lampung. Maka dengan semangat menggebu-gebu jemaat membangun Bangunan sekolah 3 tingkat yang megah.

Pdt. Hutagalung dibantu sdr. Kana Sukono pada 1937-1941 merintis pelayanan di Gisting. Pdt. Kana Sukono adalah hamba Tuhan yang aktif sehingga tahun 1950 dengan bantuan Pdt.P.P.L.Simanjuntak membuka pelayanan di Metro. Tahun 1951 dari Metro, Pdt. Kana membuka pelayanan di Kota Bumi dan pada tahun 1952 membuka pelayanan di Kota Agung. Sedangkan sdr. Pdt..M.Kadim tahun 1951 membuka pelayanan di Talang Padang. Tahun 1959-1964 Pdt. N.W. Karundeng membuka pelayanan di Tanjung Karang, kemudian diserahkan kepada putranya ke-7 yakni Pdt. H.E. Karundeng yang menggembalakan jemaat ini hingga kini. Kita bersyukur karena saat ini telah ada lebih dari 250 jemaat-jemaat di Provinsi Lampung.

Riau

Pendeta muda Jan Lumentak mendarat di Pelabuhan Tanjung Pinang, Pulau Bintan. Ditempat inilah kabar Pantekosta diberitakan dengan gigihnya. Sementara ejekan dan olokan terus menimpa, datanglah Pdt.W.H.Bolang mengadakan Kebaktian Kesembuhan Ilahi. Sdr. Jan Lumentak meneruskan misi Allah dan tahun 1960 ia mengawali pekebaran Injil di Tg. Balai/Karimun dan Meral. Pada 13 Juni 1964 membuka ladang baru di Dabo Singkep termasuk Desa Raya, Penuba.

Barisan penginjilan diperkuat dengan datangnya Pdm.G.F. Palit dan istri di Dabo Singkep termasuk Desa Raya, Penuba tahun 1960 dan membuka ladang baru di Tanjung Pinang kemudian di Kijang, Injil Kerajaan Allah terus meluas, Tahun 1962 Pdm. G.F. Palit membuka ladang baru di Tanjung Uban.

Allah bekerja terus dengan datangnya para hamba Tuhan menginjili Riau. Tahun 1966, Pdm. MSJ. Sibarani dan keluarga tiba di Pekan Baru meneruskan pelayanan yang sudah dirintis oleh Pdm. Kastanya dan Pdm. J.R. Djong. Januari 1971 Pdt. Yoram Katuhe dan keluarga membuka di Selat Panjang dan Pdt. Robert J. Kumayas dan keluarga datang dan merintis ladang baru di Riau Daratan yaitu kota Dumai. Kota pelabuhan minyak ini diserbu Injil Kristus. Dari tempat ini, Pdt. Robert mengembangkan sayap ke Sinaboy, Sei Pakning, Morini, Bukit Timah dan Purnama, Rupat.

Kupang

Pada tahun 1935 Pdt. Siloi datang merintis pekerjaan Tuhan di Kupang, disusul sdr. Tuela, sdr. Pattyradjawane dan sdr. W.F.L.Tobing selesai menempuh pendidikan NIBI 1940 ke Teluk Betung dan 1942 ke Kupang.

Kalimantan Timur

Pada bulan Maret 1927 sdr. Groeneveld seorang pegawai doane di Balikpapan mulai mengadakan persekutuan doa/kebaktian rumah tangga. Pada tahun 1930 Pdt. Debur datang dan memberitakan Injil di kota ini juga. Kemudian disusul Pdt. Pattyradjawane lalu datang pula Pdt. Wassel.

Kalimantan Barat

Setelah selesai pendidikan di Nederlandche Indie Byble Institut Surabaya pada tahun 1938, sdr. J.M.P Batubara Sr membuka ladang baru di Lahat, dan dari sini ia merintis pekerjaan Tuhan di Lubuk Linggau namun pada bulan April 1940 Tuhan gerakkan hatinya untuk pekabaran Injil di Pontianak. Tuhan memberkati pekerjaan-Nya di Pontianak dan Singkawang ditinggalkan. Ini terjadi pada tanggal 26 Januari 1942.

Kalimantan Selatan

Pelopor Injil sepenuh yang patut dicatat untuk daerah ini adalah sdr. Pattiradjawane disusul sdr. Graaftal kemudian sdr. J.J.Walewangko pegawai BPM, disusul pula sdr. Liem Hwa Seng.

Irian Jaya

Sdr. Yonathan Itar adalah pelopor Injil sepenuh di kepulauan yang luas ini. Perjuangan beliau sangat berhasil, sehingga saat ini telah ada lebih dari 350 gereja Pantekosta di Irian Jaya. Ditempat ini juga ada Sekolah Alkitab untuk mendidik calon hamba Tuhan.

Maluku

Penduduk di tempat ini mayoritas bergama Kristen, namun kehidupan kekristenan di daerah ini adalah agama nenek moyang. Tahun 1926 sdr. Nanlohy mulai memberitakan Injil sepenuh di Amahasa dengan mengalami banyak tantangan. Kemudian datang sdr. Kipur, sdr. Tumbel disusul sdr. Yocom, sdr. Yoop Seloey dan sdr. Rikihen. Dengan demikian Injil sepenuh menjalar ke berbagai pelosok Maluku.

Sejarah GPdI: Perjalanan Pelayanan GPdI 2000-2010

Para hamba Tuhan yang melayani di sinode GPdI diantaranya sebagai berikut:

Pdt. A.H.Mandey-Jakarta Pdt. DR.M.D.Wakkary- Medan

Pdt. H.O.H.Awuy-Manado Pdt. Y.K.Siwi- Palembang

Pdt. R.Tim Kastanya-Bogor Pdt. DR.W.D.Saerang-Jakarta

Pdt. Soemaryanto- Malang Pdt.DR. F.Patiradjawane-Jakarta

Pdt.F.Z.Assa-Temanggung Pdt.DR. Johnny Weol-Jakarta

Pdt.E. Kurniawan-Jakarta Pdt. Dolfy Memah-Bali

Pdt.M.Ph. Bolang-Jakarta Pdt. Victor Malino-Magelang

Pdt.DR. L.Lapian-Kawangkoan Pdt. John Rompas-Sukabumi

Pdt. Yusak Setioputro-Kudus Pdt.Ibu.M.M.Mandey- Jakarta

Pdt. Thomas Dato-Jakarta Pdt.H. Runtukahu-Surabaya

Pdt. DR.W.J.Bangguna- Palu Pdt. DR. D.A. Supit- Lampung

Pdt.Yesayas Tobing, M.Div.-Jakarta Pdt. Samuel Suwondo-Jogjakarta

Pdt. D. Roemokoij, M.Min.- Pare.

Januari 2000, Harvest Indonesia Fellowship Korea (HATI ELOK), yang digembalakan oleh Pdt.Yohanes Praptowarso ini telah menjangkau sampai ke daerah Seoul, Suwon dan Uijongbu. Pelayanan GPdI disana semenjak keberangkatan Pdt.Tommy Lantang dari Jakarta, sekitar 2 tahun yang lalu. Tapi rupanya sebelum itu GPdI Hati Elok sudah melayani di sana, bahkan sudah memiliki seminari taraf international yang mendidik anak-anak Tuhan yang terpanggil untuk lebih mendalami pelayanan di ladang Tuhan ini.

Seoul Pentecostal School of Divinity (SPSD), demikian nama Sekolah Alkitab itu, masih dalam tahap Bachelor of Arts. Seminari ini bekerjasama dengan Asia Life University (ALU). Pada tanggal 27 April 2005, telah dilaksanakan upacara conferring degree dari ALU kepada SPSD. Melalui kerjasama ini maka alumni SPSD dapat melanjutkan pendidikan seminari ke seluruh dunia pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Conferring degree tersebut dihadiri oleh Academic Dean dari ALU, Dr. Yong-Nan Jeon, Ahn. Ph.D (University of Nottingham, England), dan Dr. Kwang-Jin, Jang, D.Litt et Phil. (Rand Afrikaans University, South Africa). Juga Dr. Yae-Kyom, Kim, Ph.D. (Hall University, England) yang akan mengajar Asian Studies di SPSD; beserta pengajar-pengajar lainnya.

Pdt.A.H. Mandey dan Pdt. Johny Weol, Jakarta, menjadi pengajar tamu di seminari tersebut. Akreditasi untuk SPSD didapat dari The International Four Square Church, Amerika, dan beberapa dosen mereka mengajar di SPSD dan mengontrol kualitas seminari ini.

Pdt.Yohanes Praptowarso adalah anak pertama dari Pdt.Andreas Sahono dan Loami Merien Warsyam, yang menggembalakan GPdI Ungaran (Jawa Tengah) dan sekitarnya. Setelah menerima panggilan Tuhan, beliau mempersiapkan diri menjadi hamba Tuhan dengan pendidikan di Akaba Semarang, lulus tahun 1989. Melanjutkan pendidikan Alkitab di Beji, Batu Malang. Tingkat dua dilanjutkan di Athas Salatiga. Pendidikan Sarjana Theologia dari STT Abdiel, Ungaran, 1994.

Kontaknya dengan Korea berawal pada tanggal 5 Agustus 1996, saat menempuh pendidikan M.Div di Asian Center for Theological Studies and Mission (ACTS). Jenjang M.Div dilanjutkan ke Th.M. Selama pendidikan inilah beliau mulai mengadakan kontak dengan orang-orang Indonesia yang ternyata banyak bekerja di Korea. Misi Korea yang di sebut Antioch International Community adalah wadah pertama untuk pelayanan kepada orang-orang Indonesia yang diikutinya. Selama pendidikan ada 8 jiwa yang dibaptiskan dan bertumbuh di dalam Tuhan.

Setelah menyelesaikan pendidikan di ACTS, beliau pulang ke Indonesia dan menikah dengan Han Kwang-Sook (yang dipertemukan Tuhan di ACTS) pada tanggal 5 Februari 1999. Pada pertengahan tahun 1999 kembali ke Korea mempersiapkan diri untuk dibukanya gereja Indonesia yang benar-benar dibawah organisasi Indonesia, bukan sekedar persekutuan doa.

Gereja mulai dibuka pada tanggal 2 Januari 2000, dengan nama Harvest Indonesia Fellowship Korea dengan singkatan HATI ELOK. Mereka memulai jemaat dengan 2 orang yang bertobat lewat pemberitaan Injil yaitu Yohanes Budi dan Mega, yang pada akhirnya keduanya menikah lewat pelayanan ini. Merekalah yang menjadi jemaat mula-mula GPdI Hati Elok. Pada Februari 2000, Pdt.Yohanes dilantik sebagai pendeta penuh di Mubes GPdI, Jakarta.

Perkembangan pelayanan terus maju lewat pelayanan ibadah, konseling, konsultasi hukum dan juga pelayanan sosial lainnya. Pada awal tahun 2002 pelayanan berpindah dari daerah Dangsan, Seoul Barat ke daerah Guro Digital Complex, masih di Seoul Barat. Perpindahan ini dilakukan karena kerjasama dengan badan NGO (Non-Goverment Organization) yang bernama Seoul Migrant House, untuk mendirikan sekolah alkitab bersama dengan nama World Mission Theological Seminary. Murid-muridnya terdiri dari bangsa China, Korea-China dan Indonesia. Namun karena perkembangan selanjutnya afiliasi pendidikan dialihkan kepada The International Four Square Church. Karena gereja ini memiliki jaringan pendidikan yang lebih memadai, dengan dosen-dosen yang lebih baik dan mau membantu untuk perkembangan selanjutnya. Juga kami dapat pendidikan yang murni Pantekosta.

SPSD ini memulai dengan murid-murid dari Indonesia, karena hubungan yang semakin akrab antara GPdI dan Four Square, mereka berharap tempat ini akan dapat menjadi tempat 'persemaian' pemimpin GPdI dan gereja-gereja pentekosta di Asia di masa yang akan datang. (Saat ini Pdt.Yohanes sedang belajar dalam program Ph.D. dari ALU) Dan secara doktrin juga terjaga karena Pdt. A.H. Mandey adalah pengajar mata kuliah doktrinal yaitu; Roh Kudus, Daniel, Wahyu dan Eskatologi, yang merupakan pengajaran yang memiliki kekhususan dari GPdI. Dengan ditambah Pdt. John. W. Weol yang mengajar di bidang Ekklesiologi.

Gereja Hati Elok kemudian menjadi GPdI Hati Elok, Seoul, sejak diresmikan dan ditetapkannya Pdt.Yohanes menjadi gembala sidang oleh MP GPdI tanggal 28 September 2003. Mulai awal tahun 2004, Hati Elok juga membuka pelayanan medis khusus Dental service dua minggu sekali, dan pada awal tahun 2005 pelayanan medis terpadu setiap minggu ke-3 tiap bulan. Bersyukur bahwa ibadah setiap minggu dihadiri lebih dari 20% diantaranya adalah orang-orang yang belum percaya Yesus. Mereka semua mendengar dan menyanyi bersama serta menerima Firman Allah!

Pelayanan Hati Elok kini menempati sebuah gedung seluas kurang lebih 150 m2 yang masih status sewa. Pelayanan meliputi lantai 3, asrama siswa/i, lantai 2 kelas perpustakaan, ruang komputer dan kantor. Lantai 1 cafetaria dan toko Hati Elok. Lantai basement gereja / kelas musik. Website www.hatielok.com.

Januari 2002. Tahun 2002 merupakan awal dari pelayanan GPdI di Korea Selatan. Hal ini bermula ketika salah satu orang Indonesia yang berasal dari Manado yang menjalin hubungan baik dengan seorang Pastor di Korea, dalam hal ini orang tersebut setiap minggu hadir pada kebaktian dalam bahasa Korea. Dan setelah dua bulan kebaktian bersama dan jumlah mereka baru enam orang Indonesia, terjadilah kesepakatan antara Pastor di Korea dengan orang-orang Indonesia untuk mengundang Pendeta dari Indonesia untuk melayani mereka di gereja tersebut.

Pada Desember 2001, ibu gembala dari Tomang Raya (isteri Pdt.W.D.Saerang / Sekum GPdI), menugaskan Pdt.Tommy Lantang untuk berangkat ke Korsel. Pada tanggal 3 Januari 2002, beliau berangkat dengan pesawat Asiana dari Cengkareng langsung ke Incheon Airport, Korea Selatan, tiba tanggal 4 Januari 2002. Dalam Kebaktian perdana tanggal 6 Januari 2002, dihadiri oleh 6 orang Indonesia, dua diantaranya sudah menjadi Kristen, dan empat yang lain Budhis. Pelayanan terus berlangsung setiap Minggu sore Pukul 18:00, hampir tiga bulan dalam pelayanan, keempat orang tadi menyerahkan diri dibaptis dan menerima Tuhan Yesus Kristus. Jadi keenam orang itulah yang menjadi jemaat mula-mula di Korea Selatan.

Pada bulan November 2002, mengundang Pdt.A.H. Mandey (Ketua Umum GPdI) untuk datang meninjau pelayanan di Korea Selatan, yang sebelumnya beliau tidak mengetahui kalau GPdI ada di Korea. Dan Pada tanggal 9 November 2002, Pdt.A.H. Mandey dan Pdt.J.Weol (Bendahara GPdI), tiba di Korea, hingga 10 November 2002, terjadilah kebaktian yang dipimpin oleh MP GPdI, dan acara pelantikan pun terlaksana. Hingga kini jemaat di Korea berjumlah 75 orang. Dan pada 22 Desember 2002, Natal untuk pertama kalinya. Sampai sekarang yang hadir dalam kebaktian setiap minggu adalah: Kristen Pantekosta (GPdI, GBI, dan aliran pantekosta/karismatik), Kristen Protestan (GKI, GPIB, GMIM, dll), Katolik, Budha, Islam, Aliran Kepercayaan, dan semuanya berbakti dengan sukacita Pantekosta.

Indonesian Full Gospel Fellowship Church 533-2 Shin Dong, Pal Dal Gu, Suwon City, Kyung Ki Do South Korea. Fax. 82-31-202-1048.


Maret 2002. GPdI
membuat sejarah baru dalam dunia pelayanan Kristiani, bertepatan menyambut Paskah 2002, dan Leadership Conference (Konferensi Para Pendeta GPdI se USA dan Indonesia) yang berlangsung dari tanggal 11-17 Maret 2002, di Seattle, Washington.

Jumat malam tanggal 15 Maret 2002, dengan mengambil tempat di Bethel Christian Ministries (dahulu "Bethel Temple"), Downtown Seattle, Konjen RI dari San Fransisco, Susanto Prio Utomo yang diwakili Vice Konsul, Nelson Simorangkir, telah melakukan peresmian pembukaan Sekolah Alkitab Gereja Pantekosta di Seattle, Nelson Simorangkir menyatakan bangga atas berdirinya sekolah Alkitab yang diprakarsai oleh Missionaris Amerika Serikat yang pada puluhan tahun lalu pernah tinggal menetap di Indonesia, bahkan Rev.Dan Peterson, Direktur S.A Seattle ini dilahirkan di Langowan, kota kecil di Sulawesi Utara, dan pernah tinggal lama di Simalungun dan Pulau Samosir, Sumatra Utara.

Pada malam peresmian sekolah Alkitab itu turut hadir para pendeta peserta dari Leadership Conference, dan para jemaat Kristiani Seattle dan sekitarnya., saat peresmian turut juga memberikan sambutan Pdt. DR. L.Lapian, Pdt. F. Assa, Pdt. DR. J. Weol dari MP GPdI, Jakarta dan nampak pula Rev. Don Peterson, Rev. C.J. McKnight yang turut merintis dan bahkan menjadi tenaga pengajar di sekolah Alkitab tersebut. Menurut DR. Lapian dan Rev. Dan Peterson, misi dan visi dari sekolah itu adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pendalaman Alkitab dari para calon pendeta, dan mempersiapkan menjadi pendeta dan misionaris yang dipakai Tuhan diseluruh dunia, mengingat semakin pesatnya perkembangan gereja Pantekosta yang sudah tersebar mencapai Asia, Amerika dan Eropa. Dipilihnya Seattle merupakan suatu penghargaan, karena kota Seattle, merupakan kota tempat kelahiran gereja Pantekosta, dan ini merupakan suatu sejarah yang takkan mungkin bisa dilupakan.

24 Juli 2003 Pembukaan Musyawarah Daerah GPdI USA East Coast dimulai. Acara rutin enam bulanan kali ini dikhususkan untuk membentuk kepengurusan baru periode 2004-2008. Wakil dari MP yang hadir adalah Pdt. A.H. Mandey. Hadir juga pada acara ini yaitu Ketua Komisi Pusat Penginjilan Pantekosta periode 2000-2004, Pdt. M.Ph Bolang, gembala sidang GPdI Gideon Tanjung Priok, Jakarta

Seluruh Gembala Sidang GPdI USA East Coast yang berjumlah 12 orang ditambah dengan beberapa tamu serta para pelayan Tuhan yang akan dilantik sebagai Pendeta Muda mendapat gemblengan pembekalan dari Tim Majelis Pusat. Pengarahan diberikan juga oleh Pdt.A.H. Mandey mengenai peraturan dan penjelasan singkat untuk MUBES GPdI akhir 2003 mendatang yang akan dilaksanakan di Bali. Beliau juga menganjurkan prosedural untuk memilih MD yaitu satu orang formatur akan dipilih melalui suara terbanyak. Formatur bersama anggota MP akan memilih dua orang tim formatur. Tim formatur yang terbentuk bersama-sama dengan MP akan membentuk MD. Syarat umum anggota MD yaitu hamba Tuhan, pengalaman dalam berorganisasi, dan turut hadir dalam rapat Musda.

Sampai dengan saat Musda ini jumlah GPdI yang berada di East Coast USA adalah 12 Sidang Jemaat. Susunan pengurus lama yaitu Pdt. J.A.Ticoalu (Ketua), Pdt. Freddy Tasik (Wakil), Pdt. Polke Koyongian (Sekretaris), Pdt. Tim Suwidji (Bendahara). Dalam pemilihan kali ini terbentuk dua fungsi baru yaitu Biro Organisasi Sosial dan Warga Jemaat yang dipimpin oleh Pdt. F.Tasik, serta Biro Penggembalan dan Pendidikan yang dipimpin oleh Pdt. Albert Awuy. Juga dibentuk seorang penasehat M.D yaitu Pdt. T. Suwidji. Sedangkan untuk jabatan ketua masih dipegang oleh Pdt. J.A.Ticoalu. Wakil adalah Pdt. Polke Koyongian, Sekretaris: Pdt. Emmanuel Tandean dan Bendahara adalah Pdt. Ibu Seifi Mawuntu dari New Hampshire.

Sabtu 23 Agustus 2003, jam:19.00, di Palopo (Kab. Luwu), telah dipanggil pulang Bapa di Surga, Pdt. Zadrak B. Rante pada usia 73. Almarhum semasa hidupnya pernah menjabat ketua MD Sulsel dan Penasehat MD Sulsel.

22 September 2003. Di penghujung tahun ini, Bethel Christian Ministry (Bethel Temple) mengalami suatu perubahan besar dalam kehidupan bergereja mereka yang hingga kini sudah berjalan sekitar 90 tahun melayani di downtown Seattle. Melalui kesepakatan tua-tua sidang dan Executive Board of Bethel Christian Ministries maka mereka merger dengan The City Church of Kirkland (www.thecity.org) yang digembalakan oleh Pastor Wendell dan Gini Smith. Dua gereja ini akan bersatu untuk melayani "Brand New" Satellite Campus Church di Belltown, 1st dan Clay Street, sekitar awal Januari 2004 mendatang.

Visi mereka adalah menjangkau masyarakat kota Seattle. Bethel Temple bermula dari Pine Street Pentecostal Mission di 2nd dan Pine pada tahun 1914. Rev.W.H Offiler yang ketika itu melayani di Pine Mission, kemudian memindahkan lokasi gereja ke 3rd Avenue dekat Bell Street di tahun 1920 dan menamakannya Bethel Temple. Kemudian di tahun 1944 B.T pindah ke Crystal Pool. Rev. W.H.Offiler adalah founder B.T, kemudian pelayanan pastoral dilanjutkan oleh W.W. Patterson, James Apple, Clyde Joe McKnight, Renus Cabe, Robert Broadland. Mulai Februari 1993, Pastor Dan dan LaVonne melayani sebagai pastor di gereja ini. Dengan demikian sejarah B.T sebagai cikal bakal GPdI yang kita kenal akan berlanjut pada brand new Setellite Church tersebut. Dan juga Sekolah Alkitab Gereja Pantekosta di Seattle yang diresmikan tahun lalu.

Berikut penjelasan dari Pastor Danny Peterson. Keberadaan kami di kota Seattle dan seluruh dunia telah mencapai lebih dari 90 tahun dan akan terus berkembang disaat kami, dan seluruh sumber daya kami, menjadi bagian dari keluarga the City Church.

Bethel Temple berawal di tahun 1914 dari the Pine Street Pentecostal Mission di persimpangan jalan Second dan Pine. Waktu itu adalah waktu pencurahan Roh Kudus secara besar-besaran di muka bumi. Sejarahnya penuh dengan keajaiban Tuhan dalam memberi kecukupan, pewahyuan dan kegairahan untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia. Pendiri gereja adalah seorang pemuda Inggris bernama William Henry Offiler yang menetap di Kanada untuk waktu yang singkat dan kemudian pindah ke Spokane, Washingon dimana dia mengenal Kristus melalui pelayanan Bala Keselamatan. Setelah Pastor Offiler memulai pelayanannya di the Pine Street Pentecostal Mission di tahun 1914, dia memindahkan lokasi gereja dua kali untuk sementara sebelum merenovasi gedung dan memindahkan gereja ke jalan Third Avenue di dekat Bell Street di tahun 1920. Mereka menamai fasilitas baru tersebut Bethel Temple dan tempat tersebut akan menjadi pusat pengabaran Injil di bagian barat laut Amerika dimana banyak orang akan mengalami kebangunan rohani, perubahan, dan pemulihan baik secara fisik maupun rohani.

Penginjilan pertama ke Indonesia bisa dibiayai karena mukjizat kesembuhan yang dialami seorang wanita dalam sebuah kebaktian di Minggu malam. Dia memberi $500 yang dapat dipakai untuk biaya penginjilan dimana dana tersebut cukup untuk membeli tiket ke Indonesia. Pada tahun 1944 the Bethel Temple pindah ke tempat yang bernama the “Crystal Pool” yang telah dikosongkan sejak lama. Dengan kerja keras dan ketekunan, banyak anggota jemaat yang membantu Pendeta Offiler merenovasi gedung tersebut. Kegerakan kebangunan rohani terus berhembus dengan datangnya para penginjil ternama dari berbagai tempat untuk melayani dengan pengurapan Firman Tuhan yang kuat.

Pada tahun 1948, Pdt. Offiler yang berumur 73 tahun merasa bahwa ini waktunya untuk generasi muda memimpin gereja ini dan di suatu Minggu siang memberikan tanggung jawab tersebut kepada Pdt. W.W. Patterson. Pastor Patterson diganti oleh Pdt. James Apple di tahun 1955 dan kemudian digantikan oleh Pdt C.J. McKnight.

Tahun 60an, 70an dan 80an khususnya adalah tahun-tahun yang susah bagi gereja di pusat kota Seattle. Banyak orang yang pindah ke pinggir kota dan beberapa gereja harus tutup dan menjual gedungnya. Bethel pun pengalami penurunan jumlah jemaat tetapi tetap berpegang kepada kebenaran yang mereka telah ajarkan dan juga tetap menjalankan proyek misi dengan setia di seluruh dunia. Pdt. Runus Cabe dan Pdt. Robert Brodland memimpin gereja ini dari 1985 sampai 1993. Untuk beberapa bulan Pdt. Gordon Adair dari Selandia Baru bertindak sebagai gembala sementara disaat LaVonne dan saya diminta untuk mengambil alih gereja ini.

Perjalanan di Bethel. Kami melayani pertama kali di Bethel di minggu terakhir Februari 1993. Tidak lama kemudian mendapati bahwa gereja ini berjalan dengan $5000 defisit setiap bulan dan hanya 5-6 bulan sumber dana yang tersisa. Namun melihat kesetiaan Tuhan dan bagaimana Dia secara ajaib memberi kecukupan bagi kami selama sepuluh tahun ini.

Di Tahun 1995 kami menjual salah satu bangunan milik Bethel di seberang gereja di persimpangan jalan Second dan Lenora. Dengan dana dari hasil penjualan ini mulai menambah jumlah pekerja untuk menjalankan visi menjangkau orang-orang yang terlantar. Pelayanan Air Hidup pun di mulai seiring dengan dimulainya penjangkauan Bucky Moose kepada anak-anak yang ada di taman tersebut. Ini adalah awal dari kebaktian anak-anak yang membawa anak-anak ke dalam penyembahan di Minggu pagi. Tuhan sangat setia dalam memberi kecukupan dalam waktu yang susah.

Para pelayan melayani orang-orang yang Tuhan kirim kepada kami. Banyak orang-orang jalanan yang mulai datang ke gereja untuk meminta bantuan. Pelayanan Air Hidup terus bertumbuh. Rata-rata 350 orang dilayani setiap Minggu. Saudara dan saudari Tanzi dan juga para pekerja dari gereja kami dan beberapa gereja lain memiliki peran yang penting dalam penjangkauan ini. Doa adalah bagian penting dari pelayanan selama 10 tahun. Sering kali di persekutuan doa di hari Rabu malam kami merasakan perbedaan dalam roh penyembahan dan syafaat. Kami berpegang kepada keyakinan bahwa doa dan kesetiaan dalam pelayanan akan membuka pintu penuaian yang besar di kota Seattle.

Selama 10 tahun melayani di Bethel, LaVonne dan saya merasakan tanggung jawab untuk memelihara semua yang sudah dipercayakan kepada kami. Pelayanan hamba Tuhan yang mendahului kami adalah warisan yang berharga yang harus dihargai dan diperingati. Semua Pendeta dan orang kudus yang bekerja keras di kota Seattle telah mewariskan misi dan komitmen untuk memberitakan Injil sampai akhir jaman. Altar gereja dan kamar doa selalu dipenuhi oleh orang-orang yang menangis memohon kepada Tuhan untuk lawatan dan keselamatan banyak jiwa.

Pencarian Fasilitas Baru. Dalam 25 tahun terakhir gedung Bethel Temple di persimpangan jalan Second dan Lenora telah memburuk kondisinya sampai pada titik dimana diperlukan perbaikan besar-besaran. Proyek ini tidak hanya akan menelan biaya yang besar tetapi juga tidak akan memenuhi kebutuhan kami yang terbesar, yaitu tempat parkir.

Lima tahun lalu, majelis penatua dan diaken Bethel memutuskan untuk memulai proses penjualan, dan pencarian gedung lain di pusat kota Seattle. Proses penjualan gereja ini memakan hampir 3 ½ tahun dan waktu untuk kami mengosongkan gereja tersebut adalah Juli 2003. Banyak hari dan waktu yang tersita untuk mencari gedung baru yang cocok bagi gereja ini. Setiap kali kami menemukan tempat yang cocok, Tuhan dengan satu cara atau cara yang lain menutup jalan. Saatnya bulan terakhir sebelum kami harus pindah dari Second dan Lenora datang, kami memperbesar daerah pencarian kami dan menghabiskan banyak waktu untuk meminta Tuhan memberikan fasilitas di luar kota Seattle. Usaha ini berakhir dengan jalan buntu.

Meskipun kami merasa frustrasi berat dalam mencari tempat yang baru, kami tetap memiliki perasaan bahwa Tuhan tetap bekerja. Pada bulan Juli kami memindahkan kantor kami ke Jalan Mercer dan mulai melakukan kebaktian minggu kami di pusat penjangkauan jiwa kami di jalan Jackson. Banyak gelandangan yang selama ini mengikuti kebaktian di tempat kami tidak dapat datang ke tempat kebaktian yang baru, karena itu sejumlah besar jemaat hilang. Hal ini menyebabkan kami memperbanyak doa dan mencari kehendak Tuhan bagi Bethel.

Tiga Minggu yang Ajaib. 28 Agustus, saya menerima telepon dari Pendeta Wendell Smith. Selama percakapan ini Pdt. Wendell bertanya apakah saya terbuka untuk bergabungnya gereja Bethel dan The City Church dalam membuka sebuah kampus satelit City Church di Bell Town yang terletak di pusat kota Seattle. Saat itu juga ketika dia menyebutkan kata-kata tersebut sesuatu melompat dalam hati saya. Sebuah sukacita dan kegairahan baru menekan kuat di hati saya di saat saya memikirkan apa yang Tuhan akan kerjakan di kota ini. Ini juga memberikan titik terang dan peneguhan terhadap beberapa nubuat yang LaVonne dan saya terima dalam dua tahun terakhir.

Dua hari kemudian saya datang ke kantor Pdt. Wendell untuk membicarakan dan merencanakan kemungkinan ini. Ada perasaan jamahan yang kuat dari Roh Kudus pada saat itu dan saya mulai membuat rencana dan berdoa untuk keberhasilan rencana ini. Dalam beberapa hari berikutnya saya menghubungi beberapa orang yang merupakan pembimbing rohani dan ayah dalam diri saya. Pdt Floyd Earlywine yang adalah kepala persekutuan Bethel, ayah saya, Pdt. Don Peterson, Pdt. Dick Iverson yang adalah kepala Ministers Fellowship International (Persekutuan Internasional Pelayan Tuhan), dan Pdt. Bill Schiedler dari Ministers Fellowship semuanya memberikan dukungan bahwa rencana ini datang dari Tuhan. Pendeta-pendeta lain yang ada di Seattle juga mendukung dan berdoa untuk Pdt. Wendell dan staff pendeta gereja, dan memberi ucapan selamat datang ke kota Seattle.

Para penatua memilih untuk bergabung dengan The City Church. Tiga minggu kemudian, tanggal 28 September 2003, kami mengadakan kebaktian gabungan pertama dengan The City Church. Kebaktian tersebut diikuti dengan jamuan makan malam dengan Pdt. Wendell dan Gini Smith.

Nubuat yang LaVonne dan Saya Terima Selama Dua Tahun. Dalam persekutuan tahunan Bethel di Camp Beracha pada tanggal 4 Juni 2002, Pdt. Abe Morecade menubuatkan tentang pelayanan ini kepada LaVonne dan saya. Dan pada tanggal 3 Juni 2003 sebuah tim dari Kansas City juga menubuatkan hal ini. “...Tuhan mempersiapkanmu untuk musim yang baru. Jangan kaget, yang satu ini akan sedikit berbeda dari yang sebelumnya tetapi engkau tidak perlu cemas karena tidak diperlengkapi. Tuhan yang akan membukakan jalan bagimu.” Juga oleh Al dan Gloria Willard, pendoa syafaat bagi Mike Bickel dari Kansas City International House of Prayer.

Hari-Hari yang Penuh dengan Berkat. Setelah memasuki bulan keenam di The City Church, banyak berkat dari Tuhan dan penggenapan Firman-Nya. Setiap minggu orang-orang diselamatkan dan dibebaskan dari belenggu dosa. Banyak yang dibaptis Roh Kudus dan mukjizat kesembuhan pun terjadi. Ini adalah waktu penyesuaian dengan visi dan misi dari The City Church. Satu juta dollar telah dipergunakan untuk membeli sebuah gedung di persimpangan jalan First dan Clay di pusat kota Seattle. Gedung tersebut sedang dalam proses perbaikan dan kebaktian minggu akan dimulai pada 11 April 2004. Fasilitas ini akan menjadi peringatan bagi semua pendeta dan penginjil yang telah setia memberitakan Injil di kota Seattle dan seluruh dunia.

Setiap rabu malam ada lebih dari 150 pemuda yang bedoa di kampus baru di Seattle. Mereka menggabungkan doa mereka dengan doa kami untuk penuaian yang dahsyat di Seattle! Fokus kami kepada misi semakin kuat dari sebelumnya. Satu juta dollar telah di sediakan untuk kelangsungan dukungan kepada penginjil Bethel dan pintu peluang baru terus terbuka bagi pelayanan di berbagai negara. LaVonne dan saya akan memberi bantuan dalam berbagai kapasitas kepada staff pendeta gereja dan juga meningkatkan pelayanan dalam memberi semangat dan memperlengkapi pendeta-pendeta di negara lain. Semua gereja di luar negeri akan tetap berhubungan langsung dengan Bethel Fellowship International dan semua orang dipersilahkan untuk menghadiri konferensi Bethel yang diadakan di setiap minggu pertama di bulan Juni. (dpeterson@thecity.org Dan dan LaVonne Peterson, Associate Pastor, The City Church, Kirkland – Seattle, Alamat: 9051 132nd Ave. N.E. Kirkland, WA 98033).

Rabu 8 Oktober 2003, jam 08.30 Wita, telah meninggal Pdt. Dirk Repi, S.Th, Gembala GPdI Tondano, Minahasa.

Bali, 4-7 Nopember 2003, Musyawarah Besar ke XXX GPdI berlangsung di BICC Nusa Dua. Acara ini dihadiri sekitar 2000 orang peserta dan peninjau. Pada hari Rabu 5 November 2003 pukul 17.30, melalui voting tertutup dari 590 suara yang berhak memilih, Pdt.A.H. Mandey memperoleh suara sebanyak 417, dengan demikian beliau kembali melanjutkan pelayanan pada periode berikutnya sebagai Ketua Umum Majelis Pusat GPdI. Dalam Mubes ini juga telah terbentuk beberapa MD baru antara lain MD 23 Banten, MD BABEL dan MD Jambi. Sementara itu masalah sukuisme masih menjadi penyebab dalam kepengurusan MD 23 Banten yang baru terbentuk, sehingga MP harus mengambil alih kepengurusan Majelis Daerah tersebut. Dengan demikian Ketua 2 Majelis Pusat, Pdt.J.Weol terpaksa harus merangkap juga sebagai ketua MD 23 Banten, selain sebagai ketua MD 5 DKI Jaya.

Bandung, 22 Nopember 2003. Sekitar jam 7 pagi, Ibu Pdt.Sriyoto-Kolondam telah dipanggil pulang oleh Bapa di surga.

Senin 22 Desember 2003. Telah dipanggil pulang Bapa di Surga, Pdt. Ferry Joppie Saerang, Gembala GPdI Tropodo Surabaya. Hampir selama 1 tahun beliau berobat di States karena penyakit kanker yang diderita. Pdt.F.J. Saerang lahir di Langowan, 4 Pebruari 1957, sulung dari 4 bersaudara. Putra dari Bapak Arnold Herman Saerang dan Ibu Ani Wengkang. Beliau menikah dengan Pdt. Youla Irooth, 22 Oktober 1983 dan dikaruniai seorang putri, Merry Meineke dan seorang putra, Sam Marchel. Beliau menghabiskan masa kecil sampai remaja di Langowan, kemudian pindah ke P. Bali dibawah bimbingan Pdt.Woworuntu-Wengkang, kemudian pindah ke Blora, Jawa Tengah, dibawah bimbingan Pdt. Londah-Wuisan. Mengikuti Sekolah Alkitab Batu angkatan 24 dan 25 sekitar tahun 1977-1979 kemudian melaksanakan praktek pelayanan di P. Bangka dibawah bimbingan Pdt. Freddy Massie. Beliau juga pernah menjadi Staff Beji Boy selama 4 tahun sambil merintis pelayanan di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, sekitar tahun 1981-1982. Tahun 1982-1984 merintis pelayanan di Gempol, Jawa Timur. Pada bulan Juli 1984, beliau bersama istri merintis pelayanannya yang terakhir yaitu di Tropodo, Jawa Timur. Satu lagi pejuang telah kembali. "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman". Jenazah diberangkatkan dari Newark Airport, NJ ke Surabaya pada hari Minggu 28 Desember jam 7 Pagi.

3 Pebruari 2004. Telah meninggal, Pdt. Marthen Mangala yang menggembalakan Gereja Pantekosta Imanuel di Tawau, Sabah Malaysia dan juga perwakilan GPdI di Malaysia. Penguburan jenazah dihadiri utusan Majelis Pusat, Pdt. DR. Dantje Supit.

Dover, New Hampshire. Hari Senin, 12 April 2004, telah meninggal Pdt. Freddy Tasik, S.Th. Gembala GPdI Jemaat Filadelfia New York dan GPdI Maine, New Hampshire. Almarhum dilahirkan di Waleure, Langowan, Manado tanggal 25 Februari 1951. Putra kedua dari 7 bersaudara, pasangan bapak dan Ibu Joseph August Tasik dan Agustina Wengkang. Beliau menikah dengan Ibu Maria Magdalena Slat pada tanggal 25 Februari 1970 di Jakarta, dan dikaruniai 4 orang anak. Sekitar 2 bulan yang lalu almarhum baru saja mengadakan kebaktian ucapan syukur hari kelahiran dan pernikahannya dengan mengundang hamba-hamba Tuhan dan jemaat disekitar New York City. Ibu Magdalena pada kesempatan ini menyaksikan bagaimana pada beberapa hari yang lalu beliau sempat dibawa ke Rumah sakit karena serangan jantung, keadaan tubuhnya sudah membiru, tapi Tuhan masih tolong beliau. Tiga tahun lamanya Tuhan memberikan kesempatan bagi beliau untuk terus melanjutkan perjuangannya di ladang Tuhan.

Almarhum mulai terjun dalam pelayanan setelah menyelesaikan pendidikan formalnya di Langowan dan Balai Latihan Angkatan Laut (AMN) Manado di Tahun 1969. Kemudian ke Sekolah Alkitab Batu, Malang Angkatan XV, tahun 1970 dan Angkatan XIX, tahun 1974. Almarhum pertama melayani sebagai pengerja di GPdI Ketapang Jakarta pada tahun 1971, kemudian di GPI Cilosari tahun 1972. Tahun 1973 adalah awal dari pelayanan penggembalaannya, yaitu di GPdI Gianyar Bali. Kemudian dilanjutkan di GPI Kosambi, Jakarta Pusat pada tahun 1975, kemudian sebagai Gembala GPI Kalibaru Timur di tahun 1981, Gembala GPdI Filadelfia, New York, tahun 1997 dan terakhir sebagai gembala GPdI Filadelfia Berwick, Maine, tahun 2003. Sempat disaksikan oleh adik kandung beliau bagaimana gigihnya almarhum dalam merintis pelayanan Tuhan di Jakarta. Mereka pernah dibawa oleh rombongan massa yang marah karena kebaktian yang mereka adakan. Mereka telah terkepung oleh massa yang marah dengan membawa berbagai senjata tajam, tapi dengan ajaib Tuhan membela hamba-Nya ini dan menyelamatkan mereka.

Pdt. Freddy Tasik dikenal sebagai gembala yang sangat aktif berorganisasi. Sejak dari Jakarta sekitar tahun 1982-2000 beliau melayani sebagai sebagai Sekretaris MD GPI, Ketua MD GPI DKI Jakarta, Bendahara MP GPI dan Wakil Ketua DPI. Beliau juga aktif sebagai pengajar di Institut Alkitab Indonesia, Bandung (1990-1992). Tahun 1996 terjun sebagai aktifis di lingkungan warga Kristiani dan kawanua New York dan New Jersey. Beliau tercatat sebagai Pendiri dan Penasehat Perkumpulan Keluarga Tasik, Penasehat Perkumpulan Keluarga Langowan, Pembina MAESA New York & New Hampshire, Wakil Ketua MD East Coast USA, Ketua Bidang Organisasi MD GPdI East Coast USA, Penasehat Gloria Fellowship International New Hampshire, dan juga sebagai Board Of Director PERWAKRIN New York. Almarhum meninggalkan seorang istri tercinta, Ibu Magdalena, anak kedua, Grace Ivone Tasik, David Jerry Tasik, Stella Marianne Tasik. Pejuang telah gugur tapi benih Firman Tuhan yang ditabur telah bertumbuh dan akan terus bertumbuh dan berbuah di kebun anggurnya Tuhan.

14 April 2004, telah meninggal Pdt. J.B. Beno Wattimena, Gembala Sidang GPdI Bukit Sion, Jln Karang Gayam Kub.21 Surabaya.

12 - 16 Mei 2004. Acara tahunan gereja-gereja se-Asia diselenggarakan di Avana Hotel, Bang Na, Bangkok, Thailand. Konferensi tersebut dihadiri utusan dari Indonesia dengan peserta terbesar, disusul Singapore, Malaysia, Filipina, Jepang, India, Srilanka, Bangladesh, Pakistan, China, Thailand, dan beberapa negara lainnya. Dalam acara ini, Pdt.A.H. Mandey sebagai salah satu pembicara membawakan tema: "Are Asian Pentecostal Real Pentecostal?". Sedangkan Pdt. M.D.Wakkary menyampaikan makalah tentang "Window to Islamic World Nowadays" dan "God's Plan for Asian People in Islamic Context" dan Pdt. J.K. Siwi membawakan tentang "Reaching Muslims Effectively".

Sejak perhimpunan ini memfokuskan pelayanannya di bidang misi, perhimpunan ini menggunakan istilah "Pentecostal Asian Mission Conference". Tujuan utama adalah menetapkan landasan bagi persaudaraan, doa, strategi, kemitraan, jaringan, saling berbagi dalam menanggulangi masalah, pengadaan sumber daya, dan tukar informasi bagi pelayanan di Asia, untuk Asia, dengan Asia dan dari Asia.

Agar kinerja PAM lebih efektif, kawasan Asia dibagi dalam 6 wilayah kerja, antara lain: Asia Timur 1 (Mongolia, Korea, Taiwan, dan Jepang, yang dikoordinir oleh Rev.Takashi Yoshida). Asia Timur 2 (Cina, Hongkong, Macao, dikoordinir oleh Rev.David Wang). Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapore, Vietnam, Kamboja, Laos, Brunai, Filipina, Mianmar, Thailand, dikoordinir oleh Rev. Surapong Prathumwan). Asia Selatan 1 (India dan Srilanka, dikoordinir oleh Rev.David Mohan). Asia Selatan 2 (Nepal, Buthan, Sikkim, Bangladesh, dikoordinir oleh Rev.Asa Cain). Asia Tengah (Pakistan, Afganistan, Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan, dan Kyrgystan, dikoordinir oleh Rev.Sunne Elofson).

Pada kepengurusan periode mendatang, Indonesia mendapat kepercayaan memimpin organisasi ini. Susunan pengurusnya adalah sebagai berikut: Ketua: Pdt. A.H. Mandey, Wakil: Rev. Arto Hamalainen, Sekretaris 1: Rev. David Wang. Anggota: Rev.Takashi Yoshida,Rev. Surapong Prathumwan, Rev. David Mohan, Rev. Asa Cain, Rev. Rauli Lehtonen, Rev. Sunne Elofson, Rev. Svein Jacobson, dan Rev. Tissa Weerasingha.

16 Mei 2004. GPdI Babakan Tangerang ganti nama. Hari ini merupakan ibadah perdana (GPdI Babakan, Jl. Kisamaun No.136,Tangerang 15118) di Kebon Jati, tetapi sementara itu ibadah wadah-wadah masih memakai gedung di Babakan karena gedung di Kebon Jati belum selesai dikerjakan. GPdI Babakan Tangerang berganti nama menjadi GPdI Kebon Jati karena lokasi gereja yang pindah dari Babakan ke Kebon Jati (masih di Tangerang). Lokasi gereja pindah karena ada pemotongan yang cukup lebar sehingga tidak memungkinkan lagi untuk beribadah di Babakan dengan jumlah jemaat yang bertambah banyak. Setelah Pdt. Abraham Silooy, dipanggil Tuhan, penggembalaan dilanjutkan oleh anaknya, Pdt. Yopie Silooy.

Juni 2004. Telah meninggal Pdt. Bangguna (Sulawesi). Jenazah dikebumikan hari Kamis 3 Juni 2004.

Minggu 13 Juni 2004. "Penghargaan Untuk Bethel Temple" bertempat di Beltown kota Seattle-WA, Di gedung gereja “City Church” di bawah penggembalaan Pdt.Wendell Smith dengan dihadiri oleh sekitar 500 orang yang pada umumnya anggota Bethel Ministries juga seluruh jemaat GPdI-Washington. Dalam acara ini dihadiri oleh beberapa pionir dan pimpinan Bethel Ministries. Pdt. Wendell Smith memberikan suatu penghargaan kepada Bethel Temple (1914-2003).

Senin 28 Juni 2004. Ibu Presiden Megawati meresmikan pembukaan Perkemahan Pemuda Remaja GPdI di desa Munte, Kecamatan Tumpaan, pukul 20.00 WITA, yang kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama masyarakat Sulut di lokasi nonton bareng (noreng RCTI), Manado Convention Center (MCC), Boulevard Square. Pada acara ini, beliau ditemani Ketua Umum PDS Ruyandi Hutasoit, Wasekjen PDIP Pramono Anung serta Wagub Sulut, Freddy H.Sualang beserta ibu.

18 Juli 2004. GPdI Brisbane dimulai sejak 27 Juli 2004. Pada tanggal 18 Juli 2004 dengan pimpinan Tuhan, telah dimulai ibadah perdana (Brisbane: ibu kota Queensland). Tanggal 31 Oktober 2004 GPdI Brisbane telah didedikasikan langsung oleh Ketua Umum MP GPdI, Pdt.A.H. Mandey. Bp.Swoe Goan sebagai ketua panitia penyelenggara dalam acara tersebut mengatakan bahwa lahirnya GPdI didasari dengan suatu kebersamaan, komitmen serta kepeduliaan bersama sebagai warga GPdI yang ada di Brisbane. Gembala GPdI Brisbane adalah juga gembala GPdI Gold Coast, yaitu Pdt. Jerry E.Sanger, SH.

Hari Selasa 27 Juli 2004 telah diresmikan penggunaan gedung GPdI Tabanan Bali oleh Pdt. AH. Mandey. Gedung Gereja yang cukup megah ini menghabiskan dana sekitar Rp.1,4 M. Digembalakan oleh Pdt. Dolfie Gustav Memah, pembangunannya sungguh diluar rencana. Awalnya ada bantuan pemerintah daerah sebesar 10 juta, kemudian Tuhan kirim banyak donatur yang bukan hanya dari jemaat setempat sehingga gereja yang rencananya dibangun sederhana menjadi rumah yang megah. Saat peresmian ternyata masih ada beberapa tahapan yang belum selesai dan masih memerlukan dana yang cukup besar. Pada saat itu kembali Bupati Tabanan secara spontan memberikan sumbangan, diikuti oleh Pdt. AH Mandey.

25 Agustus 2004, Gereja Pantekosta di Indonesia Sulawesi Utara dan Gorontalo (GPdI SUG) menggelar KKR dan Temu Nasional Penginjil 2004. ”Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian bersama dalam meningkatkan pekabaran injil bagi penuaian ladang lintas budaya dan masih banyak jiwa-jiwa yang perlu menerima Injil Yesus Kristus,” jelas Ketua Departemen Penginjilan dan Pelayanan Lintas Budaya Majelis Pusat GPdI, Pdt Max Ph Bolang Minggu. Kepedulian muncul karena melihat telah terciptanya dekadensi moral, yang ditandai meningkatnya tingkat perceraian dalam keluarga Kristen, prostitusi yang dilakukan para remaja di bawah umur secara terang-terangan, korupsi, tindakan kriminal, minuman keras, narkoba yang kian marak serta keamanan dan ketertiban masyarakat Sulut yang semakin tak terkendali. Kegiatan yang berlangsung 25-28 Agustus bertempat di Manado Beach Hotel (MBH) Sulut ini merupakan upaya bersama mewujudkan Tahun Kasih dan Pengharapan 2004. Tema kegiatan adalah `Memperlengkapi Jemaat untuk Penggandaan Pelayanan Penuaian Global dan Pendewasaan Spiritual' dengan subtema `Memperluas Pelayanan Pekabaran Injil untuk Menuai Ladang Lintas Budaya’


Sedangkan menurut Ketua Panitia Pelaksana, Pdt Drs Jantje G. Pangkey melalui Koordinator Informasi dan Komunikasi (Infokom), Pdt Haezar Sumual MA, M.Th, kegiatan Temu Nasional Penginjil 2004 ini, GPdI SUG akan menghadirkan 1000 penginjil, terdiri dari seluruh majelis wilayah baik ketua, sekretaris dan bendahara, serta pimpinan dan Anggota Komisi Daerah Pelayanan Penginjil GPdI SUG, seluruh MD, Perwakilan GPdI di luar negeri bersama Komisi-komisi Daerah Pelayanan Penginjilan GPdI se-Indonesia serta wakil dan PGPI pusat dan daerah Sulawesi Utara.

6 September 2004. Pembukaan Sekolah Tinggi Alkitab (STA) Cianjur. Sekolah Alkitab Cianjur (SAC) sudah berjalan selama enam belas tahun, STA menyusul tahun ini. Acara pembukaan dilayani oleh ketua I MP, M.D. Wakkary dari Medan. Sebagai Direktur STA ini adalah DR. Yan Lumempow, Beliau adalah guru di sekolah alkitab. Saat ini sudah 17 murid yang mendaftar, mereka akan belajar selama enam bulan. Satu bulan di sekolah, di kampus, lima bulan di rumah.

16 Nopember 2004. Pdt. M.D.Wakkary bersama rombongan mengikuti Leadership Conference Gereja-gereja Pantekosta Foursquare dari 24 negara se-Asia dan Pasifik di kota Penang, Malaysia. Dalam konferensi tersebut resmi dinyatakan GPdI bermitra dengan gereja Foursquare Gospel Internasional yang berada di 138 negara. Kerjasama saat ini masih berbentuk "fellowship". Tahun depan tanggal 30 Mei 2005, di Chicago, USA dalam International Foursquare Convention, yaitu Konferensi Foursquare Sedunia akan resmi dinyatakan bahwa GPdI akan bersatu dalam 'International Foursquare Gospel Churches', yang presidennya adalah Pdt. DR. Jack Hayford, berkedudukan di Los Angeles, California.

Pdt. AH. Mandey dan Pdt. MD. Wakkary beserta anggota Majelis Pusat GPdI yang hadir pada Konferensi Penang kemungkinan akan hadir di Chicago bersama dengan rombongan yang lebih besar lagi untuk mengikuti kegiatan tersebut. Pada Mubes Luarbiasa GPdI tanggal 21 Februari 2005 mendatang di Batu, Malang, Presiden Foursquare Asia, DR. Jun Ferrez dari Filipina dan Mission Director untuk South Pasific dan Indonesia, DR. Jerry Stott dari Australia akan hadir dan menjadi pembicara.

Saat ini Gereja Foursquare Worldwide beranggotakan 4.113.981, yang beribadah di 38.217 gereja di 138 negara, dan memiliki pekerja ministry sejumlah 49.287 orang. The Foursquare Church yang didirikan oleh Aimee Semple McPherson pada tahun 1923 ini secara aktif turut berpartisipasi dalam National Association of Evangelicals, The American Bible Society, Pentecostal/Charismatic Churches of North America, the Pentecostal World Conference (PWC), and the Evangelical Fellowship of Missions Agencies.

Januari 2005. Surat kepada GPdI: THE TREES SOUGHT A KING dari Pdt. McKnight, Seattle.


Senin, 14 Februari 2005. Malam apresiasi Lagu karya cipta Pdt. J.E. Awondatu (Om Yoyo) diselenggarakan oleh Pelprup GPdI Ketapang, di Flores Ballroom Hotel Borobudur, jalan Lapangan Banteng, Jakarta. Firman Tuhan oleh Om Mandey. Acara dimeriahkan oleh Henny Poerwonegoro sebagai MC, Heidy Awuy, Reinhard Nainggolan, Herry Pinaria. So Enny, Susan Mandagi, dan Kwartet "Enjoy".


Selama hampir 2 jam sekitar 20-an lagu karya cipta Om Yoyo yang diilhami oleh Roh Kudus dinyanyikan dengan berbagai jenis musik mulai dari slowrock, waltz, jazz, sampai rock'n roll. Ditambah penampilan Om Yoyo bermain gitar melodi yang sangat memukau layaknya gitaris wahid di era Beatles, juga pemain harpa kondang Heidy Awuy melantunkan "Peganglah Tanganku Roh Kudus" dengan lembut dan syahdu. Om Yoyo mampu melahirkan beberapa album dengan lagu-lagu ciri khas GPdI yang sudah dikenal dan dinyanyikan oleh mayoritas umat Kristen.

10 Maret 2005. Komposisi MD GPdI Sulut-Gorontalo Alami Perubahan. Perubahan ini ditempuh sebagai langkah untuk mengisi jabatan sekretaris yang ditinggalkan oleh Pdt Drs. J. Pangkey S.Th. Perubahan komposisi ini, diresmikan dan dikukuhkan oleh MP GPdI melalui Rapim MP di Hotel Argo Wisata Batu-Malang. Perubahan ini berlaku hingga 2007 mendatang.

Adapun perubahan komposisi struktur baru untuk jabatan Ketua tetap dipercayakan pada Pdt Dr. J.O Wotulo M.Th Ph.D, Wakil Ketua Pdt Dr. L. Lapian MA DCA, Sekretaris Pdt JE. Pangalila BSc, Wakil Sekretaris Pdt R Longkutoy S.Th, Bendahara Pdt Drs. H. Angmalisang, Wakil Bendahara Pdt. Dr OE Wakkary MA, Biro Penggembalaan Pdt JF Kaawoan M.Th, Biro Penginjilan Pdt JD Ticoalu S.Th, Biro Organisasi dan Media Pdt Dr H Watuseke M.Th, Biro Pendidikan dan Pengajaran Pdt W Tampi M.Th, Biro Pembangunan dan Diakonia Pdt M Wenas, Biro Pembangunan Warga Jemaat Pdt PR Maniku MA, M.Th, Biro PELRIP/PEL-PRUP Pdt J Tamburian STh, Biro PELWAP Pdt Thresya Pandelaki S.Th, MA, Biro PEL-PAP/PELRAP/PELMAP Pdt WJ Kumendong SH MA, Biro PEL-NAP Pdt M Sumaa MA, M.Th serta tiga orang penasihat masing-masing, Pdt HOH Awuy, Pdt Dr E Kambey dan Pdt Dr H Lumingkewas.

April 2005. Majelis Daerah GPdI Australia. Terdapat 5 buah sidang jemaat GPdI yang tersebar di wilayah Perth, Sydney, New South Wales, Brisbane dan Gold Coast. Ketua MD terpilih adalah Pdt. M.B.Meiruntu (NSW), Wakil: Pdt.J.E. Sanger (Gembala GPdI Brisbane & Gold Coast), Sekretaris: Pdt.J.L. Luntungan (Perth), Bendahara: Ibu Pdt.Ruth Lumangkun.

Jumat, 15 April 2005. Telah meninggal Pdt. Hanny J.O Repi (51 tahun), Gembala GPdI Angkasa, Kemayoran, Jakarta. Almarhum adalah putra dari tokoh pejuang GPdI, Pdt. Repi, pionir yang merintis GPdI di Langowan, Sulawesi Utara. Beliau juga pendiri dari Yayasan Rumah Anak Panah yang melayani para pemulung, tunawisma dan pecandu narkoba di Jakarta.

29 Mei 2005. Pdt.A.H.Mandey dan Pdt.M.D.Wakkary mengadakan pertemuan dengan Four Square Church di Chicago. Minggu sore menjelang acara Four Square Church Convention 2005 di Chicago, telah diadakan pertemuan antara Presiden (DR. Jack Hayford) dan pimpinan Four Square Church dengan MP GPDI dimana DR. Jack Hayford menyampaikan keputusan Four Square untuk menerima GPdI sebagai PARTNER pelayanan. Four Square tidak akan mengambil alih pucuk pimpinan ataupun mengontrol GPdI, melainkan organisasi GPdI tetap diatur oleh kepemimpinan GPdI sendiri. Pdt. A.H. Mandey menjelaskan bahwa GPdI sudah berkembang ke banyak negara di luar negeri. Kerjasama ini bukanlah sebagai suatu 'merger' namun lebih bersifat partnership yang akan berkembang lebih erat di masa mendatang.

9-11 Juni 2005 Pasca Gembala GPdI USA di Seattle bagi Hamba-hamba Tuhan GPdI se-USA di Washington. Acara ini bertepatan dengan BFI Conference yang akan dihadiri oleh beberapa Anggota dari Majelis Pusat sebagai pembicara tamu, termasuk Om Mandey dan Wakkary. Hadir pula dalam acara tersebut para misionaris yang pernah melayani PI di Indonesia yaitu: Rev. C.J. McKnight, Rev. Don & Dan Peterson, Keluarga Rev. Broadland dan Rev. Mathew Lambert.

1 Januari 2006, Musibah hilangnya pesawat Adam Air jurusan Jakarta-Surabaya-Manado di sekitar Pegunungan Kecamatan Matangga, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, turut ditumpangi beberapa orang pendeta bersama keluarga mereka. Penumpang dari kalangan pendeta itu masing-masing Pdt Youla Iroth-Saerang dari GPdI Immanuel, Tropodo, Sidoarjo. Pdt. Fajar Jonah, pendeta GPdI Ellohim, Jl. M. Duriat, Sidoarjo. Dia pergi bersama istrinya, Riane Ester, dan 3 anaknya yaitu Gary, Gabriel dan Glenn. Beliau adalah keponakan dari Pdt. Tim Suwidji, GPdI New York. Juga Pdt. Yosbe Kawengian dari GPdI Citra Harmoni, Tropodo, Sidoarjo. Dia terbang bersama istrinya, Novi Kawengian, yang dikabarkan sedang hamil 5 bulan dan bayinya yang berumur 18 bulan, bernama Delon. Berikut ada juga Gladys Mamahani yang merupakan anak dari Pdt.V.Mamahani, GPdI Winangun. Dia berada di pesawat bersama anaknya Mirechele, 19 bulan. Beliau adalah istri Pdt. Dasilva Sondakh, salah seorang gembala GPdI di Surabaya, sepupu dari Ibu Pdt.Koyongian, New Jersey. Menurut suaminya, Dasilva, keberangkatan para pendeta tidak direncanakan bersama. Satu lagi keluarga hamba Tuhan, David Batubara (anak alm. Pdt Jerry Batubara) dan Istrinya Inggrid, dan kedua anaknya, yaitu Milka dan Matthew. David Batubara adalah cucu dari Opa JMP Batubara (GPdI Rajawali), yang melayani di Jatisrono (daerah Bulak Banteng, Surabaya Utara) bersama istri (Inggried) dan kedua anaknya, yaitu Milka dan Matthew juga ada dalam pesawat.

 

Naskah Buku GEREJA TOP TEN INDONESIA, Dede Wijaya. Bagi yg mau menerbitkan saya tunggu lho:), sulit cari Penerbit yg mau.

Ada 11 pdf Naskah buku saya: Profil 101 Sinode dan Gereja2 Indonesia, Gereja Top Ten Indonesia, Pengkhotbah Top Ten Indonesia, Menjawab 75 Kontradiksi Alkitab PL, Menjawab 111 Kontradiksi Alkitab PB, 3000 Situs Kristiani, Pesona Alkitab 1 dan Pesona Alkitab 2, dll,

Bagi yg tertarik dan mau beli aku jual nech:) hubungi via email: dd123id@yahoo.com, buat modal terbitin buku2 ini:)hehehe

Kategori: Profil

Topic Blog: Yayasan

Keywords Blog: GEREJA TOP TEN

Comments

Aneh

Saya ingin bertanya apasih tujuan penulisan artikel ini, untuk promosi atau mau jualan atau pamer-pameran. Apalagi dengan keywords Gereja Top Ten.
Dari sisih mana dikatakan Top Ten, bagaimana dengan Gereja lain? dan siapasih urutan 1 nya?
Gereja adalah Tubuh Kristus, yang satu sama lainnya penting bagi kemulianNya.
Yang Top itu adalah Yesus, bukan GPdI atau Gereja lain, janganlah meninggikan diri karena akan direndahkan nanti.

JUALAN PASTINYA

Bagi yg tertarik dan mau beli aku jual nech:) hubungi via email: dd123id@yahoo.com, buat modal terbitin buku2 ini:)hehehe

Iya kan d?

yo i--> to Sumantri0no

Kan udah jelas buat jualan:), tulisan itu I buat menghabiskan buanyak waktu tuk kumpulin bahan2 dan sortir serta lengkapi, Belum ada penerbit yg mau terbitkan padahal judulnya bisa saja diganti. bisa diganti dengan"Mengenal Profil 10 Gereja Indonesia". Makanya daripada nulis sia2, mending gue publikasikan di blogku saja:)

Top Ten menurutku, gitu z kok repot, baca di Pendahuluan/Kata Pengantar. GBU

kasih koment aja

kebetulan aku adalah generasi ke tiga dari dari para pionir(orang2 yang menyebarkan injil) dalam hal ini GPdI. mungkin cucu dari sala satu orang yang disebutkan dalam kesaksian sejarah yang bung dede tulis. pertama-tama aku terharu juga sih, sebab jarang banget sy cerita dengar yang kayak gini. menurut apa yang saya tahu, cerita ini memang orisinil. juga menurut saya, generasi yang berhasil adalah generasi yang tidak melupakan sejarhnya. salut buat bung dede,... tapi kalo boleh usul, jangan pake istilah TOP TEN kali,.. nanti malah membuat gereja yang tidak tercantumkan akan merasa gak suka. lagi pula belum tentu kok gereja yang tidak tercantum dalam TOP TEN anda ini adalah gereja yang gak "TOP". sebab kata TOP disini kan masi berarti luas. bisa juga diartikan gereja yang benar2 Tuhan ada didalmnya. atau gereja yang menurut kehendak Tuhan... kalo kyk gini kan bisa berabe,.. nti ada asumsi bahwa gereja yang tidak disebut disini adalah gereja yang gak ada Tuhan. kan belum tentu. sebagai orang GPdI, saya juga bisa berkata belum tentu GPdI juga TOP, apalagi no 1. masi banyak, bahkan sangat banyak kok kekurangan2 yang bisa dijumpai didalam nya. jadi menurut saya GPdI bukan lah TOP no 1, TOP no 2, TOP no 3 atau apalah namanya itu. mungkin kalau diganti dengan istilah " profil 10 gereja Indonesia", agak lebih bijaksana kayaknya. sori bukanya bermaksud menggurui anda... bagi para pembaca, sebagai orang GPdI saya boleh mengatakan bahwa pendapat tentang gereja TOP TEN adalah pendapat pribadi dari seorang Dede Wijaya, bukan pendapat dari gereja itu sendiri. thanx

to Generasi ke-3

hehehe, trims, memang itu pendapatku pribadi alias penilaianku pasti ada segi subjektifnya meski sudah kujelaskan di Prakata/Pendahuluan. Kalo Gereja Top Ten Alkitabiah, maybe tidak akan kumasukkan ke dalam Kategori Gereja Top Ten Paling Alkitabiah. salam kenal.GBU.

www.kristen-fundamental.blogspot.com