Shalom, Sahabat SABDA! Bersyukur saya berkesempatan untuk mengikuti roadshow AI-4-GOD! area Joglosemar pada 7 Maret 2025. Ada dua tempat yang kami layani, yaitu Yayasan PESAT Salatiga dan STT Simpson Ungaran. Karena ada dua tempat, tim yang berangkat dibagi menjadi dua kelompok: Tim 1 terdiri dari Pak Max, Nehemia, dan Rian yang pergi ke STT Simpson, sedangkan Tim 2 ada Ibu Yulia, Elan, dan saya yang melayani di Yayasan PESAT Salatiga. Roadshow ini sangat berkesan bagi saya karena melihat antusias dari para peserta yang berasal dari berbagai generasi, baik yang masih muda maupun yang sudah lanjut usia.
Saat tiba di Yayasan PESAT Salatiga, kami menghadapi tantangan dalam hal teknis. Saat itu, listrik sempat mati tiga kali. Namun, bersyukur ketika sesi presentasi materi berlangsung, listrik sudah menyala kembali sehingga acara tetap berjalan lancar. Dalam roadshow ini, saya berperan sebagai admin, dan sebagai presentator untuk materi F.O.K.U.S. Ketika menyampaikan materi F.O.K.U.S., awalnya saya ingin mempercepat sesi ini karena khawatir waktu tidak mencukupi. Namun, ketika melakukan hands on, ternyata waktunya menjadi lebih lama dari yang diperkirakan. Peserta belajar menggunakan teknologi AI dengan rumus prompt F.O.K.U.S. dan mereka begitu antusias untuk sharing. Saya merasa sesi ini menjadi lebih hidup karena mereka aktif.
Jumlah peserta yang awalnya sekitar 20 orang, lambat laun bertambah dengan kehadiran peserta dari gereja lain sehingga menjadi lebih ramai dan semangat hehe. Ada satu hal menarik dari peserta di Yayasan PESAT Salatiga bahwa mereka sedang dilatih untuk menjangkau orang non-Kristen. Dari data yang ada, hanya 2% lulusan STT yang benar-benar terjun ke pelayanan misi, dan nantinya akan membangun jemaat baru. Karena itu, Yayasan PESAT ingin memperlengkapi mereka dengan lebih baik agar semakin siap dalam melayani. Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari proses ini. Bersyukur ada teknologi dan alat yang canggih untuk membantu pelayanan mereka.
Salah satu momen yang paling mengesankan adalah ketika Pak Agus, salah satu peserta, ikut sharing dalam sesi praktik membuat lagu rap dengan Suno. Bahkan, beliau ikut nge-rap saat membaca lirik lagunya. Setelah sesi berakhir, ada 1 bapak yang masih antusias untuk belajar terkait Suno dan Alkitab GPT sehingga saya mendampinginya sampai berhasil. Saya berharap para peserta dapat semakin diperlengkapi untuk melayani dan giat menjangkau jiwa bagi Kristus.
Terima kasih telah membaca tulisan ini. Silakan Sahabat SABDA mengakses arsip roadshow AI-4-GOD! di situs SABDA AI. Tuhan Yesus Memberkati.
Senang rasanya karena SABDA diundang untuk mengisi seminar Pengenalan AI di GKJ Samironobaru, Yogyakarta. Seminar ini merupakan bagian dari roadshow AI-4-GOD! area Joglosemar yang digiatkan oleh SABDA. Meski bertempat di GKJ Samironobaru, sebenarnya seminar ini diadakan oleh dua pihak yang lokasinya berdekatan, yaitu Perkantas Yogyakarta dan GKJ Samironobaru. Saya sangat bersyukur karena setelah beberapa kali berkomunikasi dengan Pak Johan Andreas (ketua Perkantas Yogyakarta) dan Pak Frans (perwakilan dari GKJ Samironobaru), akhirnya tercapai kesepakatan untuk pelaksanaan seminar ini, yaitu pada 22 Maret 2025, pkl. 17.00 – 20.00 WIB. Langsung saja ya, saya ceritakan tentang pelayanan kali ini.
Tim SABDA yang bertugas dalam roadshow kali ini ada Pak Max, Nehemia, Salomo, dan saya sendiri. Materi seminar yang kami sampaikan terdiri dari Apa Itu AI dan Manfaatnya, AI Prompting F.O.K.U.S., Biblical Foundation + Bahaya AI, Metode AI Squared, serta AI dan Media (termasuk Alkitab GPT, BaDeNo). Bersyukur, sebanyak 27 peserta mengikuti seminar ini dengan antusias, mulai dari pemaparan materi hingga praktik langsung. Meski pesertanya terdiri dari anak muda hingga orang tua, bahkan lansia, setiap sesi tetap berlangsung dengan baik dan lancar karena peserta fokus menyimak materi dan memperhatikan instruksi dengan baik. Mereka juga aktif dan tidak ragu bertanya jika mengalami kesulitan. Bahkan, pada saat praktik menggunakan AI untuk belajar tentang doa, melakukan studi Alkitab, dan membuat lagu, mereka melakukannya dengan fun. Terlihat sekali ada kesungguhan untuk belajar yang terpancar dari cara mereka merespons dan beberapa peserta bisa dengan cepat mengikuti tahapannya dan hasilnya pun bagus. Puji Tuhan!
Pelajaran berharga yang saya dapatkan dari roadshow kali ini adalah tentang persiapan, relasi, dan sikap mau berbagi. Persiapan materi presentasi sangat menolong saya untuk melihat lebih mendalam lagi terkait AI, khususnya dilihat dari perspektif Alkitab dan kegunaannya untuk memuliakan Tuhan. Selain itu, relasi baru yang terjalin sebelum dan selama roadshow membuat hidup saya lebih bersemangat. Dan, yang terakhir, saya sangat senang bisa berbagi materi ini kepada semua peserta. Ketika menyampaikan materi Apa Itu AI +Manfaatnya dan Metode AI Squared, saya seperti berbicara kepada diri sendiri juga untuk terus menggunakan teknologi (dan perkembangannya) dengan bijaksana dan untuk memuliakan nama-Nya. Saya berharap semua peserta mendapat banyak pelajaran berharga tentang AI-4-GOD! agar dapat menggunakan AI bagi hormat dan kemuliaan nama-Nya. Amin! Sekian blog dari saya kali ini, jangan lelah bekerja di ladang Tuhan, termasuk di dunia digital — ladang Tuhan saat ini. Salam AI-4-GOD!
Lent selalu menjadi waktu yang istimewa bagi saya. Masa 40 hari sebelum Paskah ini bukan hanya tentang berpuasa atau sekadar tradisi, tetapi juga tentang waktu refleksi dan kedekatan dengan Tuhan. Namun, pada era digital/AI ini, tantangannya semakin besar. Notifikasi yang sering bermunculan, kebiasaan scrolling media sosial, dan kesibukan sehari-hari sering membuat momen refleksi spiritual terasa semakin sulit dilakukan.
Ketika mengikuti seminar #AITalks: AI dan Lent, saya mendapat banyak wawasan baru. Salah satu poin yang sangat mengena adalah bagaimana teknologi bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, teknologi, termasuk AI, dapat menjadi alat yang luar biasa untuk mendukung pertumbuhan iman. Namun, di sisi lain, jika kita tidak bijaksana dalam menggunakannya, teknologi bisa menjauhkan kita dari Tuhan; menggantikan waktu-waktu berharga yang seharusnya kita gunakan untuk berdoa; membaca firman; dan bersekutu dengan-Nya.
Salah satu konsep menarik yang dibahas dalam acara ini adalah digital fasting (puasa digital). Sejujurnya, ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Saya sering merasa sulit untuk benar-benar lepas dari ponsel, terutama karena pekerjaan dan interaksi sosial banyak dilakukan secara digital. Meski begitu, sempat terpikir juga, “Bagaimana mungkin saya bisa mendekat kepada Tuhan jika saya terus-menerus terganggu oleh layar di depan saya?”
Saya pun mencoba mempraktikkan puasa digital dengan cara sederhana: menonaktifkan notifikasi, membatasi penggunaan media sosial, dan menyediakan waktu khusus untuk berdoa tanpa gangguan teknologi. Hasilnya sungguh mengejutkan. Puji Tuhan! Dalam ketenangan itu, saya merasa lebih mampu merenungkan firman Tuhan dengan lebih dalam. Saya sadar kalau selama ini sering membiarkan teknologi mengambil alih waktu-waktu terbaik saya, yang seharusnya bisa dipakai untuk bertumbuh dalam iman.
Oh ya, saya juga belajar bahwa teknologi bisa menjadi alat yang sangat membantu jika digunakan dengan bijak. Salah satu contoh yang menarik adalah penggunaan BaDeNo (Baca, Dengar, Nonton) yang membantu saya dalam membaca Alkitab secara lebih interaktif. Saya juga mencoba menggunakan Alkitab GPT, dan ternyata AI ini dapat membantu saya memahami ayat-ayat Alkitab dengan lebih mendalam serta memberikan refleksi yang menarik. Saya pun menyadari bahwa bukan teknologinya yang salah, tetapi bagaimana saya menggunakannya yang menentukan dampaknya dalam kehidupan rohani saya.
Pelajaran paling mengena yang saya dapat dari seminar ini adalah pentingnya keseimbangan antara disiplin rohani dan penggunaan teknologi. AI dan digital tools bisa sangat membantu, tetapi saya harus bijaksana dalam menggunakannya. Saya juga belajar bahwa relasi dengan Tuhan bukanlah sesuatu yang bisa digantikan oleh teknologi. Meski AI bisa memberikan tafsiran Alkitab dan menjawab pertanyaan, tetapi pengalaman pribadi berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa dan merenungkan firman-Nya secara pribadi tetap tidak bisa tergantikan.
Masa Lent ini memberi saya kesempatan untuk kembali menata ulang prioritas saya. Saya ingin lebih bijaksana dalam menggunakan teknologi dan memanfaatkannya untuk bertumbuh dalam iman. Saya juga perlu menetapkan batasan agar teknologi tidak menjadi hambatan dalam perjalanan rohani saya. Saya ingin menggunakan waktu ini untuk semakin dekat dengan Tuhan, bukan hanya dengan cara-cara tradisional, tetapi juga dengan memanfaatkan teknologi secara bijaksana.
Bagaimana dengan Sahabat SABDA? Apakah Sahabat SABDA punya pengalaman terkait teknologi yang terkadang mengganggu waktu refleksi rohani Anda? Atau, justru Sahabat SABDA sudah menemukan cara untuk memanfaatkannya demi pertumbuhan iman? Mari jadikan masa Lent ini sebagai waktu untuk merenungkan hubungan kita dengan Tuhan, mengurangi distraksi, dan menemukan makna sejati dalam persiapan menuju Paskah. Yuk, jangan lewatkan simak arsip video #AITalks: AI dan Lent!
Apa yang terjadi akhir-akhir ini, kita percaya bahwa tangan Tuhan luar biasa tetap menyertai kita. Dalam masa-masa krisis seperti ini, saya justru melihat penyertaan Tuhan yang luar biasa yang senantiasa memimpin umat-Nya untuk tetap kuat dan bertindak. ... selengkapnya »
Semua kekristenan, apalagi para hamba Tuhan mengharapkan bahwa gereja mereka adalah gereja yang misioner, yaitu gereja sebuah gereja yang berkembang, bertumbuh dan memiliki wawasan yang luas. Untuk mencapai target ini kita sebagai orang Kristen harus mengerti misi. ... selengkapnya »
Apa Itu Janji Iman Misi? ... selengkapnya »
"Saya melihat Tuhan tetap memelihara kehidupan kita 'hidup irit' tetapi justru pada saat kita menabur, disitulah kita menuai." ... selengkapnya »
Jika kita memikirkan misi, sering kita mengaitkan misi dengan kasih Allah yang begitu besar, sehingga dia mengutus Putra-Nya untuk menyelamatkan dunia ini. Hal ini memang benar, tetapi kita sering kurang memperhatikan karya Roh Kudus dalam misi sedunia.
Roh Kudus adalah penggerak Misi ... selengkapnya »