GEREJA TOP TEN: GBI ( Peringkat 3-Bagian 1)

 

 

 

GEREJA
BETHEL INDONESIA (GBI)

 

Gereja Bethel Indonesia, disingkat GBI, adalah salah satu sinode gereja di Indonesia yang bernaung di bawah PGI. Selain PGI,
GBI juga merupakan anggota dari
Dewan Pentakosta Indonesia (DPI) dan Persekutuan Injili Indonesia (PII). Dengan pergumulan doa dan puasa, maka
Tuhan membuka jalan dengan ajaib, sehingga pada tanggal 6 Oktober 1970 di kota
Sukabumi, Jawa Barat, lahirlah GBI.

Sejarah Singkat
Gereja Bethel Indonesia

Pada 6 Oktober 1970, di Sukabumi, Jawa Barat, Pdt.
H.L. Senduk (yang juga dikenal sebagai Oom Hoo) dan rekan-rekannya membentuk
sebuah organisasi gereja baru bernama Gereja
Bethel Indonesia
(GBI). Gereja ini diakui oleh Pemerintah secara resmi
melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 41 tanggal 9
Desember 1972.

Pada tahun 1922, Pendeta W.H. Offiler dari Bethel Pentecostal Temple Inc., Seattle, Washington, Amerika Serikat, mengutus dua orang misionarisnya ke
Indonesia, yaitu Pdt. Van Klaveren dan Groesbeek, orang Amerika keturunan
Belanda.

Pada mulanya mereka memberitakan Injil di Bali, tetapi kemudian pindah ke Cepu, Jawa Tengah. Di
sini mereka bertemu dengan F.G. Van Gessel, seorang Kristen
Injili yang bekerja pada Perusahaan Minyak
Belanda
Bataafsche
Petroleum Maatschappij

(BPM). Van Gessel pada tahun sebelumnya telah bertobat dan menerima hidup baru
dalam kebaktian Vrije Evangelisatie Bond yang dipimpin oleh Pdt. C.H.
Hoekendijk (ayah dari Karel Hoekendjik).

Groosbeek kemudian menetap di Cepu dan mengadakan kebaktian bersama-sama
dengan Van Gessel. Sementara itu, Van Klaveren pindah ke
Lawang, Jawa Timur.

Januari 1923, Nyonya Van Gessel sebagai wanita yang pertama di Indonesia menerima Baptisan Roh Kudus
dan demikian pula dengan suaminya beberapa bulan setelahnya.

Tanggal 30 Maret 1923, pada hari raya Jumat Agung, Groesbeek
mengundang Pdt. J. Thiessen dan Weenink Van Loon dari
Bandung dalam rangka pelayanan baptisan air
pertama kalinya di Jemaat Cepu ini. Pada hari itu, lima belas jiwa baru
dibaptiskan.

Dalam kebaktian-kebaktian berikutnya, bertambah-tambah lagi jemaat yang
menerima Baptisan Roh Kudus, banyak orang sakit mengalami kesembuhan secara
mujizat.
Karunia-karunia
Roh Kudus
dinyatakan dengan ajaib di tengah-tengah jemaat itu.

Inilah permulaan dari gerakan Pentakosta di Indonesia. Berempat, Van Klaveren, Groesbeek, Van Gessel, dan
Pdt. J. Thiessen
, berempat merupakan pionir
dari "Gerakan Pentakosta" di Indonesia
. Kemudian Groesbeek pindah
ke Surabaya, dan Van Gessel telah menjadi Evangelis yang meneruskan memimpin
Jemaat Cepu.

April 1926, Groesbeek dan Van Klaveren berpindah lagi ke Batavia (Jakarta). Sementara
Van Gessel meletakkan jabatannya sebagai Pegawai Tinggi di BPM dan pindah ke
Surabaya untuk memimpin Jemaat Surabaya.

Jemaat yang dipimpin Van Gessel itu bertumbuh dan berkembang pesat dengan
membuka cabang-cabang di mana-mana, sehingga mendapat pengakuan Pemerintah
Hindia Belanda dengan nama “De Pinksterkerk in Indonesia” (sekarang
GPdI).

Pada 1932, Jemaat di
Surabaya ini membangun gedung Gereja dengan kapasitas 1.000 tempat duduk
(gereja yang terbesar di Surabaya pada waktu itu).

Tahun 1935, Van Gessel
mulai meluaskan pelajaran Alkitab yang disebutnya “Studi Tabernakel”. Gereja Bethel
Pentecostal Temple
, Seattle, kemudian mengurus beberapa misionaris lagi.
Satu di antaranya yaitu, W.W. Patterson membuka Sekolah Akitab di Surabaya
(NIBI: Netherlands Indies Bible Institute). Sesudah Perang Dunia II, para misionaris
itu membuka Sekolah Alkitab di berbagai tempat.

Sesudah pecah perang, maka pimpinan gereja harus diserahkan kepada orang
Indonesia. H.N. Rungkat terpilih sebagai ketua GPdI menggantikan Van Gessel.

Jemaat gereja yang seharusnya menjaga jarak dari sikap politik yang
terpecah belah terjebak dalam nasionalisme yang tengah berkobar-kobar pada saat
itu. Akibatnya roh nasionalisme meliputi suasana kebaktian dalam gereja-gereja
Pentakosta. Van Gessel menyadari bahwa ia tidak bisa lagi bertindak sebagai pemimpin.

Kondisi rohani Gereja Pentakosta di saat itu menyebabkan ketidakpuasan di
sebagian kalangan pendeta-pendeta Gereja tersebut.
Ketidakpuasan ini juga ditambah lagi dengan
kekuasaan otoriter dari Pengurus Pusat Gereja.

Akibatnya, sekelompok pendeta yang terdiri
dari 22 orang, memisahkan diri dari Organisasi Gereja Pentakosta, di antaranya
adalah Pdt.
H.L. Senduk. Pada tanggal 21 Januari 1952, di kota Surabaya, mereka kemudian
membentuk suatu organisasi gereja baru yang bernama Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS).

Van Gessel dipilih menjadi
“Pemimpin Rohani” dan H.L Senduk ditunjuk menjadi “Pemimpin Organisasi” (Ketua
Badan Penghubung). Senduk berperan sebagai Pendeta dari jemaatnya di Jakarta, sedangkan Van Gessel memimpin jemaatnya di Jakarta dan Surabaya.

Pada tahun 1954,
Van Gessel meninggalkan Indonesia
dan pindah ke Irian Jaya (waktu itu di bawah Pemerintahan Belanda). Jemaat
Surabaya diserahkannya kepada menantunya, Pdt. C. Totays.

Di Hollandia (sekarang Jayapura).
Van Gessel membentuk suatu organisasi baru yang bernama Bethel Pinkesterkerk
(sekarang Gereja Bethel Pentakosta).
Van Gessel kemudian meninggal dunia
pada tahun 1957 dan kepemimpinan Jemaat Bethel Pinkesterkerk
diteruskan oleh Pdt. C. Totays.

Tahun 1962, sesudah Irian
Jaya diserahkan kembali kepada Pemerintah Indonesia, maka semua warga negara
Kerajaan Belanda harus kembali ke negerinya. Jemaat berbahasa Belanda di
Hollandia ditutup, tetapi jemaat-jemaat berbahasa Indonesia
berjalan terus di bawah pimpinan pendeta-pendeta Indonesia.

Roda sejarah berputar terus, dan GBIS di
bawah pimpinan H.L. Senduk berkembang dengan pesat. Bermacam-macam kesulitan
dan tantangan yang harus dihadapi organisasi ini. Namun semakin besarnya
organisasi, begitu banyak kepentingan yang harus diakomodasi.

Pada 1968-1969, kepemimpinan Senduk di GBIS diambil alih
oleh pihak-pihak lain yang disokong suatu keputusan Menteri Agama. Senduk dan
pendukungnya memisahkan diri dari organisasi GBIS.

6 Oktober 1970, dengan pergumulan doa dan
puasa, maka Tuhan telah membuka jalan dengan ajaib, H.L. Senduk dan rekan-rekannya
membentuk sebuah organisasi Gereja baru bernama Gereja Bethel Indonesia (GBI) dan diakui pemerintah secara sah pada
tahun
1972 sebagai suatu Kerkgenootschap yang berhak hidup dan
berkembang di bumi Indonesia.

Mulai dengan hanya kurang dari 20 jemaat,
tetapi saat ini jumlah jemaat GBI mencapai 4.500-an, yang tersebar di seluruh
pelosok Tanah Air dan Luar Negeri, sedangkan jumlah pejabat sebanyak kurang
lebih 15.000 orang. Tuhan Yesus
Kepala GBI akan terus memimpin dan mengembangkan Gereja-Nya sesuai dengan
rencana-Nya untuk bangsa Indonesia.

Pdt H.L. Senduk melayani GBI Jemaat Petamburan dibantu oleh istrinya Pdt Helen Theska
Senduk, Pdt Thio Tjong Koan, dan Pdt Harun Sutanto. Pada tahun 1972, Pdt H.L.
Senduk memanggil anak rohaninya, Pdt S.J. Mesach dan Pdt Olly Mesach untuk
membantu pelayanan di GBI Jemaat Petamburan. Saat itu, Pdt S.J. Mesach telah
menjadi Gembala Sidang GBI Jemaat Sukabumi, yang telah dilayaninya sejak tahun
1963.

Misi Umum Gereja Bethel
Indonesia

  • MEMBERIKAN
    KABAR KESELAMATAN KEPADA SEGALA BANGSA.
  • MENJADIKAN
    ORANG PERCAYA MURID KRISTUS.
  • MELENGKAPI
    ORANG PERCAYA UNTUK PEKERJAAN PELAYANAN BAGI PEMBANGUNAN KERAJAAN ALLAH.
  • MENINGKATKAN
    PERSATUAN DAN KESATUAN TUBUH KRISTUS.

Visi Umum Gereja Bethel
Indonesia
: Menjadi Seperti Yesus

Visi Gereja Tuhan Akhir Zaman. Gereja Tuhan tanpa
visi seumpama kapal berlayar tanpa kompas sebagai petunjuk arah kapal.
Akibatnya gereja akan berputar-putar tanpa tujuan sampai kehabisan energi dan
bisa-bisa berakhir tenggelam diterpa ombak dunia yang ganas. GBI sebagai salah
satu gereja Tuhan di Indonesia telah memiliki visi umum sejak Sidang BPL (Badan
Pekerja Lengkap) II, pada tanggal 23-27
Agustus 1991
, yaitu: “Menjadi Seperti Yesus”.

Visi itu merupakan arah dari semua program dari
kegiatan yang terus menerus sampai tujuan tertinggi atau optimal dari proses
keselamatan dalam Kristus. Dan karena hakikat gereja adalah universal maka kami
percaya itu juga berlaku untuk semua gereja. Intisari dari visi itu sendiri
merupakan keinginan Allah sejak penciptaan. Ia menciptakan manusia menurut
gambar Allah melalui Yesus Kristus. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari
semula (setelah diselamatkan), mereka juga ditentukan-Nya, supaya Ia, Anak-Nya
itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang
ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang
dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkannya, mereka itu juga dimuliakan-Nya
(Rm. 8:29-30).

Jadi, visi ini dapat menjadi garda sekaligus tolok
ukur pencapaian pertumbuhan gereja, apakah jemaat Kristus semakin diproses
dalam memiliki karakter Kristus, perangai Kristus, dan sifat tabiat Yesus;
sehingga gereja terhindar dari roh kompetisi atau ambisi pribadi yang sekadar
mengejar target jumlah jemaat atau jumlah gereja yang dibuka. Untuk itu, gereja
perlu melakukan Filipi 2:5 yang
berbunyi: “Hendaklah kamu dalam hidupmu
bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.”
Langkah-langkahnya adalah gereja harus memiliki ”sense of unity” terhadap
gereja yang lain dan melayani secara
maksimal serta seutuhnya kepada seluruh jemaat Tuhan
.

Menurut pendiri
GBI, Pdt. DR. HL Senduk
, banyak orang mengatakan bahwa pelayanan itu sama
dengan profesi dunia sekuler yaitu untuk hidup, cari makan, cari kedudukan,
cari kuasa, pengaruh dsb. Padahal sebagai gereja, sebagai tubuh Kristus kita
harus tergantung sepenuhnya kepada Tuhan yang bekerja melalui Roh Kudus. Jadi
kalau ada Roh Kudus dan ada Firman dalam kita maka kita dapat bertumbuh seperti
ayat di atas, yaitu menjadi sama seperti Kristus. Hanya waktunya itu tidak
dapat kita tentukan. Waktunya itu menurut waktunya
Tuhan (kairos)
dan tergantung pelayanan dan penyerahan kita. Sehingga kita
mengetahui akan panggilan kita masing-masing.

Langkah-langkah nyata untuk
menjadi seperti Yesus

mulai hari ini adalah: Ketaatan Untuk
Menjadi Pelaku Firman
.

Bukan Hanya Mendengar (Yak 2:19-22). Kita tidak
bisa hanya menjadi pendengar saja, tetapi harus menjadi pelaku Firman Tuhan.
Iman yang timbul dari pendengaran Firman
Tuhan akan menjadi sempurna saat kita menjadi pelaku Firman.

Bukan Membangun di Atas Pasir (Mat 7:24-27).
Ada dua macam dasar dari orang yang mendirikan rumah, ada yang dari pasir dan
ada yang dari batu karang. Jika kita mendengar Firman Tuhan untuk menjadi
seperti Yesus dan melakukannya maka kita sedang membangun rumah di atas batu
karang, sehingga pada saat ada tantangan, masalah ataupun badai kehidupan,
bangunan rumah kehidupan kita tidak roboh. Biarlah bangunan kehidupan kita
tetap kokoh dengan hari ini kita mengambil keputusan untuk bertindak menjadi
pelaku Firman.

Bukan Menjadi Pohon yang Ditebang (Luk 13:6-9).
Suatu kali Tuhan Yesus mengatakan perumpamaan pohon ara di kebun anggur, yang
sudah tiga tahun tidak berbuah. Maka dengan kesal Tuhan Yesus mau menebang
pohon tersebut. Demikian pula kita yang sudah menjadi anak-anak-Nya, jika tidak
menghasilkan buah untuk menjadi seperti Yesus, maka kita akan ditebang.
Pilihlah hari ini keputusan untuk berbuah dengan menjadi seperti Yesus,
sehingga kita tidak ditebang.

Bukan Tidak Dikenal Tuhan (Mat 7:20-21). Firman
Tuhan katakan dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka, jika kita murid
Kristus tapi tidak menghasilkan buah maka kita tidak dikenal oleh Tuhan. Bahkan
ayt. 21 menyatakan bahwa orang yang melakukan kehendak Bapa untuk menjadi
seperti Yesus yang akan masuk dalam kerajaan-Nya. Biarlah kita dikenal oleh Dia
karena kita menghasilkan buah yang baik, buah yang dikehendaki-Nya yaitu
menjadi seperti Yesus.

Bukan Hati yang Tidak Taat (Yeh 11: 19-20;
36,26-27). Tuhan berjanji akan memberikan hal yang baru dan roh yang baru dalam
batin kita dana menjauhkan hati yang keras, sehingga kita dapat melakukan hidup
menurut segala ketetapan dan peraturan-Nya. Jika Allah sudah memberikan hati
yang baru maka kita pasti akan dapat menjadi seperti Yesus.

Mulai Hari Ini. Tidak Mengeraskan Hati, Hari Ini
(Ibr 3:7-8). Firman Tuhan katakan jika kita mendengar Firman Tuhan pada hari
ini, janganlah kita mengeraskan hati. Biarlah hari ini kita membuka dan
melembutkan hati untuk mau dan mulai bertindak untuk menjadi seperti Yesus.

Tidak Tunda Hari Esok Tapi
Hari Ini
(Luk 23:34).
Pada waktu Tuhan Yesus di atas kayu salib, Ia berkata kepada penjahat yang di
sebelah-Nya yang minta-Nya mengingat dia, bahwa hari ini juga penjahat itu akan
bersama-sama dengan Tuhan Yesus di Taman Firdaus. Tuhan Yesus tidak menunda
orang tersebut sampai esok hari tapi hari ini juga. Biarlah kita juga tidak
menunda untuk mau melangkah menjadi seperti Yesus, esok hari tapi hari ini
juga.

Masih Ada Kesempatan Tapi
Jangan Lewatkan
(Ibr
3:13). ”Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih
dapat dikatakan ’hari ini’, supaya jangan ada di antara kamu yang tegar hatinya
karena tipu daya dosa.” Firman Tuhan katakan selama masih ada kesempatan yang
Tuhan berikan kepada kita, untuk itu mari kita tidak lewatkan kesempatan hari
ini untuk menjadi pelaku Firman yaitu menjadi seperti Yesus.

Memiliki Gaya Hidup Seperti
Yesus Mulai Hari Ini
.
Pengertian gaya hidup adalah suatu kegiatan atau aktivitas kehidupan yang sudah
menjadi kebiasaan rutin atas kehidupan seseorang. Misalnya bagi semua orang
pasti rutin dalam kehidupan sehari-hari mandi, makan, bekerja dan tidur. Jika
anak-anak Allah, secara rutin mereka pasti memuji Tuhan, berdoa, memberi,
membaca Firman dan selalu bersukacita, maka untuk menjadi seperti Yesus pun
harus menjadi gaya hidup kita sehari-hari.

Pengertian Menjadi
Seperti Yesus Sebagai Gaya Hidup
adalah menjadikan pola hidup Yesus menjadi
pola atau gaya hidup kita sehari-hari. Setiap hari, setiap saat, di mana saja,
kapan saja dan dalam situasi apapun, maka gaya hidup, berpikir, berperasaan dan
berkehendak seperti Yesus harus kita lakukan.

Dasar Firman Tuhan: (a) Kamulah Garam Dunia (Mat 5:13). Sebagai garam tentunya setiap saat,
di mana sja dan dalam situasi apapun sekeliling kita maka kita tetap harus
terasa asin dan berfungsi sebagai garam. Begitu pula untuk kita menjadi seperti
Yesus harus berfungsi seperti garam dunia; (b) Kamulah Terang Dunia (Mat 5:16). Hendaklah terangmu bercahaya di
depan semua orang; (c) Kamu adalah Surat
Kristus yang Terbuka
(2 Kor 3:1-3). Artinya kita terbuka dan dapat dibaca
oleh siapapun dan setiap saat. Bialah kita menjadi seperti Yesus setiap saat,
tidak pada sikon tertentu saja; (d) Kamu
adalah Saksi-Ku
(Luk 24:48). Jika menjadi seperti Yesus merupakan gaya
hidup kita, maka kita akan siap setiap saat menjadi saksi Kristus; (e) Kamu adalah murid-Ku (Yoh 15:8). Jika
buah yang kita hasilkan sama seperti yang Tuhan Yesus hasilkan, berbuah banyak
maka Bapa akan dipermuliakan dan orang akan tahu bahwa kita adalah
murid-murid-Nya.

Bagaimana Menjadi Seperti
Yesus Sebagai Gaya Hidup?
(a) Kesadaran akan apa status kita
di dalam Dia
yaitu sebagai garam, terang, surat yang terbuka dan saksi
serta murid Tuhan yang harus selalu siap setiap saat. Dan Bapa sudah menetapkan kita untuk menjadi serupa dengan
gambar anak-Nya, menjadi seperti Yesus; (b) Melatih diri dan menguasai seluruhnya (I Kor 9:27; I Tim 4:7b)
setiap hari akan membuat kita menjadi seperti Yesus; (c) Selalu minta kekuatan dan urapan Roh Kudus sehingga kelemahan kita
dan keterbatasan kita tidak menghalangi kita untuk menjadi seperti Yesus, tapi
sebaliknya kita akan semakin dimampukan memiliki karakter seperti Yesus.

Kehidupan yang kita jalani saat ini adalah hidup
pada hari ini. Kita tidak dapat mengulangi kehidupan di hari kemarin, atau
hidup di masa lampau. Saat inipun kita tidak dapat hidup di hari esok, dengan
angan-angannya sendiri. Tapi kita hidup di hari ini.

Biarlah umat Tuhan mengambil keputusan untuk hidup
seperti Yesus hari ini juga. Dan untuk gereja Tuhan, marilah kita persiapkan
umat Tuhan untuk tidak berhenti pada kehidupan yang diberkati dan penuh dengan
damai sejahtera, tapi mereka harus diarahkan untuk menjadi seperti Yesus. Ini
tujuan akhir dari kehidupan kita di muka bumi ini.

Pengakuan
Iman GBI

Aku percaya bahwa:

  • Alkitab Perjanjian Lama dan
    Perjanjian Baru

    adalah Firman Allah yang diilhamkan oleh Roh Kudus.
  • Allah yang Maha Esa itulah Allah
    Tritunggal
    yaitu
    Bapa, Anak dan Roh Kudus, tiga
    Pribadi di dalam satu
    .
  • Yesus Kristus adalah anak Allah yang tunggal
    dilahirkan oleh perawan Maria yang dinaungi oleh Roh Kudus, bahwa Yesus
    telah disalibkan, mati, dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga
    dari antara orang mati, bahwa Ia telah naik ke Surga dan duduk di sebelah
    kanan Allah Bapa sebagai Tuhan,
    Juruselamat dan Pengantara kita
    .
  • Semua manusia sudah berdosa dan
    kehilangan kemuliaan Allah
    sehingga harus bertobat dan berpaling kepada Allah untuk menerima
    pengampunan dosa.
  • Pembenaran dan kelahiran baru terjadi karena iman di dalam darah Yesus Kristus yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
  • Setiap
    orang yang bertobat harus dibaptis
    secara selam dalam Nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, yaitu dalam nama Tuhan
    Yesus Kristus
    .
  • Penyucian hidup adalah buah kelahiran
    baru
    karena percaya
    dalam darah Yesus Kristus yang dikerjakan oleh kuasa Firman Allah dan Roh
    Kudus, karena itu kesucian adalah asas dan prinsip hidup umat Kristen.
  • Baptisan
    Roh Kudus adalah karunia Tuhan untuk semua orang yang telah disucikan
    hatinya; tanda awal baptisan Roh Kudus adalah berkata-kata dengan bahasa
    roh sebagaimana diilhamkan oleh Roh Kudus.
  • Perjamuan Kudus dilakukan setiap kali untuk
    meneguhkan persekutuan kita dengan Tuhan dan satu dengan yang lain.
  • Kesembuhan Ilahi tersedia dalam korban penebusan
    Yesus untuk semua orang percaya.
  • Tuhan
    Yesus Kristus akan turun dari sorga untuk membangkitkan semua umat-Nya
    yang telah mati dan mengangkat semua umat-Nya yang masih hidup lalu
    bersama-sama bertemu dengan Dia di udara, kemudian Ia akan datang kembali bersama orang kudus-Nya untuk mendirikan
    Kerajaan Seribu Tahun di bumi
    ini.
  • Pada
    akhirnya semua orang mati akan dibangkitkan, orang benar akan bangkit pada kebangkitan yang pertama dan
    menerima hidup kekal
    , tetapi orang jahat akan bangkit pada kebangkitan
    yang kedua dan menerima hukuman selama-lamanya.

Sekolah Teologi

GBI memunyai Lembaga Pendidikan Teologi yang berada di Jakarta dengan nama
Seminari Bethel.
Seminari
Bethel
Jakarta terletak di Jl.
Petamburan IV/5 Tanah Abang, Jakarta Pusat 10260,
Indonesia
. Seminari Bethel Jakarta menaungi beberapa
unit pendidikan, yaitu: 1.
Sekolah Penginjil (SP). Program Sertifikat, dengan lama studi 1 tahun)
2.
Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK). Pendidikan yang setara dengan Sekolah
Menengah Atas (SMA). SMTK telah mendapatkan status akreditasi dengan predikat
A-Unggul dari Departemen Agama. 3.
Institut Theologia dan Keguruan
Indonesia (ITKI)
. ITKI
menyelenggarakan beberapa program pendidikan dari Strata 1 (S1) sampai Strata 3
(S3). Program S1 menyelenggarakan program studi: Teologi, Pendidikan Agama
Kristen, dan Misi. Program S2 menyelenggarakan program: Master of Arts in
Church Ministry (MACM) dan Magister Theologi (M.Th) dengan program studi:
Teologi, Pendidikan Agama Kristen, dan Pastoral Konseling. Program S3
menyelenggarakan program studi: Doctor of Ministry (D.Min) dengan program
studi: Teologi, Pendidikan Agama Kristen, dan Konseling Pastoral.

Sinode Baru

Seperti GBI yang merupakan sinode yang lahir dari tubuh Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) dan Gereja Pantekosta di
Indonesia
(GPdI), maka
dari tubuh Sinode GBI juga lahir beberapa sinode-sinode baru yang memisahkan
diri, di antaranya:

Badan
Pekerja Sinode

Kegiatan sehari-hari Sinode dipimpin oleh "Badan Pekerja Harian"
(BPH) yang terdiri atas Ketua Umum dan beberapa ketua, Sekretaris Umum dan
beberapa sekretaris, Bendahara Umum dan beberapa bendahara, serta Ketua-Ketua
Departemen.

Pengurus BPH GBI periode 2004-2008

Ketua Umum :
Pdt. DR. Jacob Nahuway, MA.

Ketua :
Pdt. Pudjo Setoto Abednego, PhD.

Pdt.
DR. dr. Dwidjo Saputro, SpKj.

Pdt.
DR. Japarlin Marbun

Pdt.
Yosia Abdisaputra, SPAK

Sekretaris Umum :
Pdt. H. Ferry Haurissa K, STh.

Sekretaris I :
Pdt. Johannes Marbun, SPAK.
MPsi. DMin.

Sekretaris II :
Pdt. E.P. Gunawan, STh.

Bendahara Umum :
Pdt. Arjiwanto Tjokro

Bendahara I :
Pdt.
Ir. Suyapto Tandyawisesa, MA.

Bendahara II :
Pdt. Drs. Hendra Gunawan, MA.

Ketua-Ketua Departemen

Departemen Theologia : Pdt.
Gernaida Krisna Pantan, M.Th. D.Min.

Departemen Pendidikan : Pdm.
Prof. Dr. Sasmoko

Departemen Wanita :
Pdt. Yuliana Pudjo, M.Min.

Departemen Pemuda&Anak : Pdt. DR. Rubin
Adi Abraham, MA. M.Th.

Departemen Media&Litbang : Pdt.
Frans Pantan, MA, D.Min.

Departemen Pekabaran Injil : Pdt. Jason
Balompapueng, M.Psi., MBA.

Departemen Misi : Pdt.
Ir. Suyatna Subrata

Departemen Pelayanan Masyarakat : Pdt.
dr. Yosafat Mesach, MA.

Departemen Hukum dan Advokasi : Pdt.
Sukamto Prakoso, MA, MHK.

Departemen Gereja dan Masyarakat : Pdt.
Drs. Djoko Prasetio
Mintorahardjo

Departemen Usaha dan Dana : Pdt. Temmy Berhitoe

Departemen Hubungan Luar Negeri : Pdt.
DR. Parlin Napitupulu MA, D.Min.

Pengurus PP DPA (Departemen Pemuda & Anak) GBI Periode 2005-2009

Ketua : Pdt. Purim Marbun, M.Th

Wakil Ketua
I : Pdm. Erwin Widodo, S.T

Wakil Ketua
II : Pdt. Mesak Alexander Untung, S.Th

Sekretaris : Pdp. Ir. Ronald TB

Wakil Sekretaris
I : Pdm. Samuel Liwandouw, S.PAK

Wakil Sekretaris
II : Pdm. Joel J. Manalu, S.Th

Bendahara : Pdm. Timotius
Tan, MA

Wakil
Bendahara : Pdp.
Henoch Randy B.W.

Internal
Auditor :
Ferri Ishak

BIRO-BIRO POKOK :

Anak (ABI) :
Pdt. Petrus Legowo, M.Th dan Pdp.
Hermanto Nugroho

Remaja (RBI) :
Pdp. Sammy Mandik dan Pdm. Mulato Budi Waluyo, S.PAK

Pemuda (PBI) :
Pdp. S.M. Hari Prasetya dan Pdm. Maxxi Milianus Nesi, S.Th

Dewasa Muda
(DMBI): Pdp. Bunyamin Suhali dan Pdm. Herman Yulius

BIRO-BIRO PENUNJANG :

Media & Komunikasi : Pdp. Liem Soen Kiam dan Pdp. Jap Kian Hoo

Networking &
Litbang : Pdm. Togi V. Simanjuntak, S.Sos, M.A dan Pdm.
Reinhard S. Emond, S.Th, M.A

Pendidikan & Latihan : Pdp. Micky Kambey, M.A dan Pdm. Apin Militia Christi, M.Th

Umum & Kemasyarakatan : Pdt. Albert H. Pandiangan, S.H, M.A

------------------------------------- (bersambung)

Kategori: Profil

Topic Blog: Yayasan

Keywords Blog: gereja, sinode, top ten