Dapatkah Kalvinisme mengatakan, bahwa mereka adalah kelompok yang menjunjung Allah dan merendahkan manusia dengan konsep:
• Manusia tidak bebas berbuat baik
• Manusia tidak bebas percaya kepada Allah
• Manusia tidak bisa merespon kepada Allah
Bukankah konsekuensi dari konsep ini, bahwa Allah adalah Pribadi yang sangat bodoh:
1. Memberi perintah untuk memenuhi bumi ini kepada mayat.
2.
Memerintahkan manusia untuk percaya, tetapi jelas-jelas manusia itu
tidak bisa percaya karena mati secara rohani, tidak bisa merespon
dantidak bisa percaya.
3. Meminta pertanggunganjawab kepada manusia yang mati, yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Bukankah
Kalvinisme menempatkan Allah pada posisi yang sangat tidak sopan dan
sangat menghina Allah karena ternyata Allah orang Kristen adalah Allah
yang kurang kerjaan yang meminta pertanggunganjawab kepada mayat.
Dapatkah Anda bayangkan bila Tuhan memberi perintah kepada mayat untuk:
bekerja, beranak cucu, bertobat, percaya dan masih banyak lagi. Dan
kalau manusia yang seperti mayat itu tidak melakukannya, maka Tuhan
akan menghukum mayat-mayat yang tidak mengikuti atau melaksanakan
perintahNya akan masuk Neraka.
Maukah Anda memiliki Allah seperti itu?
Untuk apa semua ayat yang ada dalam Alkitab menginstruksikan manusia untuk:
• Percayalah
• Bertobatlah
• Mari kita berperkara
• Kamu harus mempertanggungjawabkan
• Marilah datang kepadaKu (Mat 11:28)
Dalam pengertian umum, bebas itu minimal ada dua pilihan. Tetapi dalam pengertian Kalvinis bebas itu hanya bebas percaya, secara khusus kepada mereka yang sudah Allah pilih dari semula (kekekalan).
Padahal
manusia bebas sebebas-bebasnya, tetapi dalam pelaksanaanya Allah dapat
intervensi. Misalnya seseorang yang ingin meledakkan sebuah mall, dia
bebas melakukannya, tetapi dalam hal ini Allah dapat mengintervensi
supaya hal ini terjadi atau Allah tidak menginjinkannya.
Dalam
pemahaman Kalvinis, manusia tidak mempunyai kehendak bebas yang
berhubungan dengan keselamatan dan menuduh mereka yang menekankan
manusia bisa beriman percaya keselamatan karena usaha. Padahal usaha
tidak sama dengan iman.
Contoh: kita menerima rumah lengkap
dengan segala perabotannya. Ketika kita menerimanya kita tidak
berjasa(atau melakukan suatu usaha) tetapi itu adalah hadiah yang
diberikan kepada kita sehingga kita layak untuk menerima kunci atau
rumah itu.
Dalam Roma 9:16, bahwa benar kita selamat bukan
karena usaha, dan perlu diingat percaya itu bukan usaha, tetapi sikap
iman yang menerima anugrah keselamatan yang telah Allah sediakan. Ayat
ini bukan dibuat percaya seperti yang diyakini oleh Kalvinis. Iman dan Usaha dalam Alkitab itu berbeda.
Dalam
konsep Kalvinis iman adalah anugrah yang Allah berikan kepada manusia,
bukan sesuatu yang timbul dari manusia sebagai respon dari pendengaran
akan firman Kristus (Roma 10:17).
Roma 4:5 “Tetapi kalau ada orang
yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang
durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.”
Yang tidak
bekerja tetapi yang percaya kepada Dia dihitung Allah sebagai
Kebenaran. Dalam ayat ini nyata, bahwa percaya itu bukan sebuah
pekerjaan. Di sinilah salah satu kesalahan Kalvinis yang sangat fatal
menyamakan Percaya/iman itu sama dengan usaha. Hal ini mengakibatkan
Allahlah yang melakukan segala sesuatunya kepada manusia termasuk
menaruh iman ke dalam hati manusia agar ia percaya. Bila tidak
demikian, maka manusia itu tidak akan pernah dan tidak mungkin percaya.
Analogi-analogi yang sering Kalvinis pakai:
1.
Allah Mahakudus, tidak bisa berbuat dosa. Allah hanya bisa berbuat yang
baik karena memang itu sifatNya. Manusia berbuat dosa karena itu memang
sifatnya. Maka kesimpulan Kalvinis adalah manusia tidak bisa berbuat
baik dan tidak bisa merespon kepada Allah.
2. Adam pra-dosa bisa
berbuat baik dan jahat (bebas), tetapi Adam memilih yang jahat. Adam
kedua (Yesus) hanya bisa berbuat yang baik. Hal ini didukung oleh
ayat-ayat: matius 7:17-18,”pohon yang baik menghasilkan buah yang baik
dan sebaliknya. Matius 12:34-35, “orang yang baik mengeluarkan yang
baik dari perbendaharaanya dan sebaliknya.”
Ini adalah analogi yang salah.
Adam dan Yesus.
Bagaimana dengan orang yang percaya atau orang yang dipilih menurut
konsep Kalvinis, apakah mengikuti Adam atau Kristus? Bila mengikuti
Kristus, bagaimana dengan kehidupan Kristus. Apakah Ia pernah melakukan
dosa atau kesalahan? Bila tidak! Maka seharusnya setiap orang pilihan
tidak akan pernah sekalipun melakukan yang salah atau berbuat dosa.
Tetapi adakah diantara Kalvinis yang berani mengatakan, bahwa ia tidak
pernah melakukan kesalahan sekalipun? Ini mustahil dan tidak akan ada
seorangpun yang lolos dari kesalahan.
Inilah yang menjadi kesimpulan Alkitab mengenai kebobrokan manusia:
Bahwa
manusia telah jatuh ke dalam dosa dan memiliki posisi orang berdosa
yang hatinya cenderung jahat (bobrok). Tetapi kebobrokan manusia ini
tidak sampai membawa kepada ketidakmampuan total. Kebobrokan manusia
masih bisa diimbangi dengan Kasih Karunia Allah melalui taurat yang di
taruh Allah dalam hati manusia secara umum. Hal ini terbukti bahwa
manusia yang tidak percaya kepada Kristuspun tidak dengan sembarangan
melakukan hal yang jahat atau tindakan moralitas yang bejat. Hati
nurani manusia masih hidup yang mencegah melakukan sesuatu yang jahat,
baik di mata manusia maupun di mata Allah. Misalnya mencuri,
memperkosa, membunuh, menipu dll.
Bukti manusia itu bisa berbuat
baik adalah bukti kasih karunia Allah kepada setiap manusia. Kain anak
Adam, manusia pertama menjadi contoh bahwa manusia memiliki kemampuan
untuk mengalahkan dosa. Kejadian 4:7 “Apakah mukamu tidak akan berseri,
jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa
sudah mengintip di depan mata. Ia sangat menggoda engkau tetapi, engkau
harus berkuasa atasnya.” Allah masih memberikan kasih karunia kepada
manusia untuk melawan dosa. Ini adalah bukti nyata yang dilakukan oleh
manusia yang tidak percaya kepada Allah.
Manusia yang tidak percaya kepada Tuhan dapat menimbang yang baik dan yang jahat dalam hatinya, ini sering disebut (Common Grace)
atau Anugrah Umum. Dalam Yohanes 16:8-15 Allah memberikan Roh Kudus
untuk menginsafkan dunia akan dosa. Dunia di sini mengacu kepada
seluruh manusia yang berada di dunia tanpa terkecuali. Roh Kudus tetap
bekerja sekalipun Dia tidak masuk ke dalam hati seseorang. Roh Kudus
hanya mendiami hati orang yang percaya kepada Kristus sebagai
Juruselamat.
Kebobrokan yang Alkitab ajarkan tidak menghilangkan
kehendak bebas manusia dan selalu ada pilihan. Kehendak bebas yang
sejati memiliki minimal (2) dua pilihan. Contoh: Yosua 24:15 ”Tetapi
jika kamu anggap tidak baik beribadah kepada TUHAN, tetapi pilihlah
pada hari ini kepada siapa kamu beribadah.” Dalam Roma 6:16
“menyerahkan diri menjadi hamba kebenaran.”Ada pilihan bagi manusia
yang memiliki kehendak bebas. Manusia bebas untuk beribadah kepada
siapa saja yang ia percayai, dan bebas untuk memperhambakan dirinya
kepada siapa yang ia kehendaki, tanpa Allah pernah paksa. Tetapi dalam
kenyataan Allah menginginkan manusia itu beribadah kepadaNya, tetapi
tidak memaksakan kehendakNya.
Menjadi pertimbangan lainnya
adalah perintah Allah kepada manusia untuk melakukan perintahNya. Bila
Allah memberikan perintah kepada manusia membuktikan manusia itu mampu
untuk melakukannya. Seperti dalam Yesaya 45:22 “berpalinglah kepadaKu
dan berilah dirimu diselamatkan.” Matius :28 “marilah kepadaKu yang
letih lesu dan berbeban berat” Wahyu 22:17 “Barang siapa mau?”
bagaimana dengan pernyataan-pernyataan Alkitab yang memberikan kepada
manusia pilihan untuk datang atau tidak dan untuk percaya atau tidak. Apakah
Allah akan memanggil mereka yang sudah Ia tentukan untuk tidak datang?
Apakah Allah akan memerintahkan manusia untuk percaya sementara Allah
itu telah menentukan ia tidak percaya? Apakah Allah sedang memanggil
mayat yang sama sekali tidak dapat merespon, tidak dapat mendengar dan
tidak dapat bergerak? Mungkinkah Allah yang Mahabenar, Maha kasih,
Mahakudus akan melakukan tindakan yang demikian? Apakah Allah sedang
mempermainkan manusia supaya bertobat dan percaya kepadaNya, tetapi
Allah itu sendiri juga telah menentukan untuk tidak bertobat dan
percaya kepadaNya?
Sungguh aneh Allah yang ada dalam konsep Kalvinis.
Bila demikian apakah Kalvinis sedang memposisikan Allah pada tempat
yang sesungguhnya atau mereka sedang memposisikan Allah pada posisi
yang sangat rendah sekali? Bila demikian mereka sedang menghina Allah
dengan mencoba mempertentangkan sifat-sifat Allah Maha benar, Maha
Kudus, Maha Kasih dan Maha Adil. Allah dapat melakukan segala sesuatu
asalkan tidak bertentangan dengan sifat-sifatNya. Allah tidak mungkin
memilih sebagian masuk Surga dan Ia memilih sebagian masuk Neraka tanpa
syarat.
Pemilihan masuk Surga yang tanpa syarat sebagai bukti
kasihNya, maka konsekuensi dari itu Allah juga telah memilih sebagian
tanpa syarat masuk ke Neraka. Mungkinkah hal ini akan Allah lakukan?
Bila Ia dapat memilih siapa yang bisa masuk Surga tanpa syarat, dan
memilih siapa yang masuk Neraka tanpa syarat, maka hal ini bertentangan
dengan sifat-sifatNya. Bila Allah dapat menolong seluruhnya kenapa
tidak semua Ia tolong?
Allah yang Kalvinis beritakan bukanlah Allah yang sesuai dengan Alkitab
Comments
GBIAS, Allah Kehilangan KEDAULATANNYA Waktu Menciptakan Manusia
Tue, 10/02/2009 - 23:20 — iah iahAnda tahu KEHEBATAN GBIAS? Dia tahu hal-hal yang tidak diajarkan bahkan ditentang mati-matian oleh para Theolog Calvininist sebagai AJARAN Calvinist. Para Theolog Calvinis mengajarkan bahwa, kehendak bebas manusia dan akal budi manusia sama sekali tidak hilang ketika Adam dan Hawa berdosa. Theolog Calvinis juga mengajarkan bahwa KEDAULATAN Allah diwujudkan di dalam kehendak dan akal budi manusia, bukan MENIADAKAN kehendak dan akal budi manusia.
Kehebatan GBIAS adalah, dia tahu walaupun para Theolog Calvinis kekeh-jumekeh menyangkal, bahwa Theologia Calvinis mengajarkan bahwa manusia tidak punya kehendak bebas dan akal budi. RUARrrrr Biasa. Aneh bin ajaib namun itulah GBIAS.
Kehebatan lainnya dari GBIAS adalah dia tahu hal-hal yang tidak diajarkan Alkitab, bahkan ditentang Alkitab sebagai AJARAN Alkitab. Alkitab mengajarkan bahwa tidak ada seorangpun yang mencari Allah dan tidak ada seorangpun yang mengenal Allah, bahkan Allah secara gamblang memberi PERINTAH agar manusia TIDAK bergantung kepada hikmat manusia. Namun GBIAS tahu bahwa itu bukan ajararn Alkitab, sebab ajaran Alkitab yang benar adalah. Manusia dengan kehendak bebas dan akal budinya, dengan HIKMATNYA mampu mencari dan mengenal Allah bahkan MENENTUKAN bagaimana Allah harus BERPRILAKU sebagai Allah.
KEDAULATAN Allah harus TUNDUK pada kehendak bebas manusia. PENGETAHUAN Allah harus tunduk kepada HIKMAT manusia. Apabila Allah tidak BERLAKU demikian, maka DIA bukan Allah, walaupun mengaku DIRI Allah, Dia tidak patut disembah.
Alkitab mencatat:
seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Roma 3:10
Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Roma 3:11
Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. Roma 3:12
Apabila anda bertanya kepada GBIAS dan orang-orang sejenisnya, bagaimana kita memahami ayat-ayat tersebut di atas? Mereka akan mengajarkan cara untuk menafsirkan ayat-ayat tersebut di atas.
Di dalam sebuah perusahaan ada beberapa orang Karyawan yang melakukan kesalahan namun banyak juga yang bekerja dengan benar. di dalam rapat, pimpinan perusahaan memarahi anak buahnya dengan berkata:
"Kalian gimana sich? Semua pekerjaan nggak ada yang beres. Nggak ada yang kerjaannya bener."
Bukankah hal demikian lazim terjadi di dalam perusahaan? Aapabila hal demikian lazim terjadi di dalam perusahaan apalagi di dalam kerajaan Allah? apabila bos perusahaan lazim melakukan hal demikian, apalagi Allah? Bukankah manusia adalah peta teladan Allah? Mustahil Allah tidak seperti peta teladan-Nya. apabila Allah tidak seperti peta teladan-Nya (manusia), berarti dia MENYANGKAL diri-Nya, ucapan-Nya. Berarti Dia membual ketika berkata bahwa manusai adalah peta teladan-Nya.
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Efesus 1:4
Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. II Tesalonika 2:13
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Efesus 1:3-8
Bila anda bertanya, bagaimana memahami ayat-ayat tersebut di atas yang dengan GAMBLANG menyatakan bahwa Allah yang MEMILIH manusia karena semua manusia TIDAK MEMILIH Allah? Mereka akan mengajarkan anda untuk menfsirkannya.
Allah kan mahatahu, itu sebabnya Dia tahu siapa-siapa saja yang akan MEMILIHNYA. Dengan pengetahuan demikianlah Allah MEMILIH orang-orang untuk diselamatkan.
Ketika perusahaan membuat program mengirim karyawan untuk mengikuti pendidikan, beberapa karyawan dengan senang hati mengikutinya sementara yang lainnya menolak untuk mengikutinya. Di dalam rapat perusahaan, pimpinan lalu membacakan Surat Keputusan untuk mengirim karyawan-karyawan yang ingin mengikuti program pendidikan. Di dalam Surat Keputusan itu tertulis: Dengan ini perusahaan MEMUTUSKAN untuk MEMILIH dan mengirim si A, B, C, D, dll untuk mengikuti pendidikan.
Siapa yang MEMUTUSKAN? Pimpinan Perusahaan. Siapa yang MEMILIH? Pimpinan perusahaan? Namun, KEPUTUSAN dan PILIHAN itu didasarkan pada KEHENDAK karyawan dan karyawan memilih untuk ikut program pendidikan dengan Akal Budi. Pimpinan yang bijaksana memang bekerja dengan cara demikian. bila main paksa, itu berarti memperlakukan karyawan sebagai robot. Itu artinya otoriter. Pimpinan perusahaan yang bijaksana mustahil melakukannya. Pimpinan perusahaan yang bijaksana memutuskan dan memilih karena TAHU karyawan-karyawan yagn dipilih memang sudah memilih untuk ikut pendidikan. Hal demikian sangat manusiawi di samping itu juga menghindarkan pimpinan perusahaan melakukan SALAH pilih. Bayangkan, setelah MEMILIH ternyata karyawan MENOLAK, mau ditaruh di mana MUKA pimpinan perusahaan?
Karean pimpinan perusahaan melakukannya, mustahil Allah tidak melakukan hal demikian. Dengan demikian, maka Allah menunjukkan kebijaksanaan dan KEADILANNYA. Bukankah Allah itu MAHABIJAKSANA dan MAHAADIL? Pasti itulah yang dilakukan Allah.
Anda tahu, Allah patut dikasihani. KECIAN dech Allah! Sebelum menciptakan manusia, Allah berdaulat 100%, namun setelah menciptakan manusia, Dia kehilangan kedaulatan-Nya karena harus MENAKLUKKAN kedaulatannya pada KEHENDAK manusia.
Sebelum menciptakan manusia Allah adalah TUHAN 100%, setelah menciptakan manusia, manusialah yang MENENTUKAN apakah Allah itu TUHAN atau bukan. Tentu saja Allah TAKUT kehilangan KETUHANANNYA. Itu sebabnya dia membiarkan MANUSIA yang MENENTUKAN Dia Allah atau BUKAN.
Namun Allah adalah Allah, banyak sekali akalNya. Karena TIDAK berdaulat menentang KEDAULATAN manusia, maka Allah pun mencari AKAL untuk memperoleh KEDAULATANNYA kembali. Dia menetapkan hari KIAMAT untuk mengakhiri KEDAULATAN manusia. Itu sebabnya hari kiamat juga disebut hari PEMBALASAN atau hari PENGHUKUMAN. Pada hari itu, Dia akan MEMBALAS DENDAM kepada manusia-manusia yang kekeh-jumekeh mengangkangi KEDAULATNYA dan memberi anugerah SURGA kepada manusia yang secara SUKARELA menaklukkan KEDAULATANNYA kepada Allah.
Lalu bagaimana tentang kematian Kristus di kayu salib? Ah ... masa untuk hal sederhana demikian saja anda tidak tahu? Itu kan TAKTIK dagang? Itukan DRAMA untuk mendapatkan belas kasihan dari manusia agar mau menaklukkan diri kepada Allah? Itu kan GERTAK SAMBAL untuk menakut-nakuti manusia agar mau menaklukkan diri kepada Allah?
Manusia jahat memang banyak, namun manusia yang baik jauh lebih banyak. Nggak percaya, coba anda bandingkan jumlah penduduk dengan jumlah orang di penjara. Banyakan yang nggak di penjara kan? Dengan kondisi demikian, seharusnya Yesus Kristus nggak perlu mati di kayu salib. Seharusnya Allah tidak perlu membuat drama MURAHAN demikian. Toh dengan akal budinya manusia tahu mana yang jahat dan mana yang baik, toh manusia punya kuasa untuk menggunakan kehendak bebasnya untuk memilih yang baik. Manusia itu kan peta teladan Allah? Mustahil nggak milih yang baik. Memang sich ada juga yang memilih untuk menjadi jahat tapi jumlahnya kan sedikit? Wajarlah, namanya juga USAHA!
Bila anda tertarik untuk memahami ajaran Alkitab tentang Predestinasi, silahkan klik di sini dan di sini.
Aku berdosa, namun tidak berani berbuat jahat, mustahil menentang kehendakNya!
Kebaikan dirimu, tak berani kusembunyikan, kejahatan diriku, tak berani kuampuni!
Kasihan Allah...
Tue, 10/02/2009 - 23:23 — calvinistSetelah membaca uraian sdr iah-iah, bukankah benar Allah GBIAS adalah Allah yang kasihan? sekaligus Allah yang sedang bermain drama (penyelamatan) supaya tidak malu karena HARUS menaati ATURAN MAINNYA sendiri, yaitu menghargai kebebasan kehendak manusia? Lho, sekarang Allah menjadi ROBOT manusia?
Calvinist
kata siapa ?
Wed, 11/02/2009 - 18:01 — uangmakanemang MUSA itu malaikat ? setiap pewahyuan melalui manusia itu BISA tidak murni. manusia diciptakan memang tidak sempurna, seandainya manusia tidak perlu makan dan tidak birahi, dunia ini akan jauh lebih aman
kata siapa ?
Wed, 11/02/2009 - 18:01 — uangmakanemang MUSA itu malaikat ? setiap pewahyuan melalui manusia itu BISA tidak murni. manusia diciptakan memang tidak sempurna, seandainya manusia tidak perlu makan dan tidak birahi, dunia ini akan jauh lebih aman