Saudara Hai-Hai menulis artikel John Calvin Menantang! di
www.sabdaspace.org/john_calvin_menantang, berikut tanggapan saya terhadap INSTITUTIO John Calvin yang Hai2 kutipkan, komentar saya saya
bold-kan
PREDESTINASI - JOHN CALVIN, INSTITUTIO, CHAPTER XXI-XXIV
Ajaran pedestinasi mengandung bahaya, tetapi perlu juga dikemukakan.
III xxi 1
Perjanjian kehidupan tidak sama rata dikabarkan kepada semua orang, dan pada mereka yang mendengar pekabarannya, perjanjian itu tidak selalu disambut dengan cara yang sama dan tidak juga secara merata. Dalam perbedaan itu kedalaman putusan Allah yang mengagumkan menyatakan diri. Sebab tak perlu diragukan bahwa keaneka-ragaman itu juga melayani keputusan Allah yang kekal.
Sudahlah jelas bahwa karena kehendak Allahlah kepada sebagian orang keselamatan dianugerahkan dengan cuma-cuma, dan sebagian orang dicegah untuk memperolehnya. Sebab itu segera timbul masalah-masalah besar dan rumit yang hanya dapat diterangkan jika hati orang-orang yang saleh sudah yakin tentang apa yang harus mereka yakini mengenai pemilihan dan predestinasi. Masalah ini rumit menurut penglihatan banyak orang. Karena menurut anggapan mereka, sangatlah tidak layak apabila dari khalayak ramai ada beberapa yang ditakdirkan akan selamat, ada pula yang ditakdirkan binasa.
E 921-15
Kita tidak pernah akan yakin sebagaimana mestinya bahwa keselamatan kita mengalir dari sumber rahmat Allah yang cuma-cuma, sebelum kita mulai mengenal pemilihanNya yang kekal. Pemilihan itu memuliakan rahmat Tuhan dengan perbedaan ini: tidak semua orang diterimaNya hingga mereka dapat mengharapkan keselamatan, tanpa ada pembedaan, tetapi ada orang-orang yang diberiNya apa yang Ia tidak mau berikan kepada orang lain.
E 922-22
Pembicaraan tentang predestinasi, suatu hal yang pada pokoknya sudah agak sukar, menjadi sulit sekali, bahkan berbahaya, karena rasa ingin tahu orang. Sebab tak ada palang yang dapat mencegah orang-orang itu mengembara menempuh jalan-jalan terlarang yang berputar-putar, dan menerobos ke atas. Kalau bisa, tak bakal ada tersisa bagi Allah satu rahasia pun yang ditelusuri dan diselidikinya.
----------------------------11----------------------------------------------
Kalimat John Calvin ini salah, masakan jika kita tahu Predestinasi dengan baik, rahasia YAHWEH sudah habis, masih banyak yg belum kita mengerti sepenuhnya misal YAHWEH TRITUNGGAL, DWI NATUR YESUS sampai sedetail2nya, AKHIR ZAMAN dan kesudahannya, Surga dan Neraka, Pesona2 Alkitab yg kecil2 seperti buku PESONA ALKITAB yg saya tulis, masih banyak rahasia YAHWEH yg belum kita mengerti bahkan sampai mati pun, pengetahuan kita tentang YAHWEH belum sempurna. Masakan jika saya atau anda mengerti dengan baik Predestinasi, kemudian dikatakan Rahasia YAHWEH jadi habis. Tentu saja hal ini salah. John Calvin terlihat seolah rendah hati di sini, namun pernyataannya salah. Rahasia YAHWEH begitu banyak dan dalam, bukan hanya soal Predestinasi.
III
xxi 2 E 923-27
Maka hendaknya pertama-tama kita ingat bahwa mengejar pengetahuan
tentang predestinasi yang tidak disingkapkan oleh Firman Allah, sama
tololnya seperti apabila orang hendak menjelajahi tempat yang tak ada
jalannya, atau hendak melihat di dalam gelap. Dan kita tidak usah
malu, bila ada yang tidak kita ketahui tentang hal itu, sebab dalam
hal ini tidak tahu itu menandakan adanya pengetahuan (bdk 1 Korintus
1:18-29).
Benarkah YAHWEH tidak menyingkapkan rahasia Predestinasi? Saya yakin John Calvin mengada-ada, mengapa Agustinus, John Calvin, James Arminius, teolog Dispensasi, Teolog Covenant dan semua tokoh teolog dari dulu hingga sekarang banyak menulis buku2 yg bahas tema ini. Bukan berarti semua orang akan sama mengerti dengan benar dan menyeluruh tema ini. Misal: orang yang pengetahuan untuk mengertinya setaraf anak SD mungkin akan berbeda tingkat pemahamannya dengan anak SMP, mahasiswa, s2 atau s3, bisa jadi juga sebaliknya meski tidak kuliah Teologi sampai Doktor namun bisa mengerti Predestinasi atau hal lain yg menjadi Rahasia YAHWEH.
Masakan Predestinasi tidak disingkapkan oleh YAHWEH kepada para hambaNya yg sungguh-sungguh dan rindu serta tekun belajar FirmanNya, Roh Kudus akan menyatakan dan menyingkapkan segala kebenaran (Yohanes 16:13, 14:26). Roh Kudus akan menyingkapkan itu kepada para hambaNya, kepada Teolog yg satu mungkin rahasia Dwi natur Yesus, kepada yg lain mungkin misteri2 dalam Pesona Alkitab, kepada yg lain lagi mungkin penyingkapan YAHWEH TRITUNGGAL, kepada yang lain lagi mungkin Surga dan Neraka, dan lain-lain (Amsal 1:5, 7a, 25:2). Maka dari itu, kita juga membaca dan menghargai hasil-hasil karya para Teolog, meski mungkin terjadi juga ada kesalahan dalam penafsiran pada tema-tema tertentu yg dibahas, dan saya yakin itu pun tidak luput dari John Calvin yang menafsirkan Predestinasi YAHWEH secara kebablasan, meski John Calvin membungkus itu dengan kata-kata yang indah dan terkesan rendah hati.
III
xxi 3
Ada pula orang-orang lain yang hendak membetulkan hal yang buruk itu
(kecenderungan orang untuk mengejar pengetahuan tentang
predestinasi). Mereka hampir-hampir berkata bahwa setiap penyebutan
tentang predestinasi sebaiknya dibenamkan saja. Mereka dengan
sungguh-sungguh mengajarkan bahwa kita harus menghindari setiap usaha
untuk menyelidiki hal itu sebagaimana kita menghindari karang di
laut.
Point
ini saya setuju. Melarang orang belajar tentang apa saja dalam
Alkitab jelas salah, seperti yang dilakukan oleh Gereja Katolik,
karena takut salah menafsir, mereka melarang orang awam membaca
Alkitab. Jelas satu kesalahan yang tidak perlu diulang kembali.
E
924-13
Jadi supaya dalam hal ini pun kita tinggal dalam batas-batas yang
layak, kita harus kembali ke Firman Tuhan yang mengandung pedoman
yang pasti untuk pengertian kita. Sebab Alkitab itu merupakan
sekolah dari Roh Kudus. Di dalamnya di satu pihak tak ada yang
dilupakan dari yang perlu dan bermanfaat untuk diketahui. Maka kita
harus menjaga jangan sampai orang-orang percaya dijauhkan dari segala
sesuatu yang disingkapkan di dalam Alkitab mengenai predestinasi itu,
supaya jangan sampai kita seakan-akan dengan jahatnya hendak merampas
dari mereka kebaikan Allah, atau mencela dan menegur Roh seakan-akan
telah diumumkanNya hal-hal yang seyogyanya tidak diberitahukan dengan
cara apapun juga.
Saya tidak mengerti maksud John Calvin dengan kalimat “Alkitab itu merupakan sekolah dari Roh Kudus.”
Kalimat “Maka kita harus menjaga jangan sampai orang-orang percaya dijauhkan dari segala sesuatu yang disingkapkan di dalam Alkitab mengenai predestinasi itu,…..” bagi saya tampak kontradiksi dengan “Maka hendaknya pertama-tama kita ingat bahwa mengejar pengetahuan tentang predestinasi yang tidak disingkapkan oleh Firman Allah, sama tololnya seperti apabila orang hendak menjelajahi tempat yang tak ada jalannya, atau hendak melihat di dalam gelap.” (III xxi 2 E 923-27 di atas). Mungkin ada tingkat Predestinasi yang disingkapkan dan ada tingkat Predestinasi yang tidak disingkapkan menurut pemahaman John Calvin.
III
xxi 4 925-32
Janganlah kita selidiki apa yang dibiarkan Tuhan tersembunyi, dan
janganlah kita abaikan apa yang telah disingkapkanNya; supaya kita
tidak dihukum karena dalam hal yang satu kita terlalu ingin tahu,
atau dalam hal yang lain kita tidak bersyukur.
Setuju,
tentu kita juga tidak bisa menyelidiki sampai detail2nya tentang
YAHWEH, kita bisa menyelidiki hal-hal yang memang YAHWEH singkapkan.
Apa
predestinasi itu
III
xxi 5
Orang yang masih mau dipandang sebagai orang beragama, tidak berani menyangkal begitu saja predestinasi yang dengannya Allah menerima sebagian orang hingga dapat mengharapkan kehidupan, dan menghukum orang lain untuk menjalankan kematian kekal. Tetapi orang mengitari ajaran itu dengan aneka macam kritik yang dicari-cari. Hal ini terutama dilakukan oleh mereka yang menganggap bahwa inilah yang menjadi dasar predestinasi: Allah tahu segala hal dari sebelumnya (Praescientia). Kami memang menempatkan kedua-duanya (predestinasi dan praescientia) di dalam Allah, tetapi kami berkata bahwa salahlah adanya bila yang satu dikatakan takluk kepada yang lain.
Apabila Allah kita anggap mengetahui hal-hal sebelum waktunya, maka dengan demikian kita menyatakan bahwa segala sesuatu sudah selama-lamanya dan untuk selama-lamanya di depan mataNya, sehingga untuk pengetahuanNya tak ada yang akan datang atau yang sudah lampau, tetapi semuanya ada dalam kekinian. Dan ada dalam kekinian sedemikian rupa, hingga hal-hal itu tidak hanya dibayangkanNya (sebagaimana hal-hal yang tetap tersimpan dalam ingatan kita timbul dalam pikiran kita), melainkan benar-benar dilihatNya dan diamatiNya seakan-akan ditempatkan di depanNya. Predestinasi kita namakan keputusan Allah yang kekal yang dengannya Ia menetapkan untuk diriNya sendiri, apa yang menurut kehendakNya akan terjadi atas semua orang. Sebab tidak semua orang diciptakan dalam keadaan yang sama; tetapi untuk yang satu ditentukan kehidupan yang kekal, untuk yang lain hukuman yang abadi. Maka sebagaimana orang itu diciptakan untuk tujuan yang satu atau yang lain, ia kita katakan dipredestinasikan untuk kehidupannya atau untuk kematian. Dan predestinasi ini tidak hanya telah dinyatakan Allah di dalam diri orang perorangan, tetapi diperlihatkanNya juga sebagai contoh dalam seluruh keturunan Abraham.
----------------------------------------------11-----------------------------------------------
Kesalahan utama para Calvinis/Reformed/Reformed Injili adalah mereka percaya segala sesuatu sudah Allah tetapkan dari kekekalan, jadi kita sudah terprogram segala sesuatu apa yang kita lakukan semuanya sudah Allah tetapkan, sehingga tidak salah jika ajaran Calvin tentang Predestinasi disebut Teologi TAKDIR seperti di Islam. Allah tidak pernah menetapkan segala sesuatu, makanya Allah bisa berubah keputusannya dalam hal missal: usia Raja Hizkia diperpanjang 15 tahun lagi. YAHWEH sanggup mengubah/membatalkan firmanNya yg Dia sampaikan sebelumnya lewat Nabi Yesaya. (Baca kisah lengkapnya di Yesaya 38:1-8, 2 Raj 20:1-11, 2 Taw 32:24-26). Lihatkah teman2 semua, YAHWEH punya plan (rencana) A dan plan (rencana) B jika manusia yaitu Raja Hizkia menolak rencana YAHWEH dalam hal ini.
Sama juga dengan contoh lain, jika bangsa Israel menerima Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan YAHWEH, maka saat itu Yesus tentunya akan memerintah sebagai Raja dalam Kerajaan Israel atau kerajaan Daud setelah kematian dan kebangkitannya. Namun karena bangsa Israel menolak mesias, dan hanya beberapa orang yang menerima Yesus sebagai mesias, maka YAHWEH menjalankan plan B, kita memasuki masa gereja, dan Kerajaan Daud yg dijanjikan itu tertunda dalam Kerajaan 1000 tahun di Wahyu 20. Jadi pahamilah bahwa YAHWEH tidak menetapkan segala sesuatu seperti yang diyakini John Calvin dan para pengikutnya. Tentu ada hal-hal yang YAHWEH tetapkan dalam kekekalan, namun YAHWEH tidak menetapkan segala sesuatu. Bahkan YAHWEH tidak pernah menetapkan Yudas akan binasa, memang benar bahwa Yudas yang menjual dan menyerahkan Yesus, namun nama Yudas tidak pernah dinubuatkan bahwa akan ada seorang bernama Yudas yg melakukan itu. Hanya disebutkan dia yg menyerahkan dan menjual Yesuslah yang sudah ditentukan binasa, dan YAHWEH tahu Yudas dengan kehendak bebasnya akan mengambil peran ini, namun YAHWEH tidak pernah menetapkan Yudas binasa. Jika ya, maka Yudas adalah pahlawan dan malah harus dihormati dan dikenang dg baik karena dia menggenapi rencana YAHWEH. Dalam hal lain YAHWEH memang tetapkan nama, misal nubuat lahirnya Mesias, nubuat tentang Koresh.
Apakah YAHWEH menetapkan segala sesuatu sejak dari kekekalan masa lampau? Tentu saja tidak. Jika ya, manusia tidak perlu merasa bersalah sedikitpun, sebab segala sesuatu sudah YAHWEH tetapkan. Kita sama persis dengan aktris dan actor film yang melakonkan segalanya persis seperti scenario sutradara dari A sampai Z. namun tidak demikian dengan YAHWEh yang saya percaya lewat Alkitab. YAHWEh berdaulat atas segala sesuatu? tentu saja!!! Namun YAHWEH tidak menetapkan segala sesuatu sampai sedetail2nya sekecil2nya. Inilah kesalahan Reformed/Calvinis/Reformed Injili. Inilah yang membedakan Reformed sejati dengan reformed/calvinis palsu. Reformed sejati percaya Allah telah menetapkan segala sesuatu termasuk dosa Adam dan Hawa, sudah Allah tetapkan.
John Calvin mengaburkan dan menyamakan Predestinasi dengan Pemilihan, memang Predestinasi berkaitan erat dengan pemilihan YAHWEH Predestinasi secara sederhana bias diartikan penentuan sejak semula. Kata kerjanya dalam bahasa Yunani terdapat beberapa kali dalam PB (Kis 4:28; Rm 8:29, 30; I Kor 2:7; Ef 1:5, 11, coba lihat di KJV predestinate, determined before). Kata kerja ini mengandung ide menandai atau mengangkat sebelumnya. Meski pemilihan dan predestinasi serupa dalam arti, keduanya mungkin dapat dibedakan demikian: dalam PEMILIHAN, YAHWEH telah memutuskan untuk menyelamatkan orang-orang yang menerima Anak-Nya dan keselamatan yang ditawarkan; sedangkan dalam penentuan dari semula atau Predestinasi, YAHWEH telah memutuskan untuk melaksanakan tujuan itu secara efektif.
III
xxi 7 E 931-27
Maka kami berkata seperti yang sudah jelas ditunjukkan dalam Alkitab,
yaitu bahwa dengan putusan yang kekal dan tak berubah-ubah telah
ditentukan oleh Allah orang-orang mana yang hendak diterimaNya dalam
keselamatan, dan mana sebaliknya yang hendak dibiarkanNya binasa.
Kami menyatakan bahwa mengenai mereka yang menjadi pilihanNya,
putusan itu berdasarkan rahmatNya yang cuma-cuma, dengan sama sekali
tidak mengindahkan apakah manusia layak memperolehnya; dan bahwa bagi
mereka yang diserahkanNya kepada kebinasaan, ditutupNya jalan masuk
ke kehidupan oleh karena hukumanNya yang benar dan tanpa cela, tetapi
yang tak dapat kita pahami. Selanjutnya kami menyatakan bahwa pada
orang-orang pilihan, panggilan itu adalah bukti tentang terpilihnya
mereka. Bahwa selanjutnya pembenaran adalah tanda kedua yang
menyatakannya, sampai tercapai kemuliaan yang merupakan
penggenapannya. Tetapi sebagaimana Tuhan menandai orang-orang
pilihanNya dengan panggilan dan pembenaran, begitu juga bagi yang
ditolak Ia menutup pengetahuan tentang namaNya atau pengudusan
RohNya. Itulah yang menjadi tanda-tanda yang memberitahukan kepada
mereka hukuman apa yang menantikan mereka.
YAHWEH
tidak harus menyelamatkan manusia yang semuanya telah berdosa karena
dosa Adam dan Hawa. Namun YAHWEH memberikan AnugerahNya dengan
mengirim Juruselamat. Tidak ada satu manusia pun yang sebenarnya
layak menerima ANUGERAH ini, karena semua manusia sudah berdosa dan
seharusnya BINASA seluruhnya. Namun yang merespon positif anugerah
YAHWEH ini dengan mau menerima Penebusan Yesus melalui bertobat,
beriman, dan percaya, inilah yang beroleh selamat. Dan mereka yang
tetap beriman sampai mati, inilah yang selamat. Mereka yang melepas
imannya dengan menyangkali Yesus, akhirnya binasa. Karena praktek
pengaplikasian keselamatan sudah diingkari olehnya dengan tidak mau
tetap beriman. Tetap beriman bukan perbuatan/amal, namun kesetiaan
mengikut Yesus sampai mati yaitu beriman sampai mati. Ini
berbicara sikap hati bukan perbuatan.
Ajaran
predestinasi dalam Alkitab.
III
xxii 1 E 932-12
Umumnya
orang beranggapan bahwa Allah membeda-bedakan manusia sesuai dengan
apa yang diketahuiNya sebelum waktunya tentang amal-amal mereka
masing-masing. Jadi, menurut anggapan itu, yang diterimaNya sebagai
anak-anakNya ialah mereka yang diketahuiNya sebelumnya akan layak
menerima rahmatNya; dan yang diserahkanNya kepada hukuman mati ialah
mereka yang dilihatNya mempunyai watak yang cenderung ke kejahatan
dan kefasikan.
Tetapi ada pula yang mengecam ajaran yang sehat dengan kritik yang
sangat keras. Mereka hendak mengadu Tuhan oleh karena sebagian orang
telah dipilihNya menurut perkenananNya, dan sebagian orang
dilewatiNya.
Manusia sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dihadapan YAHWEH seluruh umat manusia sudah berdosa, beda dengan Malaikat karena diciptakan sekaligus tidak lewat regenerasi, jadi ada yang berdosa, ada yang tidak. Ini juga mungkin menjadi faktor yang membuat tidak ada korban penghapus dosa bagi sebagian malaikat yang memberontak dan berdosa, juga karena mereka berdosa di tempat yang sempurna/takhta YAHWEh tempat Kudus YAHWEH, di Surga. Karena semua manusia sudah berdosa, maka tentu manusia yang berdosa tidak bisa menghapus dosanya sendiri, karena sudah berdosa sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa (menempati posisi orang berdosa). Jadi tidak ada hal satupun yang bisa dilakukan manusia untuk menghapus dosanya. Dosa harus dihukum, jika manusia yang tidak mungkin bisa menghapus dosanya, dihukum, tentu semua umat manusia BINASA. Maka YAHWEH memberi kasih karunia, mengirim Pribadi kedua dari YAHWEH TRITUNGGAL yaitu Anak Elohim yang bernama Yesus menjadi MESIAS dan Juruselamat untuk menanggung dosa seisi dunia (segala dosa manusia dari manusia pertama sampai manusia terakhir). YAHWEH berdaulat dan memberi Anugerah lewat Penyaliban, Kematian dan Kebangkitan Yesus, seluruh umat manusia diperdamaikan dengan YAHWEH. Nah, lewat Yesuslah, YAHWEH memberi Anugerah, kepada siapa yang mau menerima INJIL atau Kabar Baik ini. Sekarang, manusia bertanggung jawab 100% untuk merespon Anugerah YAHWEH atau Injil Keselamatan di dalam Yesus Kristus. Respon manusia ada dua, mau menerima atau menolak. Yang menerima berarti merespon positif Anugerah YAHWEH, yang menolak berarti merespon negatif Anugerah YAHWEH. Jadi kita lihat YAHWEH berdaulat 100% dan manusia bertanggung jawab 100%.
Saya pernah bertanya kepada seorang pengajar STT yang khotbah di Persekutuan Kaum Muda, adakah Anugerah yang tidak bisa ditolak? Bisakah kita menolak Anugerah YAHWEH. Beliau kuatir karena penginjil kami dari SAAT tentu percaya point IRRESISTIBLE GRACE (Anugerah yang Tidak bisa Ditolak), beliau melempar balik pertanyaan itu kepada para pemuda. Teman saya menjawab, tidak bisa. Akhirnya beliau memberi sebuah contoh, jadi Anugerah bisa ditolak. Dari pengertian anugerah yaitu pemberian cuma-Cuma kepada orang yang tidak layak menerimanya, tentu saja Anugerah bisa ditolak juga bisa diterima. Demikian juga dengan Injil Keselamatan bisa ditolak bisa diterima.
E
933-31
Sebaiknya kita memperhatikan sekarang apa yang dikemukakan oleh
Alkitab mengenai pemilihan dan penolakan itu. Apabila Paulus
mengajarkan bahwa kita dipilih dalam Kristus sebelum dunia dijadikan
(Efesus 1:4), maka sudah pasti diperhatikan sama sekali apakah kita
layak memperolehnya. Dengan demikian ia seakan-akan berkata bahwa,
mengingat bahwa Bapa di surga tidak menemukan dalam seluruh keturunan
Adam sesuatu apapun yang layak bagi pilihanNya, maka pandanganNya
diarahkanNya kepada KristusNya, supaya dari tubuh Kristus dipilihNya
anggota-anggota untuk diterimaNya agar mendapat bagian dalam
kehidupan. Maka hendaklah bagi orang-orang percaya berlaku pikiran
ini: bahwa kita diterima di dalam Kristus untuk mendapat bagian dalam
warisan surgawi, karena diri kita sendiri tidak mampu mencapai
kemuliaan demikian.
Kita
dipilih di dalam Kristus dengan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juruselamat.
III
xxii 3 E 935-12
Jika Ia memilih kita supaya kita menjadi kudus, maka kita tidak
dipilihNya sebab diketahuiNya sebelumnya bahwa kita bakal menjadi
kudus. Sebab tidaklah cocok dua hal yang berikut ini: bahwa
orang-orang saleh itu kudus karena terpilih, dan bahwa mereka
berhasil terpilih karena perbuatan-perbuatan mereka. Dan di sini
tidak berlaku dalih yang seringkali mereka pakai bahwa Tuhan tidak
memberi anugerah pemilihan itu sebagai balasan atas amal-amal yang
sudah lampau, tetapi bahwa itu dikaruniakanNya karena amal-amal yang
akan datang. Sebab apabila dikatakan bahwa orang-orang percaya
dipilih supaya mereka menjadi kudus, maka sekaligus disetujui bahwa
kekudusan yang kemudian akan terdapat di dalam diri mereka itu
berasal dari pilihan itu.
Pernyataan John Calvin di atas salah besar. Semua manusia telah berdosa sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, bagaimana manusia bisa menjadi kudus dengan melakukan perbuatan-perbuatan/amal baik? Tidak mungkin, dirinya tetap manusia berdosa. Manusia hanya bisa menjadi kudus dihadapan YAHWEH ketika manusia merespon positif dengan menerima Injil Keselamatan dalam Kristus yaitu melalui beriman kepadaNya. Beriman bukanlah perbuatan, namun sikap hati manusia.
NB:
Fundamental dan kaum Arminian melihat bahwa Penafsiran John Calvin tentang Predestinasi sudah kebablasan. Ajaran John Calvin tentang Predestinasi dan TULIP bersumber dari orang yang sangat dikaguminya yaitu Agustinus, Bapa Gereja Katolik.
Dr. David Cloud dalam bahasan mengenai KESESATAN CALVINISM bahkan sampai berkata, masih lebih benar ajaran Arminian daripada kita harus percaya pada ajaran CALVINISME terutama saya simpulkan menyangkut Predestinasi dan TULIP yang salah kaprah karena memakai ayat2 Alkitab untuk mendukung Penafsiran Teologinya. Saya sepakat dalam hal ini. Ajaran John Calvin adalah Filsafat berkedok ayat2 Alkitab, Teologi yang menggunakan Filsafat.
Dr. Suhento Liauw pernah berkata:
Anda pasti sudah tahu bahwa saya melihat Calvinisme bukan hanya salah bahkan sesat. Pengajaran calvinisme itu menusuk Allah dengan cara menyanjungnya.
Anda berkata "Saya percaya bahwa nasib tiap-tiap orang “ditentukan oleh Allah.” Ini adalah konsekuensi logis dari kedaulatanNya." Satu saja statemen anda ini bisa disimpulkan bahwa iblis itu diciptakan Allah, atau jika anda percaya bahwa iblis dari malaikat, maka berarti Allah yang merubah sebagian malaikat menjadi iblis. Dan jika seorang gadis diperkosa bergilir 10 orang itu nasibnya telah ditentukan oleh Allah. Dan yang memperkosa juga nasibnya sudah ditentukan Allah. Hitler membunuh sekitar 6 juta orang Yahudi itu karena nasibnya sudah ditentukan Allah, dan Kmer Merah membunuh lebih satu juta rakyat Kamboja itu karena nasib mereka sudah ditentukan Allah. Jadi Allah itu yang terkejam dari semua manusia kejam di muka bumi, karena sebenarnya bukan kehendak orang-orang jahat itu melainkan nasib mereka telah ditentukan Allah. Bisakah kita simpulkan bahwa ujung-ujungnya Allah adalah monster. Itulah sebabnya saya berkata bahwa calvinisme itu bukan hanya sesat bahkan sebuah theologi yang seolah-olah mengagungkan Allah padahal menusuk Allah.
Bahkan hampir semua calvinis setuju dengan Calvin bahwa Allah menikmati semua kekejaman itu. Di balik calvinisme itu ada iblis yang lebih hebat dari yang mendirikan Mormon, Saksi Jehova, dll. Karena yang lain-lain itu hanya berhasil mengganggu kekristenan dari luar, tetapi calvinisme berhasil masuk ke dalam kekristenan, dan merambah ke hampir seluruh denominasi. Dan kebanyakan calvinis yang saya jumpai sudah hilang akal sehat, sehingga membela mati-matian. ketika orang menyimpulkan lebih lanjut dari statemen mereka sendiri, biasanya mereka berkelit bahwa bukan begitu, tetapi begini dsb.
Kalau anda mau diselamatkan dan berguna bagi Tuhan, tinggalkanlah calvinisme. Dulu saya juga seorang calvinis. Mantan dosen-dosen saya juga orang-orang calvinis.
Semua kesalahan ini diawali dari kesalahfahaman tentang masalah kedualatan Allah dan manusia yang Allah ciptakan dng [1] kemampuan berpikir, [2] kesadaran diri, dan [3] kehendak bebas.
Baiklah kita sama-sama merenung lagi. Saya sudah merenung tentang calvinisme dan berada di dalam iman terhadap calvinisme lebih dari dua puluh tahun. Tetapi puji syukur kepada Allah, Ia menerangi hati saya sehingga bisa memahami bahwa Ia adalah Allah yang maha kasih, yang menciptakan malaikat dan manusia yang diberi [1] kemampuan berpikir, [2] kesadaran diri, dan [3] kehendak bebas. Ketika malaikat dan manusia salah memakai keistimewaan yang diberikan kepada mereka, Allah tetap mengasihi manusia dan menebus manusia. Saya tahu bahwa Allah yang maha kasih tidak mungkin menentukan orang diperkosa, tetapi itu hasil perbuatan manusia yang jahat. Allah tidak pernah memilih orang untuk dikirim ke neraka tanpa kondisi (Unconditional Election), mereka ke neraka karena mereka tidak mendengarkan Injil dan menolak Injil.
Saya berdoa dengan kasih agar anda juga dicelikkan seperti saya. Saya minta maaf kalau ada kata-kata yang tidak enak. Saya tidak pernah menyerang pribadi orang melainkan menyerang calvinisme (suatu pengajaran) yang saya lihat sangat sesat. Tetapi dengan tulus saya katakan bahwa saya mengasihi anda juga calvinis yang lain. Saya sangat ingin mereka menyadari kesalahfahaman penafsiran John Calvin.
dedewijaya83.blogspot.com seri Lengkap KALVINISME