Penginjilan Anak, Penginjilan yang Terabaikan

evie's picture

Jika ditanya salah satu hal yang membuat saya begitu senang
di tahun 2007 ini, salah satunya adalah KKR Anak Sekolah Minggu yang
diselenggarakan di gereja saya bulan April yang lalu.

Acara itu bermula dari kerinduan saya melihat anak-anak
memiliki pengalaman rohani dalam sebuah kebaktian, dimana saat itu dapat
menjadi waktu bagi anak untuk berpikir mengenai keselamatannya. Jika mereka
saat itu juga dapat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, itu akan
membawa sukacita yang tak terhingga bagi saya.

Yang menarik adalah ketika saya mengumpulkan beberapa
mahasiswa teologia yang membantu pelayanan di SM gereja saya. Terlebih dahulu saya bertanya kepada mereka, “Di
mana kalian melakukan penginjilan atau siapa yang akan kalian injili?”
Jawabannya bervariasi, ada yang mengatakan rindu diutus ke pedalaman mencari
orang-orang yang belum kenal injil dan membawa mereka mengenal Kristus. Ada
pula yang mengatakan akan menginjili mereka di mana saja Tuhan mengutus
mereka.

Kemudian saya bertanya lagi, “Orang-orang seperti apa yang
kalian bayangkan akan kalian injili?” Bervariasi lagi jawabannya, seperti orang-orang
yang terlibat narkoba, orang yang sama sekali tidak pernah ke gereja,
orang-orang yang belum kenal Kristus.
Dan ketika saya tanyakan, “Adakah anak-anak masuk dalam bayangan kalian?”,
hampir semua terdiam, ada yang spontan menggeleng dengan kencangnya, dan pada
akhirnya semua mengaku sama sekali tidak membayangkan akan menginjilii
anak-anak.

Ya, masih banyak yang beranggapan bahwa Injil baru dapat diberitakan
paling tidak untuk usia remaja keatas. Penginjilan
untuk anak belum terlalu dipikirkan. Padahal, justru penginjilan akan sangat
efektif jika dilakukan kepada anak sejak usia dini. Anak-anak akan sangat mudah
menerima Injil, karena masa anak-anak adalah masa dimana mereka paling mudah
menyerap informasi dan mengingatnya dengan kuat. Sekolah Minggu dapat menjadi
awal yang tepat bagi penginjilan tersebut.
Itulah sebabnya seorang guru sekolah minggu harus sadar benar, bahwa dia
tidak hanya mengajar tetapi juga menjadi penginjil bagi anak-anak layannya.

KKR SM bulan April kemarin menyisakan keharuan di dalam hati
saya sampai saat ini. Saya masih ingat
tangan-tangan mungil yang teracung saat pembicara menantang mereka menerima Yesus
sebagai Juru Selamatnya. Di meja saya
saat ini pun masih ada kartu-kartu komitmen yang dulu mereka isi sebagai tanda
mereka percaya kepada Yesus.

Maukah Anda menginjili anak-anak yang telah Tuhan percayakan
untuk Anda layani?

Mari, bawalah anak-anak itu kepada Tuhan. Jangan kita menjadi penghalang bagi mereka untuk
datang kepada Tuhan, dengan tidak menginjili mereka.

Topic Blog: Studi Alkitab

Keywords Blog: anak, Penginjilan, penginjilan anak

Comments

Masa kecil sangat berpengaruh pada perkembangan Manusia

Puji Tuhan untuk mbak evie yang peduli dengan anak-anak.
Saya sangat setuju kalo sebenarnya penginjilan kepada anak-anak sangat penting.
Banyak sekali kasus, bahkan mungkin bisa dikatakan hampir semua kasus orang dewasa,
jika diselidiki dalam-dalam, penyebabnya adalah masa anak-anak yang bermasalah.
Pada beberapa bagian konseling, para konselor yang membantu konseli-nya yang bermasalah
akan menelusuri kehidupan konseli yang bermasalah tersebut, dan sering didapati bahwa
penyebab utama masalah tersebut adalah masa anak-anak yang bermasalah.
Masalah utama mengapa penginjilan anak-anak kurang mendapat perhatian serius, mungkin
karena dampak yang dirasakan pada anak-anak tidak begitu besar, jika dibandingkan dengan
orang dewasa yang mengalami masalah-masalah seperti: perselingkuhan, depresi, keinginan bunuh
diri, dll. Sedangkan masalah pada anak-anak mungkin sebatas mereka marah, menangis, sulit makan,
sulit bergaul atau yang mungkin agak parah seperti hyperaktif atau autis.
Mengapa kita tidak memulai dari anak-anak?
Memberi dasar iman kristen "sederhana" kepada anak-anak akan sangat membantu perkembangan anak itu,
khususnya mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan ke depan yang akan semakin berat.
Jika dari anak-anak mereka sudah mengerti akan pengharapan yang dimiliki dalam Kristus, walaupun
hanya sederhana, itu akan menjadi bekal yang sangat berharga untuk mereka.
Jangan sepelekan masa anak-anak. Dampak yang kelihatan kecil itu akan berakibat sangat besar
pada waktu dewasa. Ini berlaku baik dampak positif maupun negatif.
Jadi, persiapkan anak-anak untuk datang kepada Yesus.
"Yesus Cinta Semua Anak"

Children's Ministry Day

Mbak, tanggal 16 Februari 2008 mendatang, untuk pertama kalinya akan diadakan Children's Ministry Day. Kegiatan ini disponsori oleh Woman's Missionary Union. Tampaknya baru dimulai di AS. Tapi kalau ada yang berminat, kenapa tidak mempersiapkannya? Siapa tahu bisa sekaligus merintis kegiatan serupa di Indonesia. Informasi lebih lengkap dapat dilihat dari situs Children's Missions! atau langsung kunjungi halaman Children's Ministry Day.

GPIB dan Bentuk penginjilan anak

puji Tuhan kalau mulai banyak yang berpikir untuk penginjilan anak. Tapi sebelum saya menanggapi pengnjilan anak, ada satu hal yang mengganjal di hati saya tentang penanganan anak di gereja GPIB.
Dari pengamatan saya di beberapa GPIB, betapa sedihnya melihat prioritas gereja arus utama ini terhadap anak. Pengalaman kakak saya di GPIB, tetangga saya di GPIB juga, dll, parah sekali prioritas gereja ini dengan anak sekolah minggu. Saya tidak merincikan kelemahan penanganan sekolah minggu di GPIB, tapi pelayan-pelayan disana perlu melihat keluar betapa prioritas sekolah minggu harus dimulai. Dari masalah jam sekolah minggu, pembagian kategori, format pengajaran, dll, GPIB harus merubah dirinya untuk memprioritaskan resources, pikiran dan dana untuk anak-anak. Masa depan gereja dan misi ada ditangan mereka. Saya bukan dari GPIB, tapi sedih kalau melihat ke depan GPIB dari anak sekolah minggunya.
Nah, untuk penginjilan anak, kalau memang selama ini memang 'seperti diabaikan', saya pikir tidak juga.
Kesadaran dan semakin banyaknya hati yang tertuju untuk sekolah minggu adalah termasuk gerakan penginjilan untuk anak.
Mungkin kita perlu bergumul, apakah pengijilan anak perlu sama seperti kKR untuk dewasa. Bentuk tantangan, unjuk tangan, dsb bukanlah bentuk yang tepat untuk anak.
Mengcopy KKR dewasa untuk anak mungkin langkah tergesa-gesa kita untuk pengnjilan anak. Saya bukan psikolog anak, tetapi dewasa saja mudah terjebak untuk 'keseringan' menerima tantangan, apalagi anak kalau sejak kecil sudah sering dicekok dengan 'tantangan2' seperti di KKR dewasa.
Saya pikir anak-anak perlu teladan, subjek untuk dicontoh, dimimpikan, di idolakan. Disinilah KKR untuk anak. Idola, impian baru, yaitu sosok Tuhan Yesus.
Keunikan Sekolah minggu mungkin tetap bentuk KKR yang paling cocok untuk anak. KKR dewasa mendayagunakan akal budi untuk memenerima tantangan. KKR anak mungkin harus mendayagunakan proses sekolah minggu untuk memberi idola dan impian baru, Tuhan Yesus.
syalom
edo