MENYAMBUT ORANG LAIN BAGI KRISTUS

(Beberapa Pemikiran Tentang Pelayanan "Usher")

Bila kita memasuki hotel bintang lima, pasti sejak di pintu luar kita akan merasa diistimewakan. Mengapa demikian? Karena ada orang-orang yang khusus berdiri di pintu untuk menyambut kita. Seperti seorang pembesar saja. Pintu dibukakan, kita mendapat ucapan selamat pagi, dengan senyuman yang manis dan sebagainya. Pada hal penyambut tadi tidak mengenal siapa kita.

Pasti lain rasanya kita masuk ke sebuah pabrik dengan satpam yang menjaga di gardu gerbang utama di bawah tulisan "Tamu Harap Lapor". Atau masuk ke komplek militer dengan penjaga bersenjata lengkap. Kita yang harus menghormat mereka, meninggalkan indentitas kita, bahkan saya pernah dipersilahkan untuk melepas kacamata hitam saya. Walaupun saya mengerti maksud perlakuan seperti ini, terus terang timbul juga rasa tidak enak. Seperti tidak diterima dengan wajar.

Kalau kita menelepon suatu perusahaan dan lawan bicara kita suaranya lembut dan sikapnya sangat membantu, maka kita akan mempunyai citra yang baik tentang perusahaan itu. Sebaliknya kalau kita mendengar seperti ini: "Halo, situ siapa! Mau cari siapa? Tidak ada! Nanti saja telpon lagi! Sudah ya!", bagaimana perasaan kita?

Gereja membawa citra Kristus di dunia ini. Termasuk, kelemahlembutan-Nya, belas kasihan-Nya, selalu siap menolong dan selalu membawa rasa bahagia dan damai bagi orang yang berada di dekat-Nya. Inilah tugas utama seorang "usher". Usher merupakan orang terdepan yang langsung bertemu dengan orang yang datang ke gereja. Dan kesan pertama adalah kesan yang paling penting.

Orang yang merasa dihormati dan diperhatikan sewaktu memasuki gedung gereja akan merasa diterima. Perasaan ini akan membawa dia ke suasana hati yang siap untuk berbakti; menikmati hadirat Tuhan, memuji Tuhan dan mendengarkan Firman-Nya. Jadi manfaatnya dirasakan langsung secara rohani.

Wajar bila orang yang telah disambut dengan baik akan terkesan. Dia akan tertarik untuk datang lagi. Dan ini membuka pintu baginya untuk bergabung menjadi anggota gereja yang telah menyambutnya dengan hangat. Karena dewasa ini banyak orang merindukan kehangatan hubungan dengan orang lain, tetapi susah mendapatkannya.

Orang yang pernah merasakan nikmatnya disambut ketika memasuki sebuah gereja, dapat menjadi penyambut yang baik bagi orang lain. Pengalamannya menjadi guru yang baik. Jadi, cara mengembangkan pelayanan usher bukan dengan kampanye untuk merekrut orang banyak, tetapi semakin banyak orang tersentuh hatinya oleh pelayanan para usher, semakin ia bersedia untuk melakukan hal yang sama bagi orang lain.

Siapa Yang Harus Menjadi Penyambut atau "Usher"?

Gereja yang mempunyai pelayanan usher, merupakan gereja yang menaruh perhatian pada setiap orang yang datang untuk berbakti bersama. Kita perduli akan setiap orang yang telah Tuhan gerakkan untuk datang ke kebaktian kita. Untuk itu kita punya usher.

Dibandingkan dengan berbagai departemen pelayanan lainnya, pelayanan usher kesannya merupakan pelayanan yang mudah. Tidak perlu melalui skrining atau persyaratan yang berat. Jadi mudah untuk merekrut personil baru. Banyak calon anggota jemaat yang disodori dengan tawaran berbagai bidang pelayanan, memilih untuk melayani sebagai usher. Tetapi, masalahnya ialah: mudah masuk, tetapi mudah pula keluar. Artinya setelah bergabung dengan pelayanan ini sebentar, kemudian mengetahui adanya pelayanan lain yang lebih menarik, kemudian pindah. Tidak apa-apa! Tetapi "spirit" sebagai seorang usher ini sering ditanggalkan dan ditinggalkan setelah tidak lagi menjadi usher. Misalnya tidak lagi tertarik untuk menyambut orang yang baru pertama kali hadir dalam kebaktian. Tidak lagi tergerak untuk mengulurkan tangan menyambut siapa saja, baik yang baru maupun yang lama.

Bila ada separuh jemaat yang tidak memperhatikan orang yang baru dalam jemaat, maka orang yang masuk ke dalam gereja kita segera akan merasakan masuk ke dalam gereja yang ekslusif. Sebaliknya bila ada seperlima jemaat saja yang mempunyai "spirit" sebagai usher yang baik (tidak perlu terlalu banyak), maka suasana gereja akan diwarnai dengan keramahan seperti layaknya sebuah keluarga.

Dalam sebuah keluarga, atau rumah tangga, siapakah yang bertugas untuk menyambut tamu? Tentunya semua anggota keluarga. Tidak ada pemilikan salah satu anggota keluarga yang tugasnya khusus untuk menerima tamu saja. Sedangkan yang lain tidak. Demikian juga dengan gereja. Semua anggota jemaat seharusnya menjadi seorang penyambut yang baik. Jadi tidak hanya mengandalkan orang-orang yang bergabung dalam pelayanan usher saja. Pelayan usher bertugas memberikan teladan bagi angota jemaat lain untuk menjadi penyambut-penyambut bagi Kristus.

Apakah Modal Utama Seorang Usher?

Senyum, cara menjabat tangan yang baik, kata-kata sambutan yang telah dipersiapkan, pakaian baru, mungkin yang seragam, atau apa? Semua hal ini penting. Penampilan yang baik akan menarik simpati orang. Seorang mahasiswa yang penampilan dan perilakunya baik sewaktu menghadapi dosennya, akan memberikan kesan yang baik bagi dosen tersebut.

Bagi orang yang bekerja menjual jasa atau suatu produk, pasti tahu bahwa penampilan penjual akan sangat mempengaruhi rasa percaya bagi pembeli. Ada sebuah bank swasta yang memberi tunjangan uang khusus untuk belanja bahan-bahan keperluan penampilan karyawan wanitanya. Untuk membeli pakaian, alat rias, sepatu dan yang lainnya. Kesan pertama akan membekas lama. Kalau untuk perusahaan tempat kita bekerja dan untuk pribadi kita berusaha untuk tampil prima, apalagi seharusnya untuk Tuhan.

Tetapi modal utama seorang usher bukan penampilan fisiknya. Modal utama seorang usher ialah: Hubungan yang baik dengan Kristus.

Bukankah kita ini surat-surat yang dapat dibaca orang lain. (2 Korintus 3:3) Surat yang dapat dibaca ialah surat yang terbuka. Apa isi surat yang dapat dan perlu dibaca orang lain? Isinya ialah "Tulisan" Roh Kudus dalam hati kita. Tulisan Roh Kudus adalah karya nyata Roh Kudus dalam hidup kita. Roh Kudus hanya dapat berkarya dalam diri kita kalau kita hidup dekat dengan Kristus. Inilah modal utama seorang usher.

Modal-modal yang lain bukannya tidak penting, tetapi tanpa modal utama tadi, maka yang lain menjadi tidak berarti. Tanpa sukacita dari Tuhan sendiri, maka senyum kita adalah senyum bohong-bohongan. jadi marilah kita tingkatkan persekutuan kita dengan Kristus. Berdoa senantiasa dan menggumuli dan menaati Firman-Nya. Biarlah pelayanan kita keluar dari hati yang telah diwarnai dengan kasih dan belas kasihan Kristus. Penampilan kita adalah penampilan Kristus. Kita adalah duta kristus di dunia ini.

Bagi Kristus setiap orang berharga. Baik yang tua, yang muda, yang kaya, yang bersahaja, semuanya sama. Bahkan orang yang berdosapun mendapatkan perhatian penuh. Untuk itulah Dia mau mati untuk menebus mereka. Maukah kita mematikan kepentingan diri kita sendiri untuk menjadi usher atau penyambut bagi Kristus. Firman Tuhan menyatakan bahwa bila kita menyambut orang yang paling rendah dalam masyarakat sekalipun, sama dengan menyambut Kristus.

Diambil dari:
Judul buletin: MDC News, edisi III, Tahun 1994
Penulis: Paulus Rahardjo
Halaman: 14 -- 15

Kategori: Misi

Keywords Artikel: gereja, Kristen, misi

Topic Artikel: Misi