Diusir Dari Rumah Sendiri Di Negeri Sendiri Di Ibukota RI

Hari ini kami, mahasiswa SETIA, akhirnya diungsikan ke Bumi Perkemahan Cibubur. Sudah sepuluh hari kami diusir dari asrama dan kampus kami dan kami sudah tidak belajar lagi sama sekali. Pemerintah berjanji membawa kami kembali ke kampus dan asrama kami tetapi justru sekarang kami tinggal di tenda-tenda. Sampai kapan?

Para mahasiswa SETIA, apa yang menimpa kalian membuat saya benar-benar MARAH. Saya marah kepada orang-orang yang menyerang asrama kalian membabibuta, namun saya benar-benar MARAH atas KEBEBALAN para pemimpin SETIA dan para pemimpin lembaga Kristen dan pemimpin gereja bila mereka memang terlibat dalam aksi MENGEVAKUASI mahasiswa SETIA dari asramanya. BODOH dan PENGECUT, itulah sebutan saya untuk mereka. Saya lebih senang melihat mayat bergelimpangan demi mempertahankan rumah kalian dari pada melihat anda hidup menjadi gelandangan mengandalkan belas kasihan orang.

Mahasiswa SETIA, maafkan saya tidak merasa KASIHAN pada kalian sama sekali. Nyawa kalian aman sekarang. Ada banyak orang Kristen baik di Indonesia dan di Jakarta, mereka dengan senang hati akan membelanjakan uangnya dan membawa makanan buat kalian semua. Bagi mereka itulah kesempatan untuk menunjukkan KASIH kepada sesama. Jangan khawatir tentang kuliah, kalian bisa belajar kapan-kapan. Tentang kampus SETIA dan asrama, sebaiknya kalian melupakannya. Para penyerang anda sudah TAHU mereka hanya perlu BERTERIAK dan MENGGERTAK untuk mengusir anda semua. Percuma kembali ke asrama dan ke kampus, karena kalian akan diusir lagi dan lagi dan lagi. Percuma kembali ke kampus dan belajar, karena di sana anda sekalian hanya diajar tentang ilmu pengetahuan, namun tidak diajarkan untuk HIDUP dan menjalani hidup sebagai orang Kristen sejati dan seorang warga negara sejati dan seorang manusia sejati.

Mahasiswa SETIA, maafkan saya berkata jujur kepada kalian, namun itulah kenyataan yang kalian hadapi selama ini. Apabila kalian lebih suka menyembunyikan kepala di dalam pasir seperti burung onta, maka tolong jangan baca tulisan saya ini, sebab sekali membacanya, saya khawatir kalian tidak bisa pura-pura menjadi burung onta lagi. Bila hal itu terjadi maka kalian akan mendapat kesulitan karena sebagian GURU-GURU dan PEMIMPIN kalian TIDAK akan mengasihi kalian lagi karena menganggap anda bagian dari DUNIA ini, bagian dari NEGARA ini, bagian dari GENERASI muda Indonesia, bagian dari MAHASISWA Indonesia.

Mahasiswa SETIA, kalian TERUSIR karena tidak BERAKAR. Kalian TIDAK berakar karena selama ini tidak HIDUP di dunia. Kalian tidak HIDUP di dunia karena selama ini MENGANGGAP diri lebih MULIA dari orang lain. Tidak ada yang MEMBANTU karena kalian tidak punyan TEMAN. Percuma berteriak membelah angkasa karena hanya SAHABAT yang RELA mati untuk Temannya. Sedangkan kalian TIDAK punya teman. Puaskanlah diri kalian dengan apa yang diperoleh selama ini, BELAS KASIHAN dari orang-orang Kristen BAIK HATI. Dan maafkan saya karena tidak menaruh belas kasihan sama sekali pada anda sekalian!
Mahasiswa SETIA, jangan BODOH, sudah saatnya anda belajar untuk menjadi BIJAKSANA, sudah saatnya anda hidup WAJAR layaknya manusia, layaknya generasi muda Indonesia, layaknya mahasiswa Indonesia, layaknya Kristen SEJATI. Teladanilah Yesus Kristus Tuhan dan Juru Selamat kita. Ketika hidup di dunia, Yesus Kristus BERGAUL dengan sesama manusia. Selama hidup di dunia, anda sekalian juga harus bergaul dengan sesama manusia. Selama menjadi MAHASISWA anda sekalian juga harus BERGAUL dengan sesama MAHASISWA.

SETIA singkatan dari Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar. Menurut situs resminya ada 4 Jurusan program S1 ( Sarjana Theologia, Sarjana Pendidikan Agama Kristen, Sarjana Pendidikan Guru Tk/SD dan Sarjana Pendidikan Guru SLTP) dan satu jurusan program D3 (Akademi Perawat) serta satu Sekolah menengah Theologia Kristen. Kenapa masih menyebut diri Sekolah Tinggi Theologia? Bukankah lebih bijaksana menyebut diri Universitas Arastamar? Mahasiswa SETIA, anda paham kenapa saya menyebut anda MERASA tidak hidup di dunia ini?

Mahasiswa SETIA, anda punya Organisasi Kemahasiswaan di kampus anda? Apabila punya, apakah organisasi anda bergaul dengan organisasi kemahasiswaan kampus-kampus lainnya? Apakah sebagai mahasiswa anda selama ini bergaul dengan mahasiswa-mahasiswa kampus lainnya? Bergaul sebagai mahasiswa dengan mahasiswa, organisasi mahasiswa dengan organisasi mahasiswa. Mahasiswa SETIA, apabila anda mau kembali ke kampus mulailah berjuang dari sana. Berjuanglah bersama-sama dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya. Mulailah dengan dengan BERTERIAK minta TOLONG dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus kepada mahasiswa SELURUH Jakarta, SELURUH pulau Jawa, SELURUH Indonesia, SELURUH dunia.

Mahasiswa SETIA, maaf saya tidak bisa berjuang dengan anda sekalian karena saya bukan mahasiswa. Saya hanya bisa membujuk teman-teman mahasiswa untuk berjuang bersama anda MENEGAKKAN keadilan di negara Indonesia tercinta ini. SELAMAT BERJUANG!

Topic Blog: Bahan Renungan Alkitab

Keywords Blog: Setia

Comments

untuk iah-iah

Wah komentar nya kali ini saya tidak setuju. iah-iah mungkin belum pernah mengalami persoalan yang mengerikan.
Untuk saya apa yang dialami STT Setia belum luar biasa, namun saya tetap mengerti penderitaan mereka, karena itu saya membesarkan hati mereka.
Saya pernah melihat, orang-orang yang dekat dengan saya mati dengan usus terburai, dibacok lehernya, namun bisa sembuh, dilinggis, dan terlalu banyak peristiwa yang mengerikan.
Saya harus akui, orang-orang itu mati, luka, karena saya tidak pernah mau lari meski diancam begitu banyak orang. Anak istri saya diselamatkan oleh mahasiswa. setelah penyerangan yang mengerikan itu, saya masih kembali ke kampus untuk merebut tempat itu bersama dengan mereka yang masih berani, karena kalua kami tidak kembali. kami kuatir kampus itu disegel seperti STT Setia.
Ada banyak orang setia denganku, tapi apakah kita rela mereka mati hanya karena setia dengan kita. Yang perlu adalah sikap bijaksana, tetap menggunakan akal sehat. Saya hanya mengingatkan, jangan cepat-cepat berpendapat, lebih baik amati secara mendalam, baru kemudian berkomentar. Pengalaman saya itu saya ceritakan dalam buku "Tregedi di Bulan Desember".

Untuk Berjuang Anda Harus Siap Melihat Kematian

Pak Binsar, saya memahami komentar anda. Saya juga banyak mendengar kisah ketika Duolos diserbu masa. Untuk berjuang anda bukan saja harus siap mati namun yang paling sulit adalah melihat kematian orang lain di sekitar anda.

Untuk berjuang kita bisa memilih dua cara, melawan kekerasan dengan kekerasan atau melawan kekerasan tanpa kekerasan. Mahatma Gandi memberi contoh melawan tanpa kekerasan, dia menyebutnya AHIMSA. Walaupun tanpa kekerasan namun korban tetap jatuh, tetap ada nyawa yang melayang.

Di dalam hidupNya, Yesus diadili 4 kali. Pertama oleh mahkamah agama, kedua oleh Pontius Pilatus, ketiga oleh Raja Herodes dan keempat oleh Rakyat Jerusalem. Silahkan anda pelajari kisah-kisah tersebut. Yesus AHIMSA namun Dia tetap MELAWAN.

Para Rasul dan orang Kristen abad pertama, mengalami penganiayaan. Mereka memilih AHIMSA namun mereka tetap MELAWAN. SILAHKAN anda mempelajari kisah-kisahnya di dalam Alkitab.

Mahasiswa SETIA terkurung di dalam asramanya. Ada dua SSK (400 orang) dan banyak lagi petugas lainnya yang berjaga di sana. di samping itu juga banyak petugas yang sudah bersiaga untuk dikirim ke sana. Dalam kondisi demikian, tidak ada nyawa yang terancam.

silahkan anda mencari informasi, SIAPA yang pertama kali memiliki IDE agar mahasiswa DIEVAKUASI? Pemerintahkah atau para pemimpin SETIA?

Duolos pernah mengalami nasib yang sama, diserang membabibuta. di mana suara para pemimpinnya ketika melihat SETIA mengalami nasib yang sama? Di mana MAHASISWA duolos ketika mahasiswa SETIA melakukan DEMO ke DPR? Ya, saya tahu, semuanya MENDUKUNG dalam doa!

Anda setuju bahwa apa yang terjadi di kampus SETIA adalah kasus SARA? Umat Islam yang mayoritas menganiaya umat Kristen yang minoritas? Bukan hal demikian yang terjadi. Yang TERJADI adalah sekelompok warga negara Indonesia yang merasa dirinya HEBAT ingin MENGATUR hidup orang lain dengan menjadikan agama sebagai KEDOK. untuk mengatasi hal demikian, kita HARUS minta TOLONG kepada seluruh elemen bangsa ini tanpa prasangka untuk menegakkan keadilan. Apakah mahasiswa SETIA, pemimpin SETIA, lembaga Kristen, Gereja melakukan hal itu? TIDAK!

Kenapa mereka tidak melakukannya? KARENA pikiran mereka SEMPIT. Mereka YAKIN kasus SETIA adalah kasus Pemeluk agama MAYORITAS Menganiaya pemeluk agama MINORITAS. KITA harus keluar dari PARADIGMA demikian!

Kita harus belajar kepada Yusuf, kepada Daniel, kepada Esther, kepada Yesus Kristus, kepada para Rasul, kepada orang Kristen abad pertama.

Kita harus keluar dari paradigma minoritas-mayoritas dan mulai membangun negara ini sebagai satu kesatuan.

Aku berdosa, namun tidak berani berbuat jahat, mustahil menentang kehendakNya!
Kebaikan dirimu, tak berani kusembunyikan, kejahatan diriku, tak berani kuampuni!

STT Setia cuma bisa NATO kah??

quote from iah[Kenapa mereka tidak melakukannya? KARENA pikiran mereka SEMPIT. Mereka YAKIN kasus SETIA adalah kasus Pemeluk agama MAYORITAS Menganiaya pemeluk agama MINORITAS. KITA harus keluar dari PARADIGMA demikian!
Kita harus belajar kepada Yusuf, kepada Daniel, kepada Esther, kepada Yesus Kristus, kepada para Rasul, kepada orang Kristen abad pertama.
Kita harus keluar dari paradigma minoritas-mayoritas dan mulai membangun negara ini sebagai satu kesatuan.]

Saya setuju mengenai re-code mental dan paradigma TERJAJAH oleh MAYORITAS. Tapi sayang nampaknya STT tidak punya Backingan yang mampu berusara dengan KERAS,sehingga di dengar.

-pen0nt0n-

Mata Tuhan Melihat

Penonton, bila perjuangan SETIA menggunakan backing orang-orang kuat negeri ini, lalu apa bedanya kita dengan orang-orang yang menyerang SETIA? Mereka menggunakan kekuatan membabibuta, kita menggunakan Backing.

Apabila kita mau berjuang membentuk karakter bangsa, maka kita harus melakukannya dengan cara yang benar. Melalui Hukum yang berlaku di negeri ini. Kemungkinan besar kita akan kalah, namun kita akan terus melakukannya sampai Allah menegakkan hukum di negara ini lewat orang-orang pilihannya.

Apa yang dilakukan mahasiswa SETIA saat ini cukup baik, terus bertahan di pengungsian. Saya sduah membaca dua kali berita tentang Pemerintah yang awalnya menawarkan tukar guling lalu menaikkan tawarannya dengan membeli harta SETIA agar SETIA bisa membeli tanah di lokasi baru yang lebih baik. Itu hanya berita, namun saya tidak tahu kebenarannya. Hal yang dilakukan mahasiswa SETIA cukup cerdik dan benar, berteriak meminta pemimpin dari mana mereka berasal untuk turun tangan membantu penyelesaian kasus ini.

Semoga para pemimpin SETIA dapat mengambil keputusan yang bijaksana.  

Anda tahu, ketika almarhum Soeharto sedang jaya-jayanya menjadi Presiden. Salah satu adik saya berdarah-darah akrean kepalanya digebuk pestol oleh salah satu perwira dari sebuah sekolah Calon Perwira. Kami menuntut perwira itu ke pengadilan. Kami tahu akan kalah namun kami terus maju. Banyak handai taulan saat itu yang menasehati kami, bahkan mengingatkan bahwa kami orang Tionghua pendatang di negeri ini. Saat itu saya berkata kepada papa saya, mari kita maju terus untuk membuktikan bahwa  di negeri ini memang tidak ada orang baiknya. Bila kita harus mati, maka marilah kita mati agar keturunan kita tidak perlu mati karenanya.

Ancaman datang silih berganti, kami kalah, namun kami tidak mundur walau tahu akan kalah lagi. Kami terus maju dan terus kalah  di pengadilan. Suatu hari kepala sekolah Sekolah calon perwira itu datang ke rumah kami. Dia bertanya, kenapa kami pantang mundur walau tahu akan kalah? Saat itu papa saya berkata kepadanya, "Kami maju terus karena kami tahu bila di negeri ini sudah tidak ada hukum, maka mata Tuhan masih melihat!" Ayah saya bukan orang Kristen namun Dia menyembah Tuhan dengan caranya sendiri. Kepala sekolah itu lalu minta maaf atas prilaku anak buahnya. Kebesokkannya perwira yang sewenang-wenang itu datang dan minta maaf kepada kami.

Mungkin bagi kebanyakan orang cara kami itu konyol. Namun kami yakin itulah yang harus dilakukan dan itulah yang kami lakukan. Sampai hari ini saya yakin apa yang dikatakan oleh papa saya itu benar, "Bila di negeri ini tidak ada hukum, maka mata Tuhan masih melihat."

Pemerintah adalah wakil Allah di dunia ini. Allah yang memilih orang-orang dan memberi mereka kuasa. Ketika kita menuntut pemerintah, pada saat itu kita menuntut Allah untuk menegakkan KEBENARAN. Nampak Konyol, namun nampaknya itulah yang kami teladani dari Kristus.       

Aku berdosa, namun tidak berani berbuat jahat, mustahil menentang kehendakNya!
Kebaikan dirimu, tak berani kusembunyikan, kejahatan diriku, tak berani kuampuni!