Jangan Sombong Donkz !!

BathiQoY's picture

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia
melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan
ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran
deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya,
"Apa yang sedang Anda lakukan?"

Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang
meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.
Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba
saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai
bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan
sombong saya."

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang
benih- benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.
Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita
merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula
kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun
sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang
lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem)
dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal
ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat
dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu  mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran
sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua
perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.
Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita
lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri.
Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita
berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali
kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti
akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna
hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik
kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita
sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?

Kategori: Konseling Kristen

Topic Blog: Tokoh Alkitab

Keywords Blog: Kesombongan, Lucifer, Perilaku

Comments

Seperti kaca

Ilustrasinya bagus banget! Yang jelas, patut dijadikan contoh. Trima kasih buat blog-nya, bisa untuk refleksi diri. Blog Anda seperti kaca di depan wajah Smile

BathiQoY's picture

Lya, trims atas komentarnya.

Lya, trims atas komentarnya. Teori jauh lebih mudah dari prakteknya.Lya, kamu benar soal cermin; mari kita lebih sering lagi bercermin ha..ha..ha..

* James 2:26 >For as the body without the spirit is dead, so faith without works is dead also.

Bless in JC ;o)

Low Profile

;)
Semakin berisi semakin menunduk.
Semakin menunduk semakin menahan diri.
Semakin menahan diri semakin murah senyum...
Salam buat Pak Handoyo, dosen saya.

dianpra's picture

Id, ego, dan superego

menurut teori psikoanalisis Freud, kepribadian manusia terdiri dari tiga elemen:
id, ego, dan superego.

id, yakni elemen yang udah kita bawa sejak lahir, orientasinya adalah kesenangan dan kepuasan diri sendiri -- keinginan, hasrat, kerinduan, kebutuhan, dsb. nah mungkin kebutuhan untuk diakui termasuk di dalamnya (salah satunya dengan menyombongkan diri). Id yang berlebihan akan berakibat pada ketidakpedulian terhadap orang lain, bahkan yang parah bisa berujung pada social destruction

Kemudian ada juga yang namanya superego, ini adalah elemen dalam kepribadian untuk berurusan dengan realita. Orientasinya adalah kepentingan orang lain Superego yang berlebihan akan berujung pada penyiksaan diri, penyalahan diri, selalu berorientasi pada apa yang dianggap benar sehingga pada akhirnya mengorbankan kepentingan diri. Kebalikan dari id, superego bisa saja berujung pada self destruction.

Nah, yang terakhir adalah ego, elemen ini menjadi penyeimbang antara id dan superego. Ego diyakini berkembang dari id yang fungsinya adalah untuk mewujudkan id dalam bentuk-bentuk atau sikap yang dapat diterima masyarakat atau dianggap benar secara moral dan sosial.

Jadi saat Anda menyombongkan diri, id lah yang dominan. Anda berorientasi pada kesenangan diri dan mewujudkannya pada bentuk yang tidak dapat diterima masyarakat (siapa yang suka orang sombong), dan saat id dominan, otomatis superego absolutely minor. Dalam hal ini, ego tidak bisa melaksanakan fungsinya dengan baik.

BathiQoY's picture

Dianpra, 3 Elemen Dasar

Dianpra, sungguh penjelasan yang menarik; id,ego,superego. Nah sekarang menjadi tugas kita untuk secara sadar dan expilist mengendalikan 3 elemen tersebut, demi hidup yang lebih baik, bukan sebaliknya.betul !?                                                    

                                             -###- 

* James 2:26 >For as the body without the spirit is dead, so faith without works is dead also.

Bless in JC ;o)

Mau gimana lagi...

Salah satu tipe orang yang tidak ingin aku temui di dunia ini adalah orang sombong. Tapi, jika terpaksa aku harus bertemu dengannya dan dia menunjukkan kesombongannya di depanku, mau gimana lagi? Ada saran? Apa memang aku harus menghindar atau cukup dinikmati saja?

BathiQoY's picture

Lya, Siapa yang suka??

ha..ha..ha, Lya my sister in christ, kamu tahu; kalau orang yang sombong juga gak suka dengan keosmbongannya kalau ia SADAR, menurut kamu kenapa seseorang itu bisa sombong?, sombong itu klasifikasinya luas sekali loh, ada sombong secara sadar, ada juga tidak sadar( dinilai orang lain).

Tapi Lya, pendapat saya kalau anda bertemu orang sombong balas saja dengan kesombongan yang lebih lagi, nah kalo dia nyombong lebih lagi, itu tandanya kamu harus mulai cari temen yang lain. Kenapa? karena kamu tahu orang seperti itu adalah orang egois yang bebal.

Nah, Lya jika saya bertemu orang sombong macam itu, kalau dia adalah orang yang cukup dekat dengan saya, sudah pasti saya akan mengajaknya membaca blog saya ini. ha..ha..ha

                                                    -###- 

* James 2:26 >For as the body without the spirit is dead, so faith without works is dead also.

Bless in JC ;o)

evie's picture

Becanda tapi sombong

BathiQoy, seneng bisa baca blog Anda :)
Saya juga sadar banget kalau saya tuh orangnya sombong banget, walaupun kesombongan itu kerap tertutupi seperti bercanda aja dan kesannya apa yang saya sombongkan tuh bukan sesuatu yang serius. Tapi apa yang kita bicarakan pastinya dari hati, bukan? Se-impulsif apapun seseorang dalam berbicara, apa yang dia bicarakan pasti pernahlah dia pikirkan walaupun mungkin jauh-jauh hari sebelumnya.
Jadi buat teman-temanku, kalau aku lagi bercanda dengan narsisnya, tolong diingatin ya ... karena aku bisa jadi lebih sombong lagi tar ... he he he he
bagaimanapun juga bibit sombong itu udah ada dalam diri, jadi sekarang tinggal kita tidak memberikan tanah yang subur dan pupuk yang berkualitas baik bagi bibit itu agar tidak tumbuh subur dalam diri kita.
Thanks ya :)

BathiQoY's picture

Hello Evie

wah gotcha, ada saksi langsung nih. Evie terkadang lingkungan keluarga kita bisa membentuk karakter yang "terkesan" sombong, saya sering menemuinya pada diri teman2 saya. Tips terbaik menghadapi mereka adalah dengan cuek beibe, alias jangan makan pancingnya kelamaan, cukup icip dikitlah. Itung-itung latihan pengendalian diri aza, masih banyak teman lain yang menyenangkan bukan?

Oc deh kita saling menjaga kalau ada yang sombongnya offside disini ha..ha..ha 

                                                    -###- 

* James 2:26 >For as the body without the spirit is dead, so faith without works is dead also.

Bless in JC ;o)