BAB VIII
Sikap-sikap Dasar dan Tindakan yang Penting
dalam Berapologetika
Sebelum
lebih jauh membahas mengenai struktur apologetika Alkitabiah, maka terlebih
dahulu perlu dipahami mengenai sikap-sikap dasar dan tindakan yang penting
dalam berapologetika sehingga struktur yang telah begitu baik dapat secara
maksimal bermanfaat didalam penerapannya. Hal-hal tersebut antara lain:
A.
Kehidupan yang konsisten
Orang Kristen seringkali hanya tertarik mempelajari hal
bagaimana berapologtika secara Alkitabiah, tetapi mereka lupa bahwa teori yang
begitu baik tersebut tidak akan bermanfaat banyak apabila kehidupan dari orang
yang melakukan apologetika tersebut tidak berada dalam kebenaran. Karena itu
syarat mutlak yang perlu dipenuhi seseorang dalam mempertanggungjawabkan imannya
adalah dengan hidup secara konsisten dalam kebenaran firman Tuhan.
Sebagai saksi iman, orang percaya harus hidup dalam
kebenaran dan hidup rukun sesama orang percaya serta setiap hari membaca
Alkitab dan berdoa kepada Allah. Karena orang yang benar adalah orang yang
kesukaannya firman Allah dan kehidupan doa yang setia dan tekun merupakan kunci
dari apologetika yang efektif.
B.
Pendekatan yang hati-hati
I Petrus 3:15,16 menjelaskarm bahwa dalam mendekati
orang tidak percaya, kita harus dengan lembut dan hormat. Pendekatan
kadang-kadang berbicara lebih keras dari pada perkataan yang disampaikan. Hal tersebut
dengan jelas diuraikan dalam Kolose 4:5-6, “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap
orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantisa
penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi
jawab kepada setiap orang.” Mengenai penerapan hal tersebut ada bebrapa hal
yang perlu kita perhatikan agar tidak menjadi ekstrim:
1.
Ketegasan yang Lembut
Kelembutan
tidak berarti kompromi tetapi berpegang teguh pada alkitab, tetapi ketegasan
juga bukan berarti bahwa kita harus menyerang orang secara bertubi-tubi dengan
mengaggap dirinya sebagai pahlawan dan pemberita injil yang tidak terkalahkan.
Tarikan yang terlalu mengejutkan seringkali membuat orang lain terjatuh, sebaiknya
ketegasan yang lembut akan membimbing teman yang buta ketempat yang aman dalam
Kristus.
2.
Tantangan Yang disertai rasa Hormat
Orang
percaya tidak boleh berpikir bahwa orang tidak percaya adalah orang bodoh dan
hanya orang Kristenlah yang memilki kebenaran. Sikap seperti ini akan melahirkan
kesombongan sehingga tidak ada sikap hormat terhadap orang tidak percaya. Kita
harus menantang orang tidak percaya untuk meninggalkan jalan-jalannya yang tidak
benar dengan tetap memiliki rasa hormat.
3.
Jawaban yang langsung pada sasaran.
4.
Perhatian yang serius pada persiapan. Melakukan
apologetika secara alkitabiah merupakan sesuatu yang sukar karena itu harus
diberi tepat bagi persiapan yang serius jika kita ingin menerapkan apologetika
yang alkitabiah.
C.
Prosedur yang benar
1.
Apologetika dibangun di atas dasar metode yang
berdasadan Aikitab
2.
Apologetika alkitabiah menuntut orang percaya untuk mengajukan
kepercayaan kekristenan dengan keyakinan yang pasti bahwa segala sesuatu yang
dipercayainya adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
3.
Apologetika Alkitabiah harus mempertahanakan akan perbedaan
antara pencipta dengan ciptaan
4.
Apologelika Alkitabah memberikan tempat kepada akibat
dosa dan kelahiran kembali atas kemampuan manusia untuk mengetahui hal yang
benar dan memberikan keputusan moral yang benar
5.
Apologetika Alkitabiah berusaha untuk mengkomunikasikan
secara efektif dan meyakinkan orang tidak percaya bahwa ia merupakan gambar Allah
dan menyadari akan keterbatasannya sebagai mahkluk ciptaan Allah.
Responding with Wisdom
(Proverbs 26:4, 5)
Response by Truth
|
Response by Folly |
Purpose
Maintaining
Prov
|
Purpose
Revealing
Prov |
Basic
Christ
John
|
Basic
Humanity
|
Particular
1 Scripture
Public
Personal |
Particular
Acts
Understanding
Appreciating
Revealing |