Ikut terlibat atau hanya menonton

Ikut terlibat atau hanya menonton? (bacaan Alkitab: 1 Petrus 4: 7 - 11)
Dalam suatu pertandingan sepakbola ada 22 pemain. Mereka berlari
kesana-kemari sambil berebut bola. Sambil jatuh bangun mereka berusaha
mencapai satu tujuan: menang!

Tubuh mereka basah oleh keringat dan
tidak jarang mereka cedera. Selain dari 22 pemain tersebut, ada banyak
penonton. Mereka hanya menonton saja! Mereka bernyanyi dan bersorak
apabila mereka menyaksikan permainan bola yang bagus. Sebaliknya mereka
mengejek dan mencibir jika pertandingannya membosankan. Pemain dan
penonton. Ikut bermain atau hanya menonton? Apakah hal seperti ini juga
terjadi di gereja? Sayangnya ya.

Dalam perikop ini rasul Petrus menulis kepada orang-orang Kristen
mengenai kehidupan mereka sebagai pengikut Yesus. Bagaimana seorang
Kristen harus hidup? Dekat dengan Tuhan dalam doa. Kasihilah sesama
manusia, terimalah dan layanilah seorang akan yang lain! Hari ini kita
akan membahas tentang pelayanan.

Dalam alkitab tertulis: “Layanilah seorang akan yang lain,
sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai
pengurus yang baik dari kasih karunia Allah
.” Orang-orang Kristen terpanggil untuk melayani Tuhan dan sesama. Kita melayani sesama kita dengan karunia yang telah kita terima dari Tuhan.

Karunia, charisma, karunia rohani: ini adalah kemampuan istimewa yang
Tuhan berikan pada kita untuk pembangunan jemaat. Di dalam alkitab ada
berbagai macam karunia, antara lain karunia untuk mengajar, menghibur,
karunia untuk mengatur, karunia untuk bernubuat, karunia untuk
memimpin, kemurahan hati, karunia untuk menyembuhkan, keramah-tamahan,
karunia untuk membantu, karunia untuk mengabarkan injil, kreativitas,
musik dll.

Di dalam kata charisma (karunia) terdapat kata charis (kasih karunia).
Jadi karunia-karunia rohani tersebut kita terima hanya karena kasih karunia Tuhan. Bukan supaya kita menyombongkan diri, tapi supaya kita melayani, membangun tubuh Kristus dan menjadi berkat bagi orang lain.

Kita semua menerima karunia yang berbeda-beda. Setiap orang itu unik
adanya. Tidak ada orang yang memiliki semua karunia. Tapi alkitab
berkata dengan jelas bahwa setiap orang Kristen menerima paling tidak
satu karunia dari Tuhan. Paling tidak satu kemampuan dimana saudara
bisa turut serta dalam pembangunan jemaat. Karena itu sangat penting
bagi kita untuk menemukan (kembali) dan mengembangkan karunia-karunia
rohani yang Tuhan berikan pada kita. Di website KPD saudara dapat
menemukan sebuah program untuk mencari tahu apa karunia rohani saudara.
Tahukah saudara apa karunia yang saudara miliki dan sudahkah saudara
menggunakannya? Ataukah karunia-karunia tersebut masih terbungkus rapi
seperti hadiah yang belum dibuka? Kalau memang seperti itu, bukalah
segera hadiah itu!

Kita saling melayani dengan karunia yang telah kita terima dari Tuhan.
Pelayanan adalah bagian dari kehidupan kita sebagain orang Kristen. Di
beberapa tempat dari jemaat di Cina, menyambut orang-orang percaya baru
dengan kata-kata berikut: “Sekarang Tuhan Yesus mendapatkan sepasang
mata lagi untuk ikut melihat, sepasang telinga untuk ikut mendengarkan,
sepasang tangan untuk ikut membantu dan satu hati untuk ikut mengasihi
orang lain.” Jemaat yang terkasih, jadilah seorang pemain. Dan bukan
hanya menonton. Ikut terlibat dan tidak hanya menonton!

II. Bagaimana jalan pikiran seorang pelayan sejati?
Pelayanan dimulai di pikiran kita. Untuk dapat menjadi seorang pelayan kita harus merubah cara berpikir dan sikap kita.

Bagaiman jalan pikiran seorang pelayan yang sejati? Paling tidak ada 5 hal:
1. Seorang pelayan lebih banyak memikirkan orang lain daripada dirinya sendiri
Fokus dari seorang pelayan adalah orang lain dan bukan dirinya sendiri.
Bagaimana kita bisa melayani sesama jika kita hanya sibuk memikirkan
diri sendiri? Setiap hari kita berjuang dengan hal ini, karena pada
dasarnya manusia adalah makhluk yang egois. Paulus berkata di Filipi
2:3 “Hendaklah . . . yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari
pada dirinya sendiri.”

2. Seorang pelayan berpikir seperti pengurus, bukan pemilik
Pengurus adalah seseorang kepada siapa sang pemilik telah mempercayakan
milik kepunyaannya. Contohnya Yusuf. Di Mesir Potifar mempercayakan
seisi rumahnya kepadanya. Di kemudian hari firaun mempercayakan seluruh
tanah Mesir kepada Yusuf.
Tuhan telah memberikan karunia kepada kita. Ia adalah pemiliknya. Kita
hanyalah pengurus dari karunia-karunia tersebut. Tuhan mempercayakannya
kepada kita dan kita harus menggunakannya di rumah Tuhan, di
tengah-tengah jemaatNya. Suatu saat Ia akan meminta pertangung jawaban
kita: “Apa yang telah kamu lakukan dengan karunia-karunia yang engkau
terima?”

3. Seorang pelayan memikirkan pekerjaannya sendiri, dan bukan pekerjaan orang lain
Seorang pelayan yang sejati tidak membandingkan dirinya dan tidak
bersaing dengan pelayan-pelayan yang lain. Mereka terlalu sibuk dengan
pekerjaan yang telah Tuhan berikan kepada mereka.
Persaingan antara pelayan-pelayan Tuhan adalah hal yang aneh, karena
kita semua ada di pihak yang sama. Tujuan kita juga sama: memuliakan
dan membesarkan nama Tuhan. Tidak ada kesediaan untuk melayani yang
tidak penting; semuanya adalah penting. Sama halnya dengan pelayanan:
tidak ada pelayanan yang tidak penting. Pelayanan yang satu mungkin
lebih terlihat dari yang lain, tapi semuanya berharga di mata Tuhan.
Setiap pelayanan itu penting, karena untuk dapat berfungsi kita
membutuhkan orang lain.

4. Seorang pelayan mendasarkan jati diri mereka pada Kristus
Seorang pelayan menyadari bahwa Tuhan menerima dan mengasihi dirinya
hanya oleh kasih karunia, dan karena itu mereka tida berusaha
membuktikan diri. Seorang pelayan mengikuti jejak Yesus dengan setia,
karena Ia datang ke dunia tidak untuk dilayani melainkan untuk melayani
dan memberikan nyawanya bagi banyak orang (Mat. 20:28). Hanya di dalam
Kristus sajalah kita harus mendasarkan jati diri kita sebagai seorang
pelayan. Jika kita mengikuti contoh Yesus, kita justru tidak akan cepat
putus asa, kecewa, tersinggung atau marah dalam pelayanan.

5. Seorang pelayan menganggap pelayanan sebagai suatu kesempatan, dan bukan suatu kewajiban
Seorang pelayan akan dengan senang hati membantu orang lain, memenuhi
kebutuhan mereka dan aktif dalam pelayanan. Ia melayani Tuhan bukan
karena takut atau merasa wajib, tapi karena sukacita dan rasa syukur
yang dalam atas apa yang telah Ia lakukan bagi kita. Karena kasih
kepada Kristus.

Tuhan bisa dan mau menggunakan saudara untuk tujuanNya.

 

John F. Kennedy, presiden AS yang ke-35, pernah berkata: “Jangan bertanya apa yang dapat diberikan negara untukmu, namun bertanyalah apa yang dapat kamu perbuat untuk negaramu.”
Beberapa orang Kristen mencari jemaat yang bisa memenuhi kebutuhan
mereka. Mereka mencari gereja seperti mereka mencari restoran. Apa
menunya? Ini adalah perilaku konsumtif di tengah orang-orang percaya.
Apa yang bisa saya peroleh dari gereja ini? Tapi pada hari ini marilah
kita bertanya: apa yang bisa saya perbuat bagi gereja dan bagi jemaat
saya?

Tuhan menghendaki gereja-gereja di seluruh dunia untuk bertumbuh.
Termasuk gereja kita juga. Gereja bisa bertumbuh jika anggotanya aktif
terlibat. Ikut terlibat sebagai pemain. Dan tidak hanya melihat sebagai
penonton.
Temukanlah karunia saudara dan mulailah melayani. Ada begitu banyak
hal yang harus dilakukan di dalam jemaat kita, karena Tuhan sedang
bekerja dan Ia mau bekerja sama dengan saudara dan saya. Semoga
Kristus, Kepala gereja, terus menerus menantang, melibatkan,
memperlangkapi dan memberkati kita dalam setiap pelayanan kita. Amin.

Khotbah oleh Pdt. J. Linandidi Gereja Kristen Indonesia Nederland

Kategori: Bahan Renungan Alkitab

Topic Blog: Kesaksian

Keywords Blog: melayani aktif gereja