Terang yang bercahaya dalam hati kita

II Raja-Raja 2:1-12,
Mazmur 50:1-6, II Korintus 4:3-6, Markus 9:2-9)

 

... Allah itulah juga yang menerbitkan terang
itu di dalam hati kita, supaya pikiran kita menjadi terang untuk memahami
kecemerlangan Allah yang bersinar pada wajah Kristus. (2 Kor 4:6, BIS-LAI)

 

Allah tidak pernah berhenti berkarya membaharui kehidupan
manusia. Kuasa-Nya memulihkan dan menolong manusia agar memiliki hidup yang
damai dan sejahtera. Dalam karya kasih-Nya itu, Allah terus memanggil setiap
orang untuk menjadi rekan kerja-Nya dalam membaharui tatanan dunia ini.
Generasi demi generasi dipakai-Nya agar banyak orang mengalami pembaruan
kehidupan.

Jika Elia “mewariskan jubahnya” kepada Elisa, kita pun
terpanggil untuk mewariskan iman kita kepada generasi berikut. Dalam upaya
mewariskan iman itu, kerjasama dan komunikasi penting agar masing-masing
generasi dapat saling belajar dan bertumbuh dalam iman bersama-sama untuk
semakin mengasihi Allah dan sesama.

Kemuliaan yang diterima Kristus pada peristiwa transfigurasi
menjadi pengalaman rohaniah tersendiri bagi ketiga murid-Nya. Pengalaman itu
tidak “meninabobokan” mereka. Setelah kejadian pemuliaan itu, Kristus
melanjutkan karya-Nya menuju salib dan kebangkitan. Begitu juga para murid, mereka
kemudian berproses menjadi rekan-rekan Kristus yang melanjutkan karya
pemulihan-Nya di dunia ini.

Allah, membuat terang Kristus “bercahaya di dalam hati kita”,
demikian kata Paulus. Ada saat di dalam kehidupan kita di mana Kristus menyapa
dan menjumpai kita. Kita semua memiliki pengalaman rohani. Misalnya, dalam
persitiwa pembaptisan kita, melalui Firman-Nya yang kita dengar melalui kotbah,
melalui Firman-Nya yang kita baca di dalam Alkitab, melalui nasihat orang-orang
yang mengasihi kita, melalui kejadian-kejadian yang bermakna, retreat, PA,
nyanyian dan lain sebagainya. Dalam momen-momen perjumpaan dengan Kristus itu, kita
diteguhkan untuk menyadari akan kasih, pengampunan dan pengharapan yang diberikan
Kristus.

Pengalaman rohani itu tidak boleh berhenti pada pengalaman
pribadi saja. Jika suasana hati amat berpengaruh dalam tindakan kita, maka hati
yang bercahaya karena terang Kristus semestinya tidak memungkiri Kristus. Pengalaman
rohani seharusnya mendorong kita untuk menjadi saksi-saksi Kristus, yang hidup
karena kasih Kristus dan mau menyalurkan kasih-Nya itu melalui perkataan dan
perbuatan kita. Jangan biarkan terang Kristus redup dalam hati kita!

Kategori: Bahan Renungan Alkitab